"Kok pada sibuk, masak banyak lagi, Bi?" tanya Ze mengamati banyak menu makanan yang sebagian sudah tersaji di atas meja, dan masih banyak lagi yang masih on processed.
"Kamu gak tahu, nanti malam akan ada tamu istimewa yang akan datang ke rumah ini," jawab Juminten.
Ze tidak meneruskan pertanyaannya, karena Tuti bilang, Oma mencarinya. Bergegas Ze menemui Oma di kamarnya.
"Oma cari aku?" Kepala Ze muncul di balik pintu.
"Masuk sini, Ze. Bantu Oma dandan."
"Mau ada tamu besar ya, Oma?" Ze mulai menyisir rambut Oma yang sudah berwarna putih.
"Iya, doain ya. Saka mau bertemu calon jodohnya," jawab Oma mengembangkan senyum ke arah cermin. Awalnya dia berharap, siapa tahu Saka bisa menyukai Ze, dan mereka menikah, tapi tampaknya akan lama prosesnya, saat ini saja Saka tidak menyukai Ze, sementara Oma ingin sekali menimang cicit. Jadi, siapa pun yang ingin mencoba peruntungan mendekati Saka, pasti Oma dengan senang hati menerimanya.
***
"Apa kau sudah mempersiapkan semuanya? Aku gak mau sampai terjadi kesalahan hingga membuat keluarga ini malu!" Ucapan dengan nada memerintah itu membuat Mira dengan cepat mengangguk, lalu menoleh ke sampingnya.
Kinan yang ada di sampingnya ikut mengangguk.
"Mas tenang aja, Kinan tahu harus apa. Dia putri kebanggaan kita," ucap Mira membelai rambut Kinan.
Candra tidak mengatakan apapun lagi sepanjang jalan hingga mereka tiba di tujuan. Pikirannya tersita pada seseorang yang belum juga dia temukan. Apapun bukti yang ditemukan yang menyatakan putrinya Nara sudah meninggal, dia tidak akan percaya!
Satpam rumah mewah itu bergegas membuka gerbang pintu kala melihat mobil mewah yang ingin masuk.
Oma sudah memberitahukannya tadi kalau malam ini keluarga Mahesa akan menjamu tamu penting.
Begitu keluarga Regan menapaki lantai rumah, Oma sudah bersiap menyambut kedatangan mereka. Penampilan anggun khas wanita berkelas, dengan senyum melengkung indah di bibir.
"Selamat datang, terima kasih kalian sudah mau berkunjung ke rumah kami," sapa Oma dengan ramah. Saka dengan wajah terpidana matinya berdiri di samping sang Oma, kaku dan tidak ada senyuman malam ini.
Dua hari lalu mereka sudah berdebat akan hal ini. Saka menolak ide gila Oma yang ingin menjodohkannya dengan putri Candra Regan. Yang paling mencengangkan, rencana perjodohan itu sudah sejak lama disepakati tanpa sepengetahuan Saka.
Istri Candra Regan, baru saja bergabung dengan kumpulan para istri CEO kelas atas yang memang sudah sejak lama terbentuk, dan Oma salah satu pendirinya.
Saat berbincang, entah dari mana Mira tahu mengenai niat Oma yang ingin mencari jodoh untuk cucunya, Saka. Mira mendekati dan menawarkan putrinya dari keluarga Regan untuk Saka. Oma setuju, tapi saat membahas hal itu dengan Saka yang saat itu masih terpenjara oleh minuman keras, langsung menolak rencana Oma, hingga wanita itu tidak pernah membahasnya lagi.
Lalu setelah sekian lama, saat dipertemuan beberapa hari lalu, Mira kembali menawarkan putrinya. Kali ini Oma juga mencoba untuk membicarakan Saka, lebih tepatnya membujuk.
Entah mengapa gayung bersambut, kemarin Saka mau menerima rencana perkenalan itu.
Saka hanya coba memikirkan, mungkin apa yang dikatakan Bima benar tentang dirinya. Dia harus segera membuka hati, agar bayang-bayang Airin hilang dari benaknya. Terlebih setelah apa yang dia alami pagi tadi, melihat Airin dengan begitu jelas, tapi setelah mengejar mobil itu, ternyata Airin tidak ada.
"Selamat malam, Nyonya Mahesa," Candra balik menyapa dengan penuh wibawa.
"Cukup panggil Oma saja," jawab Ros tersenyum. "Silakan masuk," lanjut Oma mempersilakan. Candra dan keluarganya dipersilakan untuk masuk lebih dulu, lalu di susul oleh Oma dan Saka.
"Bisakah kau tidak menekuk wajahmu? Kau terlihat mengerikan!" bisik Oma menyikut lengan Saka.
Tentu saja mana bisa. Saka jenis manusia yang tidak suka berpura-pura atau sekedar bersikap ramah pada orang. Dia hanya tahu manusia yang berharga di dunia ini hanya dirinya.
"Terima kasih sudah mengundang kami. Ini putri kami, Kinan," ucap Mira setelah mereka semua duduk. Kinan kembali bangkit untuk mencium punggung tangan Oma.
"Cantik sekali. Apa Kinan anak tunggal?" tanya Oma menatap Kinan. Kalau Kinan punya saudara, mengapa orang tuanya tidak mengajak sekalian.
Tujuan pertemuan ini adalah pendekatan antar kedua keluarga, kan?
"Kinan punya abang, tapi maaf tidak bisa hadir karena sedang berada di luar negeri," sambar Mira sebelum Kinan atau suaminya buka suara. Kenyataannya, Aldo justru sedang tidur karena mabuk hingga pagi.
"Maaf kalau Om tadi tiba-tiba saja datang ke kantormu," ucap Candra mengajak Saka berbincang. Pandangan Mira segera tertarik ke arah suaminya.
Pria itu tidak mengatakan kalau dia berniat untuk menemui Saka sebelum acara malam ini.
"Tidak apa-apa, Om. Aku senang bisa kenal dengan Om," jawab Saka datar. Candra memang dingin, dan terkesan sangat tempramen dengan kuasa yang dia miliki, tapi anehnya, Saka justru menyukai karakter nya, menginginkan akan dirinya sendiri.
"Tuti... Sebentar ya, mana para pelayan ini bukan menyajikan minuman," ucap Oma bangkit.
"Kalian sedang apa? Kenapa bergerombol di sini? Itu para tamu sudah datang, siapkan makanan," perintah Oma yang segera diangguk kelima pelayannya.
"Sembari menunggu makanan dihidangkan, Ze, kamu antar minuman ke depan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
COOL_I4N
ngakak thor baca deskripsi "saka dengan wajah terpidana matinya"
2023-09-16
0