Tidak ada yang spesial bagi Saka saat melihat Ze. Dia bertanya karena belum pernah melihat gadis itu di rumahnya. Walau tidak sering berkomunikasi atau berinteraksi yang berlebihan di rumah itu, paling tidak Saka tahu lah siapa saja pelayan yang bekerja di rumah itu.
Acara ulang tahun itu meriah dengan adanya lomba berjoget yang tentu saja ada hadiahnya dan tentu juga disponsori oleh Oma Ros.
Empat orang pelayan termasuk Ze dan seorang satpam dan dua sopir yang ikut serta tentu saja merasa gembira karena akan mendapatkan hadiah berupa saweran dari Oma.
Saka turut serta dalam acara itu? Tentu saja tidak, jangan harap! Dia hanya duduk diam di salah satu kursi mengamati kegilaan antek-antek Oma yang merasa merdeka malam ini.
Dia yang ulang tahun, punya hajatan, tapi justru mereka yang paling bergembira. Acara ini diadakan bukan untuk dirinya, tapi justru untuk mereka sendiri.
Pesta yang dirancang Oma ini terlalu norak untuk ukuran seorang Saka. Acara ini lebih tepat untuk ulang tahun anak TK, hanya tinggal tambah badut. Dan ini? Apa ini, mengapa pula dia mau memakainya!
Saka mendumel dan segera melepaskan topi kerucut dari karton yang dihiasi warna-warni. Bisa dibayangkan wajah Saka yang begitu tampan dengan postur tubuh tinggi dan kelar justru memakai topi anak-anak.
Melihat wajah masam Saka, Ze yang sejak tadi melihat ke arah Saka hanya bisa mengulum senyum. Merasa kasihan pada pria itu.
Sedikit banyak dia sudah mendengar cerita tentang Saka, dari Tuti tentu saja. Wanita itu hobi bercerita, terlebih kalau menyangkut Saka, soalnya dia suka pada pria itu.
"Kenapa kau hanya duduk diam saja di sini? Ayo bergabung bersama kami!" perintah Oma Ros, tapi Saka buru-buru menolak.
"Oma, aku mengantuk, aku naik dulu," pinta Saka yang tentu saja bohong. Saka Mahesa mengantuk jam segini? Bullshit!
"Setidaknya kau makan dulu. Ini kue yang dibuat oleh Ze. Cobain. Ini kue ulang tahun pertamamu, sejak kau tidak mau dirayakan ulang tahunmu."
"Oma kan tahu, aku-"
"Iya, tahu, kau tidak suka kue ulang tahun, tapi ini enak. Oma tadi sudah cicip saat Ze buat. Ayo buka mulutmu," ucap Oma memaksa.
Agar dia bisa kabur dari pesta aneh itu, Saka membuka mulutnya, menerima potongan kecil dari Oma.
Saka tidak jadi memuntahkan kue itu, rasanya enak, jadi dia menelannya. "Dan satu suapan lagi diwakilkan oleh Ze saja," pinta Oma yang melihat ke arah pelayannya yang lain sibuk berjoget.
"Apa? Gak usah lah, Oma. Ngapain juga pelayan nyuap aku!" seru Saka merasa tingkah Oma nya sudah kelewatan, tidak rasional.
"Bentuk kamu menghargai kebaikan hati mereka yang ikut senang di pesta ulang tahunmu. Lihat Dadang dan Kus mau tinggal di sini malam ini, hanya untuk memeriahkan acara ulang tahunmu, padahal anak istri mereka menunggu di rumah. Belum lagi Ze yang dihari pertamanya kerja, sudah Oma minta buatkan kue ulang tahun karena waktu mepet dan lupa belinya, bahkan tangannya sampai terluka kena oven panas," tukas Oma tetap dengan pendiriannya.
"Terserah! Hei, Pelayan, cepat suapi!"
Ingin rasanya Ze menggetok kepala Saka yang sombongnya mengalahkan tinggi gunung Himalaya. Sangat berbanding terbalik dengan Oma Ros yang begitu baik dan ramah.
"Baik, Tuan. Ini, buka mulutnya yang lebar!" ucap Ze memasukkan satu potongan besar kue ke dalam mulut Saka mendorong hingga hampir masuk semuanya dalam mulut pria itu.
"Semoga akal sehat Tuan segera pulih!" ucap Ze berani, yang membuat bola mata Saka membulat marah. Sementara Oma justru tertawa cekikikan melihat hal itu.
"Tampaknya rival Saka yang seimbang sudah datang!" batin Oma yang masih mengalami wajah kesal cucunya.
"Maaf ya, Oma. Aku sedikit kesal dengan tuan Saka, dia tidak bisa menghargai niat tulus Oma," ucap Ze sedikit tidak enak hati.
"Tidak apa-apa. Dia pantas menerimanya!" jawab Oma Ros menepuk pelan lengan Ze.
***
"Aku punya tugas untuk mu. Aku minta kau awasi Toni. Dia ditugaskan untuk mencari keberadaan Nara. Laporkan semua gerak-geriknya, ingat jangan sampai dia menemukan keberadaan Nara sebelum kalian! Satu hal lagi jika sudah menemukan gadis itu segera habisi!"
Mira tidak akan tenang sebelum anak tirinya itu meninggalkan dunia ini. Dia harus mengamankan posisinya dan kedua anaknya di rumah ini.
Khayalan nya yang panjang pecah kala mendengar suara gaduh dari lantai bawah. Dia menoleh ke arah suaminya yang kini sedang terlelap di ranjang.
Bergegas dia keluar, jangan sampah kegaduhan itu membuat Candra bangun.
"Apa yang kau lakukan? Kau benar-benar tidak berguna!" umpat Mira mengguncangkan tubuh pria tinggi di hadapannya.
"Ibu... Ibu belum tidur? Mana suami kaya rayamu itu, Bu. Katakan padanya untuk memberiku uang dan jabatan. Tidak perlu meratapi kematian putrinya yang tidak berguna itu!"
Plak! Satu tamparan mendarat di pipi Aldo hingga rasa mabuk pria itu berkurang, terbukti dia bisa dengan sadar menutup mulutnya.
"Kalau kau begini terus, hanya bisa mabuk, dan menjadi anak tidak berguna begini, jangankan jabatan, Candra tidak akan memberikan satu sen pun padamu!" umpat Mira menghardik putra sulungnya itu.
Dia harus tegas, jangan sampai kelakuan buruk anaknya ini merusak semua rencananya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
yanah
lanjuuuttt bacaaa
2023-10-19
0