Ungkapan

Setelah makan malam Aruna kembali masuk ke kamar nya ia tak ikut menemani teman Alister. Ia lebih memilih berada di kamar nya sambil menonton drama di laptop nya. Dengan gerakanya yang kini masih terbatas memangnya apa yang bisa Aruna lakukan.

Kini ia mulai bisa menggunakan kedua tangannya dengan baik saja sudah menjadi sebuah keberuntungan untuk Aruna. Meskipun kini tangan kiri nya masih belum berfungsi dengan baik. Namun ia akan terus melakukan terapi nya agar ia bisa kembali menggunakan kedua tangannya dengan baik. Dan sesuai dengan Alister. Ia akan berusaha untuk sembuh dan bisa kembali untuk sekolah sebelum Alister purna.

Tatapannya kini begitu serius dengan drama di depannya hingga suara pintu yang diketuk membuat Aruna menoleh ke arah pintu.

“Siapa?” teriak Aruna dengan tatapan bingung nya.

“Kakak,” ucap Alister di luar sana yang membuat Aruna kini tersenyum mendengar nya.

“Masuk kak,” teriak Aruna lagi agar Alister dapat mendengar nya.

Alister segera masuk ke dalam kamar Aruna dengan senyumannya lalu berjalan ke arah Aruna dengan membawa makanan ringan juga air untuk persediaan di kamar Aruna. Agar saat merasa haus Aruna tak perlu untuk turun.

Alister meletakkan air di atas nakar samping Aruna agar tidak membuat gadis tersebut kerepotan. Aruna yang melihat hal tersenyum dengan senang. Alister memang begitu memperhatikannya, memperlakukannya dengan begitu baik.

Meskipun ia bukan lah anak kandung Casia namun Casia, Alister, juga Bagas selalu memperlakukannya dengan baik. Menganggap Aruna benar-benar sebagai bagian dari mereka. Padahal Casia dan Bagas bukanlah paman dan Bibi nya melainkan hanya lah sahabat kedua orang tuanya. Karena kedua orang tua nya yang merupakan anak tunggal. Kakek dan nenek Aruna berada di luar negri, mereka sudah mengajak Aruna untuk tinggal bersama mereka namun Aruna menolaknya dan berniat untuk tinggal sendiri namun Casia datang dan mengajaknya tinggal bersama.

Bahkan Ayah nya yang sudah tak memiliki orang tua lagi, menyerahkan aset nya pada Aruna namun kini masih di pegang oleh Bagas selaku wali Aruna.

“Kamu lagi apa hm?” tanya Alister dengan menaikkan sebelah alisnya.

“Aku habis belajar terus lanjut nonton,” ucap Aruna dengan cengirannya yang membuat Alister ikut tersenyum mendengar nya.

“Temen-temen kakak udah pulang?” tanya Aruna yang di jawab dengan anggukan oleh Alister.

“Maaf ya kamu jadi gak ada temen belajar karena kakak ada temen,” ucap Alister dengan tatapan tak enaknya pada Aruna. Aruna yang mendengar ucapan Alister kini tampak kesal. Gadis tersebut kini membawa kursi roda nya mendekat ke arah Alister yang tengah berada di sofa yang berada di kamar nya.

“Aku gak suka ya denger ucapan kakak itu,” kesal Aruna yang membuat Alister kini menipiskan bibirnya.

“Dunia kakak bukan hanya untuk aku kak. Jangan membatasi diri kakak karena aku. Kakak harus bebas melakukan apapun yang kakak mau apapun yang kakak suka tanpa harus merasa kakak terikat dengan aku. Dengan pemikiran kakak yang kayak gitu Aruna jadi ngerasa kalau Aruna hanya lah tali yang mengikat kakak dan beban untuk kakak,” ucap Aruna dengan tatapan sedih nya. Alister yang mendengar ucapan Aruna kini menggelengkan kepalanya. Jelas bukan itu maksud nya.

Alister kini berjalan ke arah Aruna lalu berjongkok di depan Aruna dan menggenggam tangan gadis di depannya itu dengan tatapan sendu nya.

“Jangan bicara gitu. Kakak juga gak suka denger nya. Maaf bukan maksud kakak kayak gitu. Cuma kakak yang emang gak bisa ninggalin kamu sendiri, kakak yang gak tenang kalau kamu gak sama kakak. Semua itu karena kakak suka sama kamu,” ucap Alister. Aruna yang mendengar pengakuan dari Alister jelas saja terkejut mendengar nya.

Mendengar ungkapan dari Alister yang sebelumnya tak pernah Aruna duga jika kakak angkat nya itu akan mengatakannya.

Alister yang melihat wajah Aruna yang tampak terkejut kini tersenyum sambil mengelus tangannya dengan begitu lembut.

“Gak perlu dijawab hm. Kakak hanya mengatakan apa yang kakak rasakan, jika semua pemikiran kamu itu salah. Kamu bukan tali yang menjerat kakak dan kamu bukan beban untuk kakak. Kakak melakukan karena kakak mencintai dan menyayangi kamu lebih dari seorang adik. Karena kakak mencintai kamu layak nya laki-laki mencintai wanita nya,” ucap Alister panjang lebar yang membuat Aruna kini terdiam.

Karena jujur saja mendengar ucapan Alister kini detak jantung nya berpacu dengan begitu cepat. Namun ia juga tak bisa memastikan perasaannya. Ia juga tak tahu bagaimana perasaannya saat ini. Untuk siapa perasannya saat ini, ia tidak mengetahui nya.

“Gak perlu dipikirin. Kalau kamu masih belum move on gak papa. Kita lupain perasaan kakak dan kita fokus dengan kesembuhan kamu. Baik kesembuhan fisik maupun batin dan hati kamu. Kakak tau semua nya butuh proses. Kalau pun nanti semua nya sudah sembuh dan kamu gak suka sama kakak ya gak papa. Kamu tetep adik kakak,” ucap Alister sambil mengelus puncak kepala Aruna dengan penuh sayang. Senyumannya yang begitu tulus kini terulas untuk adik angkat nya itu yang kini malah menumpahkan air matanya.

Alister yang melihat hal tersebut membelalakkan matanya.

“Hey kenapa?” tanya Alister panik melihat Aruna yang kini malah menangis.

“Aruna cuma seneng kakak bisa sayang dan memperlakukan Aruna dengan baik. Tapi Aruna sekarang masih bingung,” ucap Aruna dengan tangis nya. Alister yang mendengar nya kini tersenyum dengan tawa kecil nya.

“Hey gak papa. Kakak gak minta kamu untuk membalas perasaan kakak. Kakak juga cuma ngasih tau kalau apa yang kakak lakuin ke kamu semua adalah bentuk ketulusan. Di kemudian hari kalau kamu masih gak bisa membalas perasaan kakak dan nemuin orang yang bikin kamu nyaman kejar dia tanpa memikirkan kakak, hm!” ucap Alister menegaskan pada Aruna yang kini menganggukkan kepalanya.

Alister membawa Aruna kedalam pelukannya mengelus rambut Aruna yang kini akhirnya mulai memanjang dengan begitu lembut. Tak lama Alister segera melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Aruna.

“Udah jangan sedih lagi. Gak perlu dipikirin lagi, hm?” Alister menghapus air mata Aruna yang membuat Aruna kini menganggukkan kepalanya mendengar hal tersebut.

“Udah malem sekarang istirahat ya,” ucap Alister lalu menggendong Aruna membawa gadis tersebut ke atas ranjang nya lalu menyelimuti gadis tersebut. Alister mengelus kening Aruna sayang.

“Hari minggu mau keluar main? Kamu selama di sini gak pernah main kan? Kita main yuk, kita jalan-jalan,” ajak Alister yang tampak membuat Aruna terdiam mendengar nya.

“Sesekali kamu juga perlu untuk refreshing. Kesembuhan kamu juga perlahan membaik kan,” ucap Alister. Aruna akhirnya menganggukkan kepalanya. Karena selama satu tahun belakangan ini ia sudah begitu bosan berada di dalam rumah dan hanya ke rumah sakit.

“Makasih kak,” ucap Aruna dengan senyuman tulus nya. Alister tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

Setelah nya ia memilih untuk segera keluar dari kamar Aruna untuk menuju ke arah kamar nya. Karena kini ia juga butuh untuk istirahat.

***

Episodes
1 Prolog
2 Kilas Balik
3 Kilas Balik Aruna Sadar
4 Akan Berusaha Bangkit
5 Lelah Dengan Keadaan
6 Apa Kakak Malu?
7 Dia Bini Gue!
8 Ungkapan
9 Kabar Bahagia
10 Taman Hiburan
11 Kebahagian
12 Khawatir
13 Bini Alister?
14 Tak Ingin Bergantung
15 Teman Baru
16 Aku Cemburu
17 Cerita Alister
18 Makam
19 Malam Indah
20 Cemburu?
21 Dia Cemburu
22 Hp Baru
23 Godaan
24 Olahraga
25 CONFESS
26 Hari Pertama Sekolah
27 Pacar Alister
28 Gadis Ajaib
29 Pembully
30 Kai
31 Peringatan
32 Masih Khawatir
33 Kai
34 Menikmati Malam
35 Kehebohan
36 Shifa
37 Kapan Selesai?
38 Akhirnya Selesai
39 Keputusan
40 Purna
41 Belajar Bareng
42 Persiapan Perpisahan
43 Perpisahan
44 Persiapan OSPEK
45 Gay?
46 Cemburu?
47 Kampus
48 Aruna Hilang
49 Masih Bertahan
50 Trauma
51 Rumah Sakit
52 Kembali Sekolah
53 Bertemu Jacob
54 Apa Akan Kecewa?
55 Akhir?
56 Pergi
57 Bimbang
58 Arena Pacu
59 Kembali Bersama
60 Selesai
61 Berlibur
62 Tentang Kepercayaan
63 Jet Lag
64 Kaivandra Khawatir
65 Time
66 Kai vs Alister
67 Adopsi Kucing
68 Taman dan Nevan
69 Nevan
70 Calon Dokter
71 Makan Malam Bersama
72 Prom Night
73 Kelulusan
74 Persiapan Ospek
75 Keajaiban Dunia
76 OSPEK
77 MABA
78 Dia Tunangan Gue
79 Pembicaraan Ringan
80 Nevan dan Kisah nya
81 OSPEK
82 Kedekatan Aruna
83 Suara Aruna
84 Iri Ya?"
85 Libur
86 Sakit Tidak Selalu Berdarah
87 Cinta atau Luka?
88 Main Bareng
89 Pacar Sempurna
90 Cogan
91 Kedekatan Nevan
92 Datangkah?
93 Pengganggu Datang
94 Tanding Basket
95 Cogan
96 Pesta
97 Dua Elang
98 Luka Nevan
99 Ucapan Dinara
100 Sudah Selesai?
101 Siapa Pelakunya?
102 Kemarahan Nevan
103 Pembicarakan Aruna
104 Aruna Pergi
105 Keinginan Aruna
106 Haruskah Melepaskan?
107 Apa Yang Sebenarnya Terjadi?
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prolog
2
Kilas Balik
3
Kilas Balik Aruna Sadar
4
Akan Berusaha Bangkit
5
Lelah Dengan Keadaan
6
Apa Kakak Malu?
7
Dia Bini Gue!
8
Ungkapan
9
Kabar Bahagia
10
Taman Hiburan
11
Kebahagian
12
Khawatir
13
Bini Alister?
14
Tak Ingin Bergantung
15
Teman Baru
16
Aku Cemburu
17
Cerita Alister
18
Makam
19
Malam Indah
20
Cemburu?
21
Dia Cemburu
22
Hp Baru
23
Godaan
24
Olahraga
25
CONFESS
26
Hari Pertama Sekolah
27
Pacar Alister
28
Gadis Ajaib
29
Pembully
30
Kai
31
Peringatan
32
Masih Khawatir
33
Kai
34
Menikmati Malam
35
Kehebohan
36
Shifa
37
Kapan Selesai?
38
Akhirnya Selesai
39
Keputusan
40
Purna
41
Belajar Bareng
42
Persiapan Perpisahan
43
Perpisahan
44
Persiapan OSPEK
45
Gay?
46
Cemburu?
47
Kampus
48
Aruna Hilang
49
Masih Bertahan
50
Trauma
51
Rumah Sakit
52
Kembali Sekolah
53
Bertemu Jacob
54
Apa Akan Kecewa?
55
Akhir?
56
Pergi
57
Bimbang
58
Arena Pacu
59
Kembali Bersama
60
Selesai
61
Berlibur
62
Tentang Kepercayaan
63
Jet Lag
64
Kaivandra Khawatir
65
Time
66
Kai vs Alister
67
Adopsi Kucing
68
Taman dan Nevan
69
Nevan
70
Calon Dokter
71
Makan Malam Bersama
72
Prom Night
73
Kelulusan
74
Persiapan Ospek
75
Keajaiban Dunia
76
OSPEK
77
MABA
78
Dia Tunangan Gue
79
Pembicaraan Ringan
80
Nevan dan Kisah nya
81
OSPEK
82
Kedekatan Aruna
83
Suara Aruna
84
Iri Ya?"
85
Libur
86
Sakit Tidak Selalu Berdarah
87
Cinta atau Luka?
88
Main Bareng
89
Pacar Sempurna
90
Cogan
91
Kedekatan Nevan
92
Datangkah?
93
Pengganggu Datang
94
Tanding Basket
95
Cogan
96
Pesta
97
Dua Elang
98
Luka Nevan
99
Ucapan Dinara
100
Sudah Selesai?
101
Siapa Pelakunya?
102
Kemarahan Nevan
103
Pembicarakan Aruna
104
Aruna Pergi
105
Keinginan Aruna
106
Haruskah Melepaskan?
107
Apa Yang Sebenarnya Terjadi?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!