Aruna kini tengah berada di balkon rumah nya sambil melihat indahnya langit malam saat ini. Namun tiba-tiba saja kini ia malah terngan dengan Kai. Padahal sudah begitu lama ia melupakan laki-laki tersebut. Karena ia terlalu sibuk dengan kesembuhannya membuat Aruna perlahan melupakan laki-laki yang dengan tega meninggalkannya itu.
Namun kini tiba-tiba saja ingatannya kembali pada kenangan mereka disaat mereka tengah merayakan ulang tahun Aruna yang ke lima belas. Kini semua hanya lah kenangan, Kai tak akan bisa lagi gapai juga ia temui.
Perasaannya pada Kai pun perlahan memudar, dan Aruna bersyukur di saat proses move on nya kali ini tidak begitu susah karena kesibukannya sendiri. Ia bisa melupakan laki-laki tersebut perlahan karena tak sempat untuk memikirkan Kai.
“Apa dia sekarang baik-baik saja?” pertanyaan itu lah yang keluar dari benak Aruna saat ini.
Tatapannya kini terus saja menatap lurus pada bulan dan bintang yang malam ini bersinar dengan begitu indahnya.
Hingga suara dari deru motor yang kini memasuki pekarangan rumah nya dengan begitu berisik, membuat Aruna menoleh ke arah pekarangan rumah nya. Hingga terlihat lah tiga motor yang kini memasuki rumah nya.
Seperti nya ketiga laki-laki tersebut adalah teman Alister. Sesuai yang Alister katakan jika teman-temannya akan datang. Tatapan Aruna kini bersitubruk dengan salah satu dari mereka cukup lama sebelum akhirnya laki-laki tersebut ditarik masuk oleh sahabat nya yang lain.
“Temen-temennya kak Alister gak ada yang jelek. Bisa ditebak mereka tuh circle most wanted kayak di novel-novel gitu,” ucap Aruna dengan senyumannya.
Merasa sudah terlalu dingin karena terlalu lama berada di balkon, dengan segera Aruna masuk ke kamar nya dan menuju meja belajar nya untuk belajar.
Sedangkan di sisi lain. Kini Alister tengah menyambut kedatangan teman-temannya yang datang dengan begitu heboh nya.
“Jangan berisik,” tegas Alister dengan wajah datar nya yang kini membuat sahabat nya sontak terdiam karena terlalu takut melihat Alister.
“Duduk,” perintah Alister.
“Lo nyuruh tamu duduk udah kayak lagi merintah bawahan lo aja,” sungut Dery yang sama sekali tidak di pedulikan oleh Alister yang kini hanya menatap nya dengan datar. Dery, laki-laki berwajah manis dengan tubuh tinggi nya, dan rambut nya yang berwarna coklat.
“Eh tadi di balkon atas gue liat cewek cantik banget siapa tuh? Adik lo?” tanya Vian laki-laki yang tadi bersitatap dengan Aruna. Vian, laki-laki dengan tubuhnya yang tegap dan tinggi nya yang sedang, tidak tinggi dan tidak pendek.
“Lo punya adek?” tanya Irgi dengan begitu heboh nya. Irgi, sahabat Alister yang paling konyol. Namun di antara kedua sahabat nya itu, sial nya dia lah yang paling tampan, apalagi dengan lesung pipi dan kulit kuning langsat nya.
“Gak punya,” ketus Alister, entah mengapa ia tak suka jika ada orang yang tertarik dengan Aruna.
“Terus? Tunangan lo? Pacar lo?” tanya Irgi yang sudah memberondongi Alister dengan pertanyaannya. Alister yang mendengar nya kini hanya memutar bola matanya malas.
“Bini gue,” ucap Alister kesal. Sahabat nya yang mendengar nya kini membelalakkan mata nya tak percaya.
“Serius? Lo nikah dini? Di jodohin ya?” tanya Dery yang kini juga ikut heboh seperti Irgi. Hanya Vian yang kini tampak terdiam dengan tatapan kecewa nya.
“Kenapa lo?” tanya Irgi pada Vian dengan tatapan herannya.
“Gue udah baper padahal,” ucap Vian yang kini malah membuat sahabat nya bergidik ngeri melihat nya. Alister yang mendengar nya pun kini sudah membelalakkan matanya.
“Jangan macem-macem lo ya,” peringat Alister pada sahabat nya yang kini hanya berdecih melihat nya.
“Loh kalian udah dateng? Alister kok gak bilang Bunda kalau temennya udah dateng?” tanya Casia yang tiba-tiba saja datang dari arah ruang keluarga. Tadi ia tengah menemani suaminya bekerja di ruang kerja nya yang berada di dekat kamar nya yang berada di lantai dua. Dan saat turun ia sudah melihat keberadaan teman-teman Alister.
“Nanti sekalian gitu Alister mau manggil Bunda sama Aruna,” ucap Alister menjelaskan pada Casia yang kini menganggukkan kepalanya mengerti.
Teman-teman Alister kini bergantian bersalaman pada Casia dan berkenalan pada wanita paruh baya yang tampak masih begitu cantik itu.
“Kalau gitu biar Bunda buatin minum dulu ya, Alister kamu liat Aruna dulu ya. Takut nya dia mau turun. Dia juga belum makan, biar kita makan bareng,” ucap Casia memerintahkan anaknya itu yang kini menjawab nya dengan anggukan.
“Alister,” panggil Irgi tiba-tiba saat Alister akan bangun namun laki-laki tersebut menghentikan pergerakannya.
“Apaan?” tanya Alister dengan tatapan penuh tanya nya.
“Mak lo janda?” tanya Irgi yang kini sontak mendapatkan pukulan dari Alister menggunakan bantal sofa yang berada di sana. Pertanyaan laki-laki tersebut benar-benar di luar dugaan.
“Enak aja lo. Bapak gue masih cakep. Lebih cakep dari elo,” tegas Alister lalu segera pergi dari sana untuk menjemput Aruna. Sahabat nya yang lain kini hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa karena pertanyaan dari Irgi.
“Aneh banget pertanyaan lo, di luar nurul dan sungguh tidak terdugong,” ucap Dery dengan tawa nya.
“Cakep banget woy emak nya,” ucap Irgi dengan tawanya.
“Gue akui sih itu,” ucap Dery menimpali. Vian kini hanya tampak terdiam sepertinya ia masih memikirkan tentang Aruna.
“Diem mulu lo kenapa?” tanya Dery dengan tatapan bingung nya pada Vian.
“Masih potek gue,” ucap Vian. Sahabat nya kini hanya memutar bola matanya sambil berseru dengan kesal mendengar jawaban dari Vian.
Hingga tak lama kini Alister datang dengan mendorong kursi roda. Sahabat nya kini sontak menoleh ke arah Alister yang datang dengan seorang gadis yang tampak begitu cantik dengan rambut nya yang masih pendek.
Gadis tersebut tampak begitu malu apalagi saat melihat keberadaan sahabat-sahabat Alister.
“Gak papa hm. Kakak di sini,” ucap Alister berusaha menenangkan sambil mengelus pundak Aruna. Aruna yang mendengar nya kini menganggukkan kepalanya. Ia terlalu percaya pada Alister hingga apapun ucapan dari laki-laki tersebut akan di turuti oleh nya.
“Aruna kenalin ini temen-temen kakak. Dery, Vian, sama Irgi. Dan kalian kenalin ini Aruna,” ucap Alister memperkenalkan Aruna. Aruna tersenyum yang di balas dengan senyuman juga oleh sahabat Alister.
“Aruna udah turun sayang? Ayo kita makan dulu, Papa udah turun juga tuh,” ajak Casia pada Anak dan teman anak nya itu. Mereka menganggukkan kepalanya lalu segera berjalan menuju ke arah ruang makan.
Dengan sahabat Alister yang benar-benar menganggap Aruna sebagai istri Alister. Apalagi melihat bagaimana Alister begitu lembut memperlakukan Aruna. Tatapan Alister yang juga penuh cinta semakin meyakinkan sahabat nya tersebut dengan apa yang Alister katakan.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments