Inara yang sudah membulatkan keputusannya untuk meninggalkan Alvaro, lantas terlihat mengambil dua tas tenteng bawaannya yang sedari tadi di pegang oleh Abi setelah berpamitan. Abi yang memang posisinya tidak tahu apa-apa tentu saja hanya bisa menatap keduanya dengan tatapan yang bingung.
Alvaro bingung hendak mengambil keputusan apa disaat-saat seperti ini. Inara kini sudah menjadi tanggung jawabnya namun ia juga tak mungkin jika membawa Inara pulang ke Rumah. Langkah apa yang akan Alvaro ambil benar-benar terasa begitu berat baginya saat ini. Sampai kemudian sambil menarik napasnya dalam-dalam pada akhirnya Alvaro membuat sebuah keputusan besar dalam hidupnya.
"Tunggu sebentar!" ucap Alvaro kemudian sambil mengejar langkah kaki Inara.
Mendengar perkataan dari Alvaro barusan lantas membuat langkah kaki Inara terhenti seketika. Alvaro yang melihat langkah kaki Inara terhenti, lantas mulai membawa langkah kakinya mendekat ke arah Inara begitu juga dengan Abi yang sedari tadi memang mengikuti langkah kaki keduanya.
"Jangan pergi, lagi pula kamu sudah menjadi istri ku sekarang sudah sepatutnya kamu menjadi tanggung jawab ku juga. Ikutlah bersama ku pulang dan kita pikirkan solusinya nanti di rumah." ucap Alvaro pada akhirnya membuat keputusan.
"Tapi mas aku..." ucap Inara hendak menolak namun Alvaro langsung menggandeng tangan Inara dan mengajaknya masuk ke dalam mobil.
Abi yang mendengar dengan jelas kata istri keluar dari mulut Alvaro tentu saja hanya bisa melongo melihat kepergian keduanya yang begitu dramatis saat ini.
"Apa aku baru keluar dari goa? Bukankah Pak Alvaro hanya pergi dalam waktu sehari? Bagaimana mungkin tiba-tiba dalam waktu sehari ia sudah mendapat istri baru? Lalu bagaimana dengan bu Kikan?" ucap Abi dengan raut wajah yang bingung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Apa kau tidak ingin pulang Bi? Mengapa hanya diam di sana saja?" pekik Alvaro karena tak kunjung melihat Abi menyusul langkah kaki dirinya.
"Iya Pak saya datang." ucap Abi kemudian sambil mengambil langkah kaki seribu menyusul kepergian Alvaro dan juga Inara yang lebih dulu menuju ke arah parkiran dimana Abi menitipkan mobilnya.
***
Butik
Setelah memutuskan untuk membawa Inara pulang ke rumah, sebelum pergi menuju ke kediamannya Alvaro menyempatkan untuk mampir ke butik langganannya.
Di area parkiran terlihat mobil yang di kendarai oleh Abi berhenti dan memarkirkan mobilnya di sana.
"Oh ya hubungi bi Lastri untuk membersihkan salah satu kamar tamu, bilang akan ada Inara yang menempatinya." ucap Alvaro memberikan perintah kepada Abi.
"Baik Pak..."
Sedangkan Inara yang mendengar kamar tamu disiapkan untuknya lantas membuang napasnya dengan kasar. Entah mengapa dengan mendengarnya saja membuat Inara sakit hati, padahal tidak ada yang salah dari kata kamar tamu karena memang ia adalah tamu dadakan dalam hidup Alvaro saat ini.
"Ayolah Ra! Apa yang salah dengan kamar tamu? Masih untung kamu di kasih tempat tinggal dari pada tidur di kolong jembatan!" ucap Inara dalam hati mencoba untuk menegaskan hatinya jika tidak ada yang salah dengan hal itu.
Sementara Alvaro yang sudah dalam posisi turun dari mobil, melihat Inara hanya termenung di tempatnya tentu saja langsung mengernyit dengan tatapan yang bingung. Alvaro sedikit menundukkan kepalanya untuk melihat apa yang dilakukan oleh Inara saat ini.
"Ra ayo turun, apa yang kamu lakukan di dalam?" tanya Alvaro kemudian yang lantas membuyarkan lamunan Alvaro dengan seketika.
"Ah iya..." ucap Inara sambil mulai melangkahkan kakinya turun dari dalam mobil menyusul kepergian Alvaro yang lebih dulu melangkahkan kakinya memasuki area Butik.
Setelah kepergian keduanya, Abi yang mendapat perintah untuk menelpon Lastri dan mengabarkan kedatangan Inara lantas terdiam di tempatnya. Ditatapnya layar ponselnya dengan tatapan yang bingung, entah apa yang akan dikatakan oleh Abi kepada Lastri membuat Abi lantas memijat pelipisnya dengan perlahan.
"Apa yang harus aku katakan kepada bi Lastri? Iya kali aku bilang jika pak Alvaro akan membawa istri barunya, apa yang akan terjadi coba?" ucap Abi sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
***
Area dalam Butik
Di area baju khusus wanita nampak Alvaro tengah sibuk memilih beberapa baju untuk Inara dengan teliti. Alvaro memperhatikan setiap detailnya dan juga kualitas kain dalam baju yang akan ia pilih.
Sedangkan Inara yang melihat Alvaro terus mengambil pakaian tanpa melihat harga yang tertera di sana, membuat Inara menjadi tidak enak dan takut akan membuat kantong Alvaro kering nantinya. Inara yang melihat Alvaro tak kunjung berhenti lantas menggenggam tangan Alvaro berusaha untuk menghentikannya.
"Ini terlalu berlebihan mas, saya sudah membawa baju cukup banyak dan saya rasa ini tidak diperlukan." ucap Inara sambil merasa tidak enak dengan Alvaro.
Mendengar perkataan Inara lantas membuat Alvaro tersenyum, diusapnya rambut Inara beberapa kali dengan lembut membuat Inara langsung terdiam seketika di tempatnya karena terkejut akan aksi Alvaro barusan.
"Tak perlu khawatir kamu adalah istri ku jadi akan aku pastikan kamu mendapat segalanya yang terbaik. Masalah baju kamu tak perlu bingung karena yang aku lakukan adalah memenuhi kewajiban ku sebagai seorang suami yaitu membahagiakan istrinya dengan berbelanja, apakah kamu mengerti sekarang?" ucap Alvaro dengan nada yang terdengar begitu lembut hingga membuat wajah Inara memerah seketika karena tersipu akan tutur kata Alvaro.
"Sekarang kamu ingin mencoba semua baju ini atau langsung membayarnya di kasir?" tanya Alvaro kemudian.
"Sebaiknya kita langsung pulang saja mas karena aku sudah lelah." acap Inara kemudian yang lantas di balas senyuman oleh Alvaro.
"Baiklah kalau begitu aku akan membayar semua belanjaan ini kamu tunggulah di sofa, oke?" ucap Alvaro sambil kembali mengusap rambut Inara dengan lembut sebelum akhirnya berlalu pergi menuju ke arah kasir.
Sebenarnya bukan merasa tidak enak kepada Alvaro lebih tepatnya Inara merasa tidak nyaman karena menjadi pusat perhatian di Butik ini. Tatapan dari beberapa pelanggan dan juga karyawan Butik di tempat ini benar-benar membuat Inara merasa tidak nyaman.
Sesuai dengan perkataan Alvaro barusan, Inara kemudian mulai membawa langkah kakinya menuju ke arah sofa dan langsung mengambil duduk di sana sambil sesekali menatap ke arah Alvaro dengan senyuman.
"Apa dia selingkuhannya pak Alvaro ya? Gila jauh banget sama istrinya..." ucap salah seorang yang terdengar begitu jelas di telinganya.
"Jangan bilang dia gadis kampung, bukankah gadis kampung selalu diam-diam menghanyutkan? Cih aku bahkan selalu gedek melihat muka sok polos seperti itu tapi nyatanya merebut suami orang!" ucap yang lainnya menimpali membuat Inara langsung tertegun seketika.
"Istri pak Alvaro? Selingkuhan? Apa yang sebenarnya sedang mereka maksud?" ucap Inara dalam hati sambil meremas bajunya dengan erat.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments