The Return Of Love
Halo semua selamat membaca di novel ku yang ke dua ini ya.
Para readers jangan lupa tinggalin komentarnya biar semangat nulisnya 🤭 apalagi like dan vote.
Happy Reading
"Ini pasta mu nak, makanlah selagi hangat tapi tetap pelan-pelan ya" ujar pegawai di salah satu restoran.
Saat sedang menikmati makanannya tak sengaja ia melihat seorang laki-laki dewasa sedang menatapnya di meja sebrang. Ia yang tak nyaman di tatap serius pun memberanikan diri bertanya pada laki-laki itu.
"Kenapa Om menatapku seperti itu ? Apa ada sesuatu yang jelek di wajahku?" Tanya Yuka heran.
"Oh tidak nak, maafkan om yang terus saja memperhatikan mu". Jawabnya dengan gugup
"Baiklah kalau begitu berhenti melihatku dan fokuslah makan". ucapnya Yuka lagi.
Yuka yang sedang menikmati makanannya pun kini jadi kurang bersemangat menghabisi makannya itu lantas ia pergi meninggalkan restoran itu dan tak lupa meninggalkan uang untuk membayar pesanannya.
Seorang pegawai yang membersihkan meja tempat di mana Yuka makan pun terheran kenapa anak ini pergi padahal makannya belum habis.
"Anak nakal ini kenapa pergi begitu saja apa terjadi sesuatu padanya ? ". Ujar pegawai itu.
"Maaf mba anak kecil tadi mba kenal ?" tanya laki-laki itu.
"Oo dia Yuka Pak, memang sering makan di sini kalau mamanya telat menjemputnya". jawab pegawai tersebut.
Ia masih saja membayangi wajah anak itu, wajahnya mengingatkan ia akan sesuatu yang kini coba ia ingat-ingat kembali.
Setelah pergi dari restoran itu, Yuka kembali pergi ke sekolahnya yang berada di sebelah restoran tersebut.
"Sudah makannya den ?" Tanya penjaga keamanan sekolah di tempatnya berada.
"Sudah pak". Jawabnya sekenanya.
"Tapi kok kayaknya lagi kesel gitu?". tanya pak penjaga kemudian.
Belum lagi sempat ia menjawab Mamanya pun datang menghampirinya lantas meminta maaf karena telat menjemputnya hari ini.
Yuka yang sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini hanya bisa memakluminya karena ia hanya tinggal berdua dengan Mamanya saja.
Ia adalah anak yang sangat mengerti kondisi Mamanya yang bekerja untuk mencukupi kebutuhannya, ia jarang mengeluh walaupun hatinya terkadang merasa iri melihat teman-teman yang lain memiliki keluarga sempurna.
Pernah suatu ketika ia bertanya pada Mamanya, dimana Papanya berada, tapi jawaban dari sang Mama tidaklah membuatnya puas. Ia yang berumur Enam tahun pun sudah terbilang dewasa dalam menghadapi situasi yang rumit.
Saat tengah menikmati makan malamnya sang Mama melihat ada sesuatu yang berbeda dari anaknya, ia terlihat tidak bersemangat dari sepulang sekolah, tak seperti biasanya Yuka yang selalu ceria dan selalu saja bercerita tentang kegiatannya setiap hari.
"Yuka, are you ok ?". Tanya Mamanya.
"I am ok Mom". balas Yuka.
"Yasudah kalau sudah selesai makannya langsung kembali ke kamar dan istirahatlah". Titah Carissa sang Mama.
Tanpa menjawab Mamanya Ia bergegas meninggalkan meja makan, dan hal ini justru membuat sang Mama bertanya-tanya.
Setelah membersihkan meja makan Ia pun memutuskan untuk pergi ke kamar anaknya itu.
Tok tok tok
"Sayang, boleh Mama masuk ?". ucap Carissa saat mengetuk pintu.
"Yes Mom pintunya enggak di kunci". jawab Yuka cepat.
Setelah duduk di sisi ranjang anaknya ia pun bertanya pada sang anak.
"Mama kangen sama Yuka Mama yang seperti biasanya, yang ceria, yang suka bertanya-tanya dan suka sekali ngomelin Mama". ucap Carissa seraya mengusap kepala Yuka.
"Maafin Yuka Ma, hari ini Yuka lelah, banyak sekali kegiatan Yuka hari ini di sekolah". Jawab Yuka, ia tahu Mamanya merasa tidak nyaman dengan sikapnya.
"Emm begitu ya, boleh tidak kalau malam ini Mama tidur di sini ?". ujar Mamanya lagi.
"Boleh Ma, apapun itu untukmu". balas Yuka cepat sambil tersenyum.
Yuka pun menggeser badannya agar Mamanya bisa tidur di sebelahnya, setelah beberapa saat tak ada pembicaraan lagi kini Yuka pun menjadi gelisah. Ia merasa sikapnya hari ini membuat Mamanya menjadi khawatir.
Bagaimanapun ia tetaplah anak pada seusianya, yang selalu ingin tahu dan bertanya.
"Mom, Mama sudah tidur ?". tanya Yuka tiba-tiba.
"Belum sayang, kamu kenapa belum tidur ?". balas Mamanya.
"Yuka boleh tidak bertanya sesuatu sama Mama ?". izin Yuka.
"Boleh dong sayang apapun untukmu". jawab Mama Carissa.
"Sebenarnya Papa Yuka ada dimana Ma ?". dengan keberaniannya ia bertanya hal yang sama seperti yang lalu-lalu.
Sejenak ia berfikir, apakah sekarang saatnya ia harus menceritakan semuanya pada anaknya ini, ia takut jika anaknya tidak bisa menerima dan lagi sejak ia mulai bertanya keberadaan Papanya Ia tak pernah memberikan jawaban yang pasti. Yuka masih terlalu kecil untuk mengetahui semuanya.
"Sayang, tidak semua yang kita ingin tahu harus mendapatkan jawabannya saat itu juga, boleh jadi suatu saat nanti dengan waktu dan keadaan yang tepat apa yang kita ingin tau akan kita dapatkan jawabannya". ucap Carissa.
"Mom, come on, Yuka sudah cukup mengerti dunia orang dewasa, Yuka hanya tanya di mana Papa Yuka". sergah Yuka
Ia yang mengelus kepala anaknya pun berfikir sekali lagi. Yuka bukanlah anak yang dapat menerima jawaban begitu saja, untuk menunggu ia dewasa pastilah sangat lama dan pasti akan berdampak untuk hari-hari kedepannya pastilah berat.
"Baiklah, jika Yuka ingin tahu di mana Papa Yuka sekarang Mama akan kasih tau, Apapun nanti yang Mama ceritakan Mama harap kamu bisa menerimanya". ucap Carissa dengan tenang.
"Iya Mom". balas Yuka.
"Papa Yuka itu adalah orang yang baik, tampan seperti kamu, dan dia tinggal di Kota A, sebelum kamu lahir Mama dan Papa berpisah tanpa memberi kabar satu sama lain. Perpisahan Papa sama Mama saat itu bukanlah keinginan kami, tapi keadaan yang mengharuskan kami untuk berpisah saat itu. Karena bakti Papa mu dengan Papanya itu besar maka Mama mengalah saat itu untuk tidak ikut dengan Papamu. Dan juga Keadaan Papa dan Mama yang berbeda yang membuat kami tidak bisa bersatu. Untuk itu Mama memilih pergi dan merawat kamu seorang diri". jelas Carissa.
"Kalau Papanya Mama kemana ? kenapa Mama pergi dan merawat Yuka sendiri ?" tanyanya lagi.
Iya menarik nafasnya panjang.
"Saat kamu berada di dalam perut Mama Ayah dan Bundanya Mama sangat terpukul nak, bukan karena mereka tak suka adanya kamu, tapi mereka ingin Mama melanjutkan sekolah Mama lebih tinggi terlebih dahulu. Bisa di bilang mereka kecewa sama Mama, tapi Bagaimanapun Mama tetap menyayangi Ayah dan Bundanya Mama sampai detik ini". jelas Carissa.
"Ma, apa kehadiran Yuka ini membuat Mama terluka ?" tanya Yuka dengan wajah yang murung.
"No sayang no, justru karena kehadiran Yuka Mama jadi wanita yang semakin kuat dan tangguh, Mama jadi sadar indahnya jadi orang tua". balas Carissa cepat melihat perubahan ekspresi anaknya.
"Walaupun Mama sendirian ?". sela Yuka.
"Yes, walaupun Mama sendirian tapi tidak menyurutkan semangat Mama untuk mewujudkan mimpi-mimpi Yuka dan Mama". jawab Carissa.
"Mom, kenapa Mama tidak mencari Papa baru seperti temen Yuka yang Mamanya punya Papa baru ?". tanya Yuka.
"Tidak semudah itu sayang, Mama tidak ingin memikirkan itu dulu, Mama hanya ingin fokus untuk masa depan kita dulu. Untuk masalah Papa baru nanti kalau sudah ketemu pasti akan datang". jawab Carissa memberikan pengertian.
"Mom, Ayah dan Bundanya Mama sekarang berada di mana ?". ucap Yuka.
"Mereka saat ini ada di Kota A sama seperti Papanya Yuka".balas Carissa.
"Kenapa Papa tidak pernah mencari kita ? dan kenapa kita malah tinggal di Kota B ?". tanya Yuka penasaran.
"Sayang, Mama pergi ke Kota ini tanpa sepengetahuan Papa, jadi tidak mungkin Papa mencari kita sampai ke sini". jelas Carissa.
Yuka kini mengerti kenapa Ia dan Mamanya hanya tinggal berdua saja di sini.
"Yuka janji Ma, suatu saat nanti Yuka akan bawa Papa, Ayah dan Bundanya Mama ke sini ".Batin Yuka.
Setelah obrolan panjang itu keduanya pun memutuskan untuk tidur melanjutkan mimpi-mimpi yang akan mereka wujudkan nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments