NovelToon NovelToon

The Return Of Love

Ingin Tahu

Halo semua selamat membaca di novel ku yang ke dua ini ya.

Para readers jangan lupa tinggalin komentarnya biar semangat nulisnya 🤭 apalagi like dan vote.

Happy Reading

"Ini pasta mu nak, makanlah selagi hangat tapi tetap pelan-pelan ya" ujar pegawai di salah satu restoran.

Saat sedang menikmati makanannya tak sengaja ia melihat seorang laki-laki dewasa sedang menatapnya di meja sebrang. Ia yang tak nyaman di tatap serius pun memberanikan diri bertanya pada laki-laki itu.

"Kenapa Om menatapku seperti itu ? Apa ada sesuatu yang jelek di wajahku?" Tanya Yuka heran.

"Oh tidak nak, maafkan om yang terus saja memperhatikan mu". Jawabnya dengan gugup

"Baiklah kalau begitu berhenti melihatku dan fokuslah makan". ucapnya Yuka lagi.

Yuka yang sedang menikmati makanannya pun kini jadi kurang bersemangat menghabisi makannya itu lantas ia pergi meninggalkan restoran itu dan tak lupa meninggalkan uang untuk membayar pesanannya.

Seorang pegawai yang membersihkan meja tempat di mana Yuka makan pun terheran kenapa anak ini pergi padahal makannya belum habis.

"Anak nakal ini kenapa pergi begitu saja apa terjadi sesuatu padanya ? ". Ujar pegawai itu.

"Maaf mba anak kecil tadi mba kenal ?" tanya laki-laki itu.

"Oo dia Yuka Pak, memang sering makan di sini kalau mamanya telat menjemputnya". jawab pegawai tersebut.

Ia masih saja membayangi wajah anak itu, wajahnya mengingatkan ia akan sesuatu yang kini coba ia ingat-ingat kembali.

Setelah pergi dari restoran itu, Yuka kembali pergi ke sekolahnya yang berada di sebelah restoran tersebut.

"Sudah makannya den ?" Tanya penjaga keamanan sekolah di tempatnya berada.

"Sudah pak". Jawabnya sekenanya.

"Tapi kok kayaknya lagi kesel gitu?". tanya pak penjaga kemudian.

Belum lagi sempat ia menjawab Mamanya pun datang menghampirinya lantas meminta maaf karena telat menjemputnya hari ini.

Yuka yang sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini hanya bisa memakluminya karena ia hanya tinggal berdua dengan Mamanya saja.

Ia adalah anak yang sangat mengerti kondisi Mamanya yang bekerja untuk mencukupi kebutuhannya, ia jarang mengeluh walaupun hatinya terkadang merasa iri melihat teman-teman yang lain memiliki keluarga sempurna.

Pernah suatu ketika ia bertanya pada Mamanya, dimana Papanya berada, tapi jawaban dari sang Mama tidaklah membuatnya puas. Ia yang berumur Enam tahun pun sudah terbilang dewasa dalam menghadapi situasi yang rumit.

Saat tengah menikmati makan malamnya sang Mama melihat ada sesuatu yang berbeda dari anaknya, ia terlihat tidak bersemangat dari sepulang sekolah, tak seperti biasanya Yuka yang selalu ceria dan selalu saja bercerita tentang kegiatannya setiap hari.

"Yuka, are you ok ?". Tanya Mamanya.

"I am ok Mom". balas Yuka.

"Yasudah kalau sudah selesai makannya langsung kembali ke kamar dan istirahatlah". Titah Carissa sang Mama.

Tanpa menjawab Mamanya Ia bergegas meninggalkan meja makan, dan hal ini justru membuat sang Mama bertanya-tanya.

Setelah membersihkan meja makan Ia pun memutuskan untuk pergi ke kamar anaknya itu.

Tok tok tok

"Sayang, boleh Mama masuk ?". ucap Carissa saat mengetuk pintu.

"Yes Mom pintunya enggak di kunci". jawab Yuka cepat.

Setelah duduk di sisi ranjang anaknya ia pun bertanya pada sang anak.

"Mama kangen sama Yuka Mama yang seperti biasanya, yang ceria, yang suka bertanya-tanya dan suka sekali ngomelin Mama". ucap Carissa seraya mengusap kepala Yuka.

"Maafin Yuka Ma, hari ini Yuka lelah, banyak sekali kegiatan Yuka hari ini di sekolah". Jawab Yuka, ia tahu Mamanya merasa tidak nyaman dengan sikapnya.

"Emm begitu ya, boleh tidak kalau malam ini Mama tidur di sini ?". ujar Mamanya lagi.

"Boleh Ma, apapun itu untukmu". balas Yuka cepat sambil tersenyum.

Yuka pun menggeser badannya agar Mamanya bisa tidur di sebelahnya, setelah beberapa saat tak ada pembicaraan lagi kini Yuka pun menjadi gelisah. Ia merasa sikapnya hari ini membuat Mamanya menjadi khawatir.

Bagaimanapun ia tetaplah anak pada seusianya, yang selalu ingin tahu dan bertanya.

"Mom, Mama sudah tidur ?". tanya Yuka tiba-tiba.

"Belum sayang, kamu kenapa belum tidur ?". balas Mamanya.

"Yuka boleh tidak bertanya sesuatu sama Mama ?". izin Yuka.

"Boleh dong sayang apapun untukmu". jawab Mama Carissa.

"Sebenarnya Papa Yuka ada dimana Ma ?". dengan keberaniannya ia bertanya hal yang sama seperti yang lalu-lalu.

Sejenak ia berfikir, apakah sekarang saatnya ia harus menceritakan semuanya pada anaknya ini, ia takut jika anaknya tidak bisa menerima dan lagi sejak ia mulai bertanya keberadaan Papanya Ia tak pernah memberikan jawaban yang pasti. Yuka masih terlalu kecil untuk mengetahui semuanya.

"Sayang, tidak semua yang kita ingin tahu harus mendapatkan jawabannya saat itu juga, boleh jadi suatu saat nanti dengan waktu dan keadaan yang tepat apa yang kita ingin tau akan kita dapatkan jawabannya". ucap Carissa.

"Mom, come on, Yuka sudah cukup mengerti dunia orang dewasa, Yuka hanya tanya di mana Papa Yuka". sergah Yuka

Ia yang mengelus kepala anaknya pun berfikir sekali lagi. Yuka bukanlah anak yang dapat menerima jawaban begitu saja, untuk menunggu ia dewasa pastilah sangat lama dan pasti akan berdampak untuk hari-hari kedepannya pastilah berat.

"Baiklah, jika Yuka ingin tahu di mana Papa Yuka sekarang Mama akan kasih tau, Apapun nanti yang Mama ceritakan Mama harap kamu bisa menerimanya". ucap Carissa dengan tenang.

"Iya Mom". balas Yuka.

"Papa Yuka itu adalah orang yang baik, tampan seperti kamu, dan dia tinggal di Kota A, sebelum kamu lahir Mama dan Papa berpisah tanpa memberi kabar satu sama lain. Perpisahan Papa sama Mama saat itu bukanlah keinginan kami, tapi keadaan yang mengharuskan kami untuk berpisah saat itu. Karena bakti Papa mu dengan Papanya itu besar maka Mama mengalah saat itu untuk tidak ikut dengan Papamu. Dan juga Keadaan Papa dan Mama yang berbeda yang membuat kami tidak bisa bersatu. Untuk itu Mama memilih pergi dan merawat kamu seorang diri". jelas Carissa.

"Kalau Papanya Mama kemana ? kenapa Mama pergi dan merawat Yuka sendiri ?" tanyanya lagi.

Iya menarik nafasnya panjang.

"Saat kamu berada di dalam perut Mama Ayah dan Bundanya Mama sangat terpukul nak, bukan karena mereka tak suka adanya kamu, tapi mereka ingin Mama melanjutkan sekolah Mama lebih tinggi terlebih dahulu. Bisa di bilang mereka kecewa sama Mama, tapi Bagaimanapun Mama tetap menyayangi Ayah dan Bundanya Mama sampai detik ini". jelas Carissa.

"Ma, apa kehadiran Yuka ini membuat Mama terluka ?" tanya Yuka dengan wajah yang murung.

"No sayang no, justru karena kehadiran Yuka Mama jadi wanita yang semakin kuat dan tangguh, Mama jadi sadar indahnya jadi orang tua". balas Carissa cepat melihat perubahan ekspresi anaknya.

"Walaupun Mama sendirian ?". sela Yuka.

"Yes, walaupun Mama sendirian tapi tidak menyurutkan semangat Mama untuk mewujudkan mimpi-mimpi Yuka dan Mama". jawab Carissa.

"Mom, kenapa Mama tidak mencari Papa baru seperti temen Yuka yang Mamanya punya Papa baru ?". tanya Yuka.

"Tidak semudah itu sayang, Mama tidak ingin memikirkan itu dulu, Mama hanya ingin fokus untuk masa depan kita dulu. Untuk masalah Papa baru nanti kalau sudah ketemu pasti akan datang". jawab Carissa memberikan pengertian.

"Mom, Ayah dan Bundanya Mama sekarang berada di mana ?". ucap Yuka.

"Mereka saat ini ada di Kota A sama seperti Papanya Yuka".balas Carissa.

"Kenapa Papa tidak pernah mencari kita ? dan kenapa kita malah tinggal di Kota B ?". tanya Yuka penasaran.

"Sayang, Mama pergi ke Kota ini tanpa sepengetahuan Papa, jadi tidak mungkin Papa mencari kita sampai ke sini". jelas Carissa.

Yuka kini mengerti kenapa Ia dan Mamanya hanya tinggal berdua saja di sini.

"Yuka janji Ma, suatu saat nanti Yuka akan bawa Papa, Ayah dan Bundanya Mama ke sini ".Batin Yuka.

Setelah obrolan panjang itu keduanya pun memutuskan untuk tidur melanjutkan mimpi-mimpi yang akan mereka wujudkan nanti.

Melewati semua ini sendirian

Setelah malam itu kini Yuka tidak lagi bertanya tanya tentang Papanya lagi. Ia hanya berjanji pada diri sendiri jika suatu saat nanti Ia akan membawa orang-orang yang di sayang oleh Mamanya kembali kepadanya.

Carissa, wanita yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan sekaligus menjadi ibu tunggal dari seorang anak laki-laki tanpa pernah sekalipun memikirkan kebahagiaannya, yang ia pikirkan hanyalah kebahagiaan anaknya dan bagaimana ia menghidupi anak semata wayangnya itu.

Semenjak ia memilih tinggal di Kota B ia memantapkan dirinya untuk tidak lagi memikirkan masa-masa tersulit di mana ia harus kehilangan dan pergi dari orang-orang yang sangat ia sayangi dan cintai.

Ia tak pernah menyalahkan siapapun selain dirinya sendiri, untuk itulah pindah ke Kota ini adalah jalan satu-satunya untuk membuka lembaran baru lagi.

Beruntungnya dia saat pindah ke Kota ini ia bertemu dengan seseorang yang baik hatinya yang menolong dan membantunya keluar dari masa sulitnya saat itu hingga kini ia dapat bekerja di salah satu perusahaan besar di Kota tersebut.

"Carissa belum kelar ? ". tanya Riko, laki-laki yang menolongnya sekaligus atasannya itu.

"Belum ni Rik, mana uda telat lagi jemput Yuka". jawabnya dengan tetap menatap laptop di hadapannya.

"Masih banyak lagi ?, " tanya Riko.

"Lumayan si, ini untuk meeting kita besok lusa sama nyiapin laporan ke pusat ". jawab Carissa terus mengetik.

"laporan ke pusat bukannya beberapa hari lagi ya ?". lanjut Riko

"tanggung si ini makannya sekalian di kerjain aja". jawab Carissa.

"Yaudah kalau gitu kamu lanjutin aja biar aku yang jemput Yuka".

"Serius ?" tanyanya tak percaya.

"iya". jawab Riko.

"Thank you Riko, selalu saja ngerepotin kamu". ucapnya sambil menatap wajah Riko dengan senyuman.

" Ok gak masalah aku berangkat dulu ya, ingat jangan kelamaan nanti dia ngambek lagi". balas Riko.

"Sip, see you". ucap Carissa.

_________

Riko yang sudah sampai di sekolah Yuka pun langsung bertanya pada pihak keamanan.

"Maaf pak, Yuka di mana ya ?" tanya Riko pada pihak keamanan sekolah Yuka.

"Nah ini dia Den Yuka nya". ucap pihak keamanan melihat kedatangan Yuka.

"halo boy, sorry ya telat jemputnya, Mama sepertinya masih ada kerjaan jadi hari ini pulang sama om ya". jelas Riko.

"Iya om ayok om kita pulang". aja Yuka

Di perjalanan, seperti biasa Yuka bercerita tentang kegiatannya hari ini. Hal itu membuat perjalanan mereka tak terasa sudah sampai di depan rumah.

"Kamu udah makan belum ?" tanya Riko saat sampai di rumah.

"Belum om, tadi Yuka mau ke restoran biasa tapi pas keluar eh om uda jemput, yaudah deh gak jadi". jawab Yuka.

"jadi sekarang kamu lapar dong ?" tanya Riko.

"iya om hehe" senyum Yuka.

"Yaudah kita pesan online aja ya, kamu bersih-bersih dulu nanti kalau makanannya uda sampai om panggil kamu". ujar Riko.

Setengah jam kemudian makanan pesanan mereka pun datang dan kini mereka menyantapnya di meja makan.

"Om Riko, Yuka boleh tanya tidak ?" tanya Yuka di tengah-tengah makan mereka.

"boleh tanya apa saja yang Yuka mau tanya sama om". balas Riko.

"Om tau tidak tentang Papanya Yuka ?". tanya Yuka jelas.

Riko yang sedang mengunyah pun tersedak mendengar pertanyaan Yuka. Selama ini ia tak tau banyak tentang masa lalu Carissa hanya saja yang ia tau dari cerita Carissa bahwa Papanya Yuka adalah teman masa sekolah Carissa dulu. Dan sampai saat ini ia tak pernah bertanya apapun tentang masa lalu Carissa.

"Om tidak tau Yuka, kenapa memangnya kok tiba-tiba kamu tanya tentang Papa kamu ?".jawab Riko lirih

"hemm gak papa kok om Yuka pengen tanya aja kirain Yuka om tau hihihi". jawabnya sambil tetap mengunyah.

"Yasudah cepat habiskan makannya sebentar lagi Mama pasti pulang". pinta Riko.

"Siap om".

_________

Di kamar, Riko yang sedang tidur bersama Yuka pun tak tau jika Carissa telah sampai namun ia enggan untuk membangunkannya. Ia bergegas ke kamarnya dan pergi untuk makan malam sendiri di meja makan.

Selesai menghabiskan makannya ia terkejut saat Riko yang tiba-tiba datang mengagetkannya.

"Sudah pulang ? kok gak kedengaran suara mobilnya". ujar Riko

"kalian saja yang udah nyenyak tidurnya makannya gak kedengaran, oiya makasih lo uda jemput Yuka sampai nungguin aku pulang, aku kira kamu udah pulang, dan lagi makasih juga uda di pesankan makanan". ucap Carissa.

"iya sama-sama, Carissa tadi Yuka tu tanyak tentang Papanya". Riko memberi tahu.

"Terus kamu jawab apa ?". tanya Carissa.

"Ya aku jawab aku gak taulah, kan memang aku gak tau siapa Papanya Yuka". balas Riko.

"Beberapa waktu lalu dia juga tanya, aku sempet gak pengen kasitau dia cuma setelah aku pikir-pikir mungkin memang sudah saatnya Yuka tau siapa dan dimana Papanya, ya setidaknya dia sudah mendapatkan jawaban atas pertanyaan dia selama ini". ucap Carissa sambil membersihkan piring kotornya.

"selama ini ?" tanya Riko tak percaya.

"iya, dia selalu bertanya di mana Papanya, kenapa dia gak punya Papa seperti teman-temannya yang lain dan aku saat dia bertanya seperti itu belum bisa ngejawab pertanyaannya yang aku pikir nanti aja deh kalau dia uda besar dan memang udah waktunya tau, tapi mungkin kemarin la waktunya yang pas untuk kasih tau dia". ungkap Carissa.

"reaksi dia gimana ?" tanya Riko penasaran.

"dia cuma dengerin aja si gak nunjukin reaksi yang gimana-gimana, ya syukurlah Yuka ini anak yang sangat pengertian dan memaklumi aku yang serba kekurangan ini". ujar Carissa.

"siapa bilang serba kekurangan, kamu ini tangguh kuat dan gak semua wanita bisa melewati semua ini sendirian seperti kamu". puji Riko tulus.

"udah malam ni Rik, gak niatan mau pulang ?". canda Carissa.

" Jadi ceritanya ini aku di usir nii, iyaa iyaa tau, ni juga sekalian mau pamit, aku balik dulu ya Ris". balas Riko.

"iya, hati-hati sekali lagi thanks ya Rik" ucap Carissa melambaikan tangan.

_________

Hari ini saat menjemput Yuka di sekolahnya ia pergi menemui wali kelasnya untuk meminta izin jika besok Yuka tidak dapat hadir ke sekolah lantaran ia akan membawa Yuka ikut bersamanya ke tempat ia bekerja yang dimana tempatnya tidak dapat di tempuh untuk pergi pulang menjemput anaknya itu, berhubung besok adalah hari Jum'at maka ia memutuskan untuk membawanya saja dari pada ia menitipkan anaknya sampai malam yang belum tentu jam berapa pastinya ia akan sampai.

Setelah dari sekolahnya mereka pun langsung kembali ke rumah.

"Mom, harus ya Yuka ikut ?, nanti Mama malah makin repot kalau Yuka ikut ". tanya Yuka

"Justru kalau kamu tidak ikut Mama yang repot sayang, Mama juga gak konsentrasi nanti kerjanya, nanti pikiran Mama malah ke Kamu terus". jawab Carissa.

"Memangnya kali ini Mama kerjanya di mana ?" ucap Yuka kepo.

" Di daerah Pegunungan sayang, perbatasan Kota, sekalian kita jalan-jalan juga ". terang Carissa.

"Baiklah Mom, kalau gitu Yuka pergi tidur dulu ya, Mama kalau sudah selesai kerjaannya juga langsung tidur ya". ucap Yuka pasrah.

"iya sayang, mimpi indah jangan lupa pasang alarm lebih cepat karena besok kita akan berangkat pagi-pagi sekali di jemput sama om Riko ". pinta Carissa.

"Om Riko ? Om Riko ikut juga ?". tanyanya lagi memastikan.

"Pastilah sayang, kan Om Riko atasannya Mama di kantor dan ini adalah salah satu promosi buat Om Riko makannya kita jangan sampai telat bangun ya biar kita sampai tepat waktu". Jawab Carissa.

"Siap Mom, good night ". ucap Yuka dan langsung Carissa jawab. "night sayang Mama"

Penasaran

Pagi-pagi sekali Ibu dan anak ini telah bersiap dan seperti yang di rencanakan Riko juga sudah sampai di kediaman mereka pagi-pagi buta.

Kedekatan antara keduanya juga sering di anggap jika mereka adalah pasangan yang serasi terlebih wanitanya yang cantik dan laki-lakinya yang tampan. Meskipun status keduanya sama-sama singel tapi diantara mereka memanglah hanya sekedar rekan kerja saja. Jika orang yang tak pernah melihat dan tahu kedekatan mereka pasti mereka berpikir mereka adalah keluarga yang sempurna.

Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam, kini mereka sampai di sebuah Resort yang terbilang mewah di kawasan Pegunungan dengan suguhan yang cukup memanjakan mata. Udara yang sejuk dan asri membuat siapa saja ingin berlama-lama berada di sana.

"Wah tempatnya bagus sekali Mom, apakah kita juga akan menginap di sini ?" tanya Yuka yang takjub melihat sekelilingnya.

"Betul sekali boy, kita akan menginap di sini untuk dua malam dan minggu pagi setelah sarapan kita akan balik". jelas Riko pada Yuka.

"Seriusan om ?". tanya Yuka tak percaya.

"Serius la mana pernah Om bohong sama kamu". balas Riko.

"Yes tidak sia-sia Mama permisikan Yuka libur sekolah hari ini". ucap Yuka kegirangan.

Carissa yang mendengar penuturan anaknya pun hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala saja. Saat-saat bekerja keluar kota seperti inilah ia bisa mengajak anaknya pergi sekaligus berlibur, bukan ia tak pernah mengajaknya, hanya saja untuk pergi jauh membawa mobil sendiri sangatlah lelah dan Yuka sangatlah mengerti itu.

"Bukannya kita hanya semalam saja ya berada di sini ? kenapa jadi dua malam ?". tanya Carissa bingung.

"gak papalah, hitung-hitung refreshing kapan lagi kita bisa kayak gini Yuka juga sepertinya antusias sekali". jawab Riko.

"hemm iya deh". ucap Carissa yang pasrah kalau Riko sudah memutuskan.

Mereka pun berjalan menuju meja resepsionis, dan Riko memesan dua kamar untuk mereka.

Meeting kali ini cukup penting karena ini merupakan tender dari pusat yang di peruntukan untuk anak cabang perusahaan dan jika gol akan di angkat menjadi manager di perusahaan tempat ia bekerja. Jadi seluruh staf anak cabang perusahaan pusat akan bertemu di sini.

Karena ini adalah tender besar dari pusat maka pemimpin pusat sendirilah yang turun langsung untuk meeting besar kali ini.

Pertemuan ini akan dilakukan setelah makan siang jadi masih ada waktu mereka untuk beristirahat maupun keliling Resort.

"Ma tidakkah kita bisa melihat-lihat keluar sebentar ?" tanya Yuka saat Mamanya membereskan pakaiannya.

"Bisa sayang, tapi apa kamu tidak ingin makan sesuatu terlebih dahulu ?". saran Carissa

"Yuka masih kenyang Ma". jawab Yuka.

"Baiklah, kamu boleh keluar terlebih dahulu dan ingat jangan jauh-jauh ya, Mama harus menyiapkan berkas yang akan diperlukan Om Riko dan kamu jangan lupa bawa ponselmu untuk berjaga-jaga". jelas Carissa pada putranya itu.

"Yes Ma, thanks". ucap Yuka lalu mengambil ponselnya dalam tas miliknya.

Setelah mendapatkan izin Mamanya Yuka pun segera keluar kamar dengan semangatnya. Ia menelusuri tempat-tempat yang memiliki spot yang bagus untuk di abadikan di ponselnya.

Saat ia sedang memotret hamparan Gunung di depannya sepasang mata terus saja memandangnya tanpa putus. Tanpa Yuka sadari ia telah di ikuti oleh orang tersebut.

Saat berbalik tak sengaja ia melihat orang tersebut bersembunyi di balik pagar yang di tumbuhi pohon merambat. Untuk persekian detik Yuka sudah tidak ada lagi di tempatnya tadi, hal ini membuat orang tersebut kehilangan jejaknya.

Saat orang tersebut hendak pergi dari tempatnya ia di kejutkan dengan ucapan seseorang.

"Apa Om mencari seseorang ?". tanya Yuka mengagetkan.

Lelaki tersebut membelalakkan matanya di balik kaca mata hitamnya itu. Ia tak habis pikir kenapa anak ini cepat sekali perginya.

"Saya tidak mencari siapapun di sini". balas laki-laki itu kaku

"Bukankah Om ini orang yang di restoran waktu itu ?". Ingat Yuka saat melihat lelaki itu.

"Ingatanmu bagus juga, kamu sendirian di sini ?". tanya lelaki berkacamata itu.

"Tidak, aku bersama Mamaku di sini". balasnya singkat.

"Apa Mama mu tahu kau berada di sini ?". tanyanya kembali.

"aku sudah meminta izin padanya sebelum pergi". balas Yuka

"Baiklah, kalau begitu apakah saya boleh tahu namamu ?". lelaki itu mengulurkan tangannya.

Belum sempat Yuka menjawab, Carissa datang dari belakang lelaki itu dan melihat Mamanya Yuka segera pergi meninggalkannya.

"Sorry Om Mamaku sudah datang dan aku harus segera pergi". putus Yuka dan berjalan melewatinya.

Baru kali ini ada orang yang tidak menjawab pertanyaannya dan itu sukses membuatnya penasaran dengan anak itu. Anak yang menurutnya tidak seperti seusianya.

Saat iya membalikkan badannya Ibu dan anak itu sudah berlalu pergi jadi ia tak bisa melihat wajah keduanya.

Ia hanya melihat wanita berambut panjang menggandeng tangan anak itu.

_________

Setelah jam makan siang usai kini orang-orang dari tiap perusahaan berkumpul di meeting room.

"Yuka, Mama ingin kamu berada di kamar saja selama Mama meeting ya, doakan Mama sayang semoga tender kali ini bisa Mama dan Om Riko dapatkan". jelas Carissa.

"Iya Ma apapun untuk Mama". balas Yuka patuh.

Saat semuanya telah memasuki meeting room dan hanya tinggal menunggu sang Presdir Carissa tak hentinya berdoa dan lagi entah mengapa kali ini jantungnya berdebar-debar.

"Kamu siap Ris ?". Tanya Riko yang duduk bersebelahan dengannya.

"Siap". jawabnya mantap.

Saat Presdir memasuki ruangan semua yang berada di dalam menyambut dengan berdiri tanpa terkecuali.

Carissa yang tidak terlalu jelas melihat sang Presdir pun hanya mengirim seulas senyum saja.

Saat giliran Carissa presentasi ia menyadari satu hal, ya ia menyadari jika Presdir yang selama ini dia dengar adalah Pak Bram orang dari masa lalunya.

Pak Bram yang juga sama-sama terkejutnya hanya bisa menatapnya sesekali. Hal ini tentu membuat Carissa grogi namun sekuat kemampuannya ia hilangkan perasaan itu agar presentasi kali ini berjalan lancar.

Menyadari ada orang di masa lalunya ia sekuat hati kembali fokus pada meeting kali ini, ia tidak ingin mengecewakan Riko karena selama ini dialah yang selalu membantunya.

Setelah meeting selesai seluruh staf meninggalkan meeting room tersebut tapi tidak dengan Carissa.

Ia juga manusia biasa, ia syok mengetahui Presdir yang selama ini tidak ia lihat dan hanya mendengar namanya saja adalah salah satu orang di masa lalunya.

Riko yang menyadari bahwa Carissa tak ikut keluar bersamanya lantas kembali lagi ke ruangan itu, dan benar saja ia melihat Carissa masih duduk termenung di tempatnya.

"Carissa ayok kita sudah selesai loh ini". ajak Riko membuyarkan lamunannya.

"ahh iya, aku cuma masih deg degan aja, mudah mudahan keberuntungan memihak kita ya Rik". bohong Carissa.

"Semoga saja". Jawab Riko.

________

Di kamar yang mewah seorang lelaki paruh baya sedang duduk termenung sesekali menghisap rokoknya.

Ya, Dialah Bram Prasetyo. Pemilik Perusahaan dari Global Grup yang menempati urutan pertama sebagai perusahaan nomor satu di Negeri ini dan sukses di segala sektor.

Iya kembali teringat tentang Carissa, wanita yang dulu sempat membuat anaknya tak bisa melupakannya bahkan lebih memilih Carissa daripada keluarganya sendiri.

Berbagai cara ia lakukan sampai akhirnya mereka berpisah. Dan kini Tuhan sedang mengatur pertemuan mereka kembali.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!