Selamat! Membaca 🤗
🎉🎉🎉🎉
Erdogan melirik, dan sepertinya ia tertarik dengan menu makan siang kiriman Chef Juna tersebut.
"Tuan, Kakak sepupu Ibram harus segera di operasi dan...!"
"Aku tau, kau urus saja semuanya."Sahut Erdogan yang tengah menyantap makan siangnya.
"Baik Tuan."
🎉🎉🎉
Di Kantin.
Ibram alias Elif tengah senyum-senyum sendiri, sambil memutar-mutar sendok di atas piring. Ia membanggakan betapa beruntung hidupnya saat ini. Sudah bekerja dengan gaji yang besar dan fasilitas super Oke, di tambah lagi biaya hidup dan sakit dirinya serta keluarga di tanggung semua oleh sang Tuan.
Elif tengah berada di dalam kepuasannya sendiri, itu yang membuat dia seperti orang yang kurang waras di kantin Kantor, menebar senyum lebar yang membuat banyak orang salah faham.
Tanpa ia sadari, Sheryl tengah memperhatikannya dari kejauhan.
Sheryl datang untuk membicarakan Proyek yang sudah ia dan Erdogan sepakati beberapa hari yang lalu, dan saat ini ia datang atas perintah Ayah tirinya untuk bertemu Erdogan.
Sheryl yang seharusnya langsung menuju Ruangan Erdogan. Malah belok untuk menghampiri Ibram yang di matanya terlihat memesona karena lelaki itu terlihat bahagia.
"Sepertinya kau tau kalau hari ini aku datang, hingga membuatmu bahagia seperti ini."
Suara Sheryl yang tiba-tiba muncul di hadapannya, tentu mengejutkan Ibram.
"Siapa wanita ini! Tunggu, aku seperti mengingatnya. Ya dia wanita itu, wanita yang beberapa hari lalu menggodaku." Batin Ibram.
"Jangan bilang kalau kau tak ingat siapa aku."Kata Sheryl yang melihat Ibram tentang berfikir.
"Tentu saja tidak, saya ingat siapa Anda. Nona Sherly."
Sheryl mengulas senyum, dan hatinya tersentuh karena Ibram masih mengingatnya.
"Apa yang Anda lakukan di sini Nona?"tanya Ibram Ramah. Berfikir jika Sheryl tidak akan melakukan hal seperti tempo hari, karena di tempat ini banyak orang.
"Apa lagi, tentu saja aku ingin menemui tuan mu, tapi angin malah membawa ku ke tempat ini."
"Ruangan Tuan Er ada di lantai 4 Nona, jika Anda sudah membuat janji, Anda bisa langsung naik ke atas. Tapi jika belum aku akan menghubungi Tuan Mario terlebih dahulu."
"Hi! Aku tidak butuh janji untuk bertemu Erdogan, aku bisa menemuinya kapanpun aku mau."Kesal Sheryl.
"Kalau begitu, silahkan Anda Langsung naik ke lantai 4. Nona."
Bukankan nya beranjak mengikuti saran Ibram, Sheryl malah menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Ibram.
"Aku tidak sedang buru-buru, dan tiba-tiba aku merasa lapar, sepertinya aku ingin makan siang dulu di sini."Ujar Sheryl.
Ibram mengangguk, ia tidak tahu maksud Sheryl yang duduk di sana sebenarnya bukan untuk mengisi perutnya yang lapar.
"Apa yang kau makan?"tanya Sheryl melirik piring yang masih ada di meja.
"Ini Nona."Ibram menunjukkan isinya dengan jelas.
Balado telor dan sayur kacang panjang, itulah menu makan siang Ibram hari ini.
"Sungguh bukan menu yang aku suka."
Meskipun mengeluh dalam hatinya, Sheryl meminta penjaga Kantin untuk mengambilkan menu makan siang yang sama dengan Ibram.
Hingga beberapa menit kemudian. Mereka pun makan di meja yang sama, berbeda dengan Ibram yang fokus menghabiskan setiap sendok makanannya, Sheryl justru fokus memperhatikan gerak-gerik dan wajah Ibram. Sepertinya gadis ini benar-benar jatuh cinta pada lelaki palsu yang ada di hadapannya ini, mata Sheryl membulat ketika ia melihat ada sebutir nasi di sisi bibir Ibram, dengan cepat dan semangat Sheryl menarik Tisu dan ia mengusap bibir yang menarik perhatiannya itu.
Ibram menahannya nafasnya, ketika Sheryl melakukan itu dengan tiba-tiba.
"Apa-apa ini! Dia menyentuhku? tidak, ini tidak boleh, dia tidak boleh berlanjut menggoda ku."
Sementara Sheryl malah mengelus senyum menggoda lengkap dengan kedipan mata cantiknya.
Uhuk!
Uhuk!
Ibram terbatuk-batuk, sampai menyemburkan makanan yang masih tertahan di mulutnya.
"Astaga! Kau kenapa!"Panik Sheryl dan ia memberikan minum pada Ibram, bukan hanya itu, gadis itu langsung beranjak dan mengusap-usap punggung Ibram.
Dan aksi Sheryl ini semakin membuat Ibram keselek sampai merasa sesak nafas.
"Cukup Nona, tolong hentikan!"Ibram bangun dari duduknya dan gerakan itu spontan membuat Sheryl mundur beberapa langkah.
"Kau tidak apa-apa?"khawatir Sheryl.
"Saya tidak apa-apa Nona."Ibram kembali meraih gelas berisi air dan langsung meminumnya sampai tandas. Ia harus cepat mendinginkan tubuhnya yang seperti ingin terbakar.
Keringat sebesar biji jagung memenuhi kening sampai wajah Ibram.
"Aku seperti ini mati!"
Sheryl kembali menarik tisu dan kali ini ia bermaksud menyapu cucuran keringat dari wajah sang pujaan hati.
"Tidak! Nona tolong jangan lakukan ini."Reflek, Ibram menahan tangan Sheryl yang sudah tinggal beberapa sentimeter sampai di wajahnya.
"Kau ini kenapa? Tidak perlu gugup seperti ini, aku hanya ingin melap keringat mu ini."Sheryl menjawab sambil menurunkan tangan Ibram yang menahan tangannya.
"Sepertinya, lelaki ini begitu terpesona dengan ku, sampai membuatnya gugup dan kaku seperti ini." Gumam Sheryl.
"Maksud saya, Anda tidak perlu repot-repot seperti ini, saya bisa melakukannya sendiri, ini karena saya tidak terbiasa dengan ruangan ber AC, jadi saya malah keringatan."Ibram yang bicara asal.
"Kau ini lucu sekali,"kekeh Sheryl. Dan ia malah menahan tangan Ibram.
"Kau diam seperti ini, biar aku yang melakukannya untukmu."
Ibram semakin di buat gila dengan situasi seperti ini. Ingin rasanya ia melarikan diri dari sana.
Tapi..
Ibram melirik disekitar. Sambil wajahnya di sapu tisu oleh Sheryl, Ibram menatap wajah-wajah dengan mata yang penuh haru dari beberapa orang yang ada di Kantin.
"Uuuhh ... Manis sekali!"
"Pasangan yang cocok!"
"Apa mereka sepasang kekasih?"
"Sepertinya iya, mereka sangat manis, wanita yang begitu perhatian dan lelaki yang sepertinya pemalu."
"Tipe seperti ini hanya malu di depan banyak orang saja, aku sangat yakin jika mereka sedang berdua pasti akan mesra bahkan mungkin....!"
"Ah.. Jangan bicara ngaur seperti itu."
Telinga Ibram serasa ingin meledak ketika mendengar bisikan-bisikan yang nyaring itu. Ia tidak bisa membayangkan jika apa yang orang-orang itu katakan terjadi pada dirinya dan Sheryl, sungguh sangat-sangat memalukan. Pikir Ibram alias Elif.
"Nona tolong jangan membuat orang-orang yang ada di sini salah paham."Ibram kembali menurunkan tangan Sheryl, namun gadis itu tidak menolak karena memang ia sudah selesai dengan urusannya.
"Salah paham! Salah paham bagaimana?"
"Mereka akan mengira jika...!"
"Jika kita ini sepasang kekasih! Seperti itu? Tidak masalah bukan, aku tidak perduli dengan kesalahpahaman mereka, seharusnya kau merasa beruntung Ibram."Potong Sheryl.
Tenggorokan Ibram tercekik mendengar kata-kata Sheryl.
"Ya Tuhan, tolong aku. Di saat aku merasa orang paling beruntung dengan pekerjaan ini, ternyata aku juga menjadi salah satu orang yang sial."Batin Ibram.
Bersambung...
🎉🎉🎉🎉
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya 🤗
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Erlin Nra
gregetan ne😆😁😁
2024-04-22
1
Arie Susan92💜🇮🇩
nikmati aja ibran🤣🤣
2023-10-03
1
azka aldric Pratama
sabar ibran....si ulet burik LG tebar bulu 🤣🤣🤣🤣
2023-09-20
2