Selamat! Membaca 🤗
💫💫💫💫💫
"Siapapun yang bertemu dengan Nona kami, kami sudah memastikan keamanan dan keselamatannya."Ujar Pria tersebut
"Maafkan saya, tapi saya harus tetep memastikan dengan mata kepala saya sendiri jika Tuan Erdogan dalam keamanan yang baik."
Pria itu sudah mengepalkan tangan, emosinya mulai terpancing hanya karena Ibram meminta masuk kedalam.
"Biarkan dia masuk!"suara Erdogan terdengar, dan itu adalah sebuah perintah.
"Tapi Tuan, Nona Sheryl tidak akan nyaman jika ada pengawal berada satu ruangan dengannya."
"Jika dia merasa tidak nyaman, yasudah! Saya juga tidak akan pernah masuk kedalam ruangan ini."Tegas Erdogan.
"Tapi tuan!"
"Sudahlah, Ibram, Wendy, ayok kita pergi dari sini, tentu tidak akan membuat saya rugi apalagi jatuh miskin, jika kehilangan proyek yang nilainya hanya 5 miliar seperti ini,"ucap Erdogan dengan angkuh dan berjalan menjauhi barisan pengawal Sheryl.
"Apa! 5 miliar! Seumur hidup aku belum pernah melihat uang sebanyak itu, dan dia dengan entengnya mengatakan jika tidak akan rugi hanya kehilangan uang sebanyak itu, benar-benar bukan manusia. Apa jangan-jangan dia akan meminta ganti rugi padaku karena menghalanginya masuk! Mati aku!" batin Elif.
"Tunggu!"teriak wanita yang bernama Sheryl,"Kau sudah datang, tapi hendak pergi begitu saja?"Sambungnya.
Erdogan menoleh.
"Mau apalagi? Kalian yang tidak mengijinkan Pengawal pribadi saya masuk, dan tentu saja saya tidak akan pernah masuk kedalam, karena, seperti apa yang dikatakan Pengawal saya ini, kenyamanan dan keselamatan saya tidak bisa terjamin di manapun jadi dia harus memastikannya."
Sheryl melepas nafasnya dengan kasar, tujuannya bertemu dengan Erdogan bukan hanya untuk membahas soal bisnis tapi ada maksud lain dari wanita itu, oleh sebab itu ketika ia bertemu dengan Erdogan Sheryl meminta seluruh pengawal baik dari pihaknya atau pihak Erdogan keluar dari ruangan yang ia siapkan bersama Erdogan.
Tapi ia tidak boleh terpancing emosi, ia harus terlihat begitu memmesona di depan Erdogan.
"Baiklah! Maafkan pengawalku, dan tentu saja aku mengizinkan pengawalmu ini masuk ke dalam."
Dan, Erdogan pun kembali masuk ke dalam ruang privat yang disediakan oleh Sheryl bersama dengan Ibram, tapi tidak dengan Wendy karena lelaki itu harus tetap menunggu di luar pintu.
💫💫💫💫
Seperti dugaan Ibram, mereka bukan hanya membicarakan soal bisnis tapi ada unsur plus-plusnya. Di saat Erdogan mulai membicarakan soal proyek yang akan ia tangani, Sheryl justru melakukan sesuatu yang membuat Ibram menutup Mata.
Belahan baju yang sudah teramat tinggi, semakin ditinggikan oleh wanita itu karena ia menariknya secara perlahan dengan gerakan yang sensasional.
Dan terlihat wajah santai dari sang tuan, seperti menandakan jika ia sudah terbiasa dengan pemandangan seperti itu.
Semakin didiamkan, Sheryl semakin menjadi. Ia sudah seperti kupu-kupu malam yang tengah menggoda pria hidung belang.
Keringat dingin mulai membasahi wajah dan tangan Ibram, bukan karena cuaca panas, tapi karena adegan panas dari dua manusia yang tengah berpangku itu.
"Apa aku salah masuk kesini."Batin Elif.
Sheryl, mengalungkan tangannya di leher Erdogan dengan menatap Indah wajah lelaki itu.
Namun Erdogan seolah tidak perduli dengan perlakuan Sheryl, terbukti dengan Ia terus melanjutkan perkataannya tentang proyek, meskipun kata-katanya itu sepertinya tidak didengar sama sekali oleh Sheryl yang tengah fokus menggodanya.
"Suuuutttt....."Sheryl, meletakkan telunjuknya di bibir Erdogan, lalu berbisik,"Apa kau hanya akan membuang-buang waktu dengan membicarakan proyek dari pada melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan!"
Erdogan hanya mengulas senyum mendengar bisikan dari Sheryl, sementara Ibram tidak bisa melakukan apapun meskipun hatinya sudah panas dan jengah ia ingin sekali menarik wanita itu karena adegannya sudah menodai mata sucinya, tapi, tentu ia tidak cukup berani untuk melakukan itu, karena Erdogan pun masih belum menandakan jika ia dalam bahaya malah sepertinya lelaki itu menikmatinya.
"Bagaimana, apa kau juga menginginkannya! Tentu kau menginginkannya kan!"kata Sheryl sambil mengelus lembut wajah Erdogan.
Erdogan memberikan tatapan lekat kepada Sheryl dan wanita itu mengulas senyum, ia mengira tatapan Itu adalah sebuah kode jika lelaki itu pun menginginkan apa yang ada di pikirannya.
Dan perlahan Sheryl mendekatkan bibirnya pada bibir Erdogan.
Tapi, Erdogan malah menjauh dan menurunkan tangan Sheryl yang masih mengusap wajahnya.
"Bagaimana jika kau melakukan itu dengan Pengawal baruku ini?"
Uhuk! Uhuk! Uhuk!
Mendengar kata itu, seketika membuat tenggorokan Ibram gatal seperti dikerumuni bakteri hingga membuatnya terbatuk dan dadanya tercekik.
"Kau kenapa?"tanya Erdogan.
"Tidak apa-apa tuan, tadi ada nyamuk lewat dan tidak sengaja masuk ke dalam mulut saya."
"Nyamuk! Memangnya kau pikir ini Hotel kaki lima! Mana ada di sini nyamuk,"sahut Sheryl.
"Maafkan saya Nona, mungkin nyamuk itu tidak sengaja singgah tapi Anda tidak perlu khawatir karena nyamuk itu sudah saya makan, jadi tidak akan mengganggu Anda atau Tuan Er,"kata Ibram dengan asal karena ia tidak tahu harus bicara apalagi di suasana yang benar-benar membuatnya salah tingkah seperti ini.
"Pengawal barumu ini aneh sekali,"kata Sheryl.
"Tapi dia cukup tampan dan menarik kan, selain itu dia juga hebat. Apa kau tidak tertarik dengannya?"
Perkataan Erdogan kembali membuat Ibram berada di puncak kekhawatiran.
Sheryl memperhatikan Ibram, ia memperhatikan lelaki yang ada di depannya itu, dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Ia sangat berbeda dengan pengawal Erdogan lainnya, tubuhnya jauh lebih kecil dan sama sekali tidak berisi apa mungkin ia sehebat apa yang dikatakan oleh Erdogan!
"Kau Jangan melihat fisiknya, lihatlah kemampuannya. Saya yakin dia sangat hebat bukan hanya dalam hal bertarung tapi juga dalam hal lain."Kata Erdogan yang seolah mengerti apa yang ada dipikiran Sheryl.
Ibram memicingkan matanya, dadanya sudah dag dig dug, Ia benar-benar takut jika Tuannya, memintanya untuk melakukan hal yang sangat mustahil ia lakukan dengan Sheryl.
"Ya Tuhan selamatkan aku."Batin Ibram.
"Kenapa kau terlihat gelisah seperti itu?"tanya Erdogan yang menyadari kepanikan Ibram.
"Tidak apa Tuan!"sahut Ibram dengan santai, padahal Ia menahan sesuatu di hatinya yang kesal dengan kelakuan tuannya itu.
"Tuan, bukankah setelah ini Anda akan menghadiri acara makan malam bersama Tuan besar dan Nyonya besar?"kata Ibram mengalihkan pembicaraan dan fokus Erdogan.
"Benar! Dan itu makan malam kan! sedangkan ini masih siang."
"Benar Tuan, tapi.....!"
Ibram menghentikan ucapannya karena tiba-tiba Sheryl mendekat dan mengalungkan tangannya di leher Ibram, dan hal ini tentu saja membuat Ibram ketar-ketir dan gemetar.
Bersambung...
💫💫💫💫
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya 🤗
Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope Banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
💗 AR Althafunisa 💗
ya ampun tuh perempuan sama aja mau 🙈
2024-05-25
1
AFM
Waah elif dalam masalah ..
2023-06-10
1