Chapter 15

Suasananya tampak semakin menegang. Louis sendiri tidak tahu apa yang terjadi. Sejak kapan Gulf mendapat tanda di punggungnya. Bagaimana cara ia menghilangkannya?

"Katakan ada apa dengan punggungku?!" Tanya Gulf mendesaknya.

"Ada tanda kutukan. Ini salahku datang terlambat. Maafkan aku yang mulia" Gulf terdiam. Ia tidak sepenuhnya mengerti. Apa tanda kutukan itu? Apa akan membuatnya mati?

"Bagaimana bisa?"

"Aku rasa kutukan ini berasal dari pedang yang menusukmu. Aku baru menemukanmu setelah hampir seminggu kau menghilang. Aku benar-benar tidak berpikir kau ada ditempat ini. Maafkan aku yang mulia"

"Satu minggu? Aku sudah berada disini selama itu?"

"Sebenarnya hampir dua minggu. Setelah aku mencabut pedang di perutmu, kau masih tidak sadarkan diri"

"Apa?! Lalu bagaimana dengan istana?!"

"Tuan Weir yang sekarang memimpin semuanya. Bahkan tuan Bright dikirim ke perbatasan. Aku tidak mengatakan pada orang lain jika kau sudah ditemukan dan ada di tempat ini"

"Weir? Dia sudah bertindak seenaknya. Bahkan dia mengganggu orang-orangku. Sialan!! Aku harus memberi hukuman mati untuknya!" Ucap Gulf berdiri dan berjalan keluar. Louis hanya menatapnya, ia tidak bisa menghentikan Gulf.

...****************...

Gulf akhirnya keluar dan kini berada diruang kerjanya. Ia melihat keluar jendela, setiap sisi istana dijaga dengan sangat ketat. Gulf yang kesal mengepalkan tangannya, ia mengambil pedangnya dan pergi keluar secara diam-diam.

Gulf mengendap-endap dan melihat Weir yang tengah memarahi bawahannya. Tak jelas apa yang dibicarakannya, Gulf rasanya ingin menghampirinya dan menonjok wajahnya yang selalu mengesalkan baginya, namun ia tidak ingin terlalu gegabah. Ia ingin tahu kondisi istananya dulu.

...****************...

Gulf berhasil keluar lewat jalan rahasia di kamarnya. Walaupun saat dihalaman ia hampir tertangkap oleh para penjaga. Penjagaan di depan istana tidak terlalu ketat karena para penjaga tengah beradu mulut dengan orang-orang yang kini berkumpul di depan istana. Gulf tidak tahu apa yang sedang didebatkan, namun ini kesempatannya untuk pergi. Diam-diam mengambil seekor kuda dan langsung pergi. Ia harus bertemu dengan Bright.

...****************...

Jalanan sudah gelap terlihat sangat sepi di malam hari, namun ia merasa jika ini belum terlalu malam, harusnya orang-orang masih berkeliaran. Ia pun melihat seseorang dan langsung mendekatinya.

"Tuan maaf boleh aku menanyakan sesuatu?" Orang itu tampak terkejut melihat Gulf, bukan karena ia tahu Gulf seorang raja, namun penampilan Gulf yang sangat tertutup dengan jubah hitamnya, membuatnya tampak mencurigakan.

"Tenang tuan aku hanya ingin bertanya, tidak akan menyakitimu" orang itu pun mulai berani menatap Gulf.

"Jalanan disini begitu sepi. Orang-orang sudah pergi untuk tidur?"

"Tidak tuan. Sebaiknya anda kembali. Akhir-akhir ini banyak sekali orang yang menghilang dan tidak kembali jadi semuanya kembali ke rumah lebih awal"

"Menghilang?"

"Ya. Bahkan putriku pun sudah seminggu tidak kembali. Entah dibawa kemana dia" Orang itu tampak sedih dan menahan tangisannya. Gulf tentu saja merasa iba, ia tidak tahu tentang masalah ini.

"Baiklah terimakasih. Sebaiknya anda juga kembali tuan. Aku harus pergi menemui temanku" Ucap Gulf. Kembali menaiki kudanya.

...****************...

Gulf sampai diperbatasan, ia bersembunyi di antara pepohonan dan melihat penjaga yang berlalu lalang. Pandangannya teralihkan oleh orang yang ia cari. Gulf merasa senang melihat Bright, namun saat ia melangkah ia mengurungkan niatnya setelah melihat First yang mendekati Bright.

"Hey siapa disana?!" Teriak seseorang membuat Gulf terkejut dan langsung melarikan diri. Ia tidak sempat mengambil kudanya apalagi ia melihat kudanya sudah dikerubungi oleh penjaga. Tanpa ia ketahui seseorang membekap mulutnya dan membawanya pergi.

...****************...

Gulf memberontak berusaha melepaskan tangan orang itu hingga akhirnya orang itu pun melepaskan Gulf dan langsung membelakanginya. Ia terlalu gugup untuk melihatnya langsung.

"Siapa kau?!" Teriak Gulf. Orang itu masih membelakanginya. Gulf menatap sekelilingnya ia perlahan mengeluarkan pedangnya dan bersiap untuk menebasnya jika orang itu menyerang. Orang itu pun membalikan badannya, tentu saja membuat Gulf mematung melihat orang dihadapannya.

"Gulf" Mew mendekati Gulf perlahan, menatapnya seakan tidak percaya Gulf ada dihadapannya saat ini. Mew menyentuh pipi Gulf yang terdiam. Gulf sendiri ia penasaran dengan tampilan kacau Mew dan badannya yang penuh dengan luka.

Mew langsung memeluk Gulf erat dan tangisnya pun pecah. Gulf perlahan menurunkan tangannya yang sejak tadi mengacungkan pedangnya pada Mew dan perlahan membalas pelukannya.

"Selama ini kau dimana? Aku mencarimu setiap hari tapi tidak pernah menemukanmu" Ucap Mew. Gulf masih terdiam. Mew melepaskan pelukannya menatap Gulf, memastikan sekali lagi jika orang di depannya adalah Gulf.

"Jangan tinggalkan aku lagi" Mew menarik kepala Gulf dan mencium bibirnya membuat Gulf membulatkan matanya. Gulf benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia pun mendorong kuat Mew hingga ia terjatuh dan kembali mengacungkan pedangnya. Melihatnya, membuat Gulf merasa bersalah telah mendorongnya.

"A-apa yang kau lakukan?! Kenapa kau menciumku?! Aku laki-laki, ingat?!" Ucap Gulf tampak gugup. Semakin gugup karena Mew terdiam menundukan kepalanya.

"Kenapa kau diam?! Jawab aku!" Mew menatapnya yang membuatnya terkejut, ia pun berdiri.

"Aku tahu kau laki-laki! Lalu kenapa?! Aku mencintaimu tidak peduli kau laki-laki atau perempuan!" Gulf menatapnya tidak habis pikir dengan apa yang dibicarakan Mew.

"Apa kau tidak mengerti seberapa besar aku mengkhawatirkanmu?! Kau tiba-tiba menghilang tanpa kabar! Kemana kau selama ini?!" Teriak Mew. Gulf hanya menatapnya ia terkejut tidak mengira jika Mew akan meneriakinya.

"Siapa disana?!" Teriak seseorang dari kejauhan. Tanpa berpikir panjang Mew menarik Gulf untuk pergi. Gulf hanya menurutinya, pikirannya masih entah berada dimana.

...****************...

Mew mengajak Gulf masuk ke ruangannya, ia pun duduk namun tidak dengan Gulf yang masih berdiri terdiam.

"Mau sampai kapan kau berdiri disitu?" Tanya Mew.

"A-aku rasa aku harus kembali" Ucap Gulf gugup membalikan badannya.

"Berhenti!" Gulf menelan ludahnya, ia tidak tahu harus bagaimana menghadapi Mew sekarang.

"Kau berhutang penjelasan padaku" Gulf menenangkan dirinya dan kembali membalikan badannya, namun ia kembali terkejut Mew sudah berada dihadapannya.

"Menyingkir dariku! Kau ingin penjelasan?" Ucap Gulf sedikit mendorong Mew dan duduk di kursi diikuti Mew.

...****************...

Setelah Gulf bercerita tentu saja Mew semakin khawatir dan berniat membuka baju Gulf.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Gulf menahan tangan Mew.

"Kau terluka. Aku hanya ingin melihatnya"

"Tidak seperti kau, aku sudah sembuh. Kau yang bilang sendiri aku adalah seorang vampir" Mew menatap Gulf tidak percaya.

"Maafkan aku. Saat itu aku terlalu cepat mengatakannya tanpa melihat kondisimu"

"Bukan salahmu. Kau benar. Aku mengakuinya, walaupun aku sendiri tidak menyangka aku bukan manusia. Apa itu artinya kau akan melenyapkanku? Kau seorang pemburu vampir" Mew menyentuh tangan Gulf.

"Aku memang pemburu vampir, tapi bukan berarti aku harus membunuh mereka semua. Tidak semua vampir melakukan kejahatan" Gulf mengangguk melepaskan pegangan tangan Mew yang membuatnya sedikit kecewa.

"Aku harus menemui Bright sekarang, sebaiknya kau istirahat dan obati luka-luka itu" Ucap Gulf berjalan menuju pintu keluar.

"Kau mengkhawatirkanku?" Gulf berhenti.

"Jangan berharap" Mew menahan tawanya dan mendekati Gulf.

"Aku akan ikut. Ayo" Ucap Mew tidak menghiraukan Gulf.

"Tidak, P'Mew-" Sebelum menyelesaikan ucapannya, Mew langsung menarik Gulf pergi.

...****************...

Mew dan Gulf mengintip dari balik pepohonan.

"Kenapa kau tidak langsung menemuinya?" Tanya Mew.

"Tidak bisa. Aku melihat First tadi"

"First? Siapa dia?"

"Anak Weir. Dia seharusnya ada di asrama namun jika dia ada diluar pasti ada hubungannya dengan Weir" Mew mengangguk menatap Gulf dan ia pun memakaikan tudung jubahnya. Gulf melihat Mew seakan mempertanyakannya.

"Setidaknya tidak akan ada yang melihat wajahmu jika ketahuan" Ucap Mew. Gulf pun tidak banyak bicara dan kembali memantau gerbang perbatasan.

...****************...

Beberapa saat berlalu, Bright tak kunjung terlihat oleh Gulf maupun Mew.

"Apa kau biasa mendatangi Bright?" Tanya Gulf dan mendapatkan anggukan Mew sebagai jawaban.

"Kenapa kau tidak mengatakannya? Pergilah kesana. Lihat apakah Bright ada di dalam"

"Tapi aku tidak bisa meninggalkanmu"

"Phi. Aku baik-baik saja. Aku harus bertemu dengan Bright. Aku tunggu kalian disini" Mew menatap Gulf tidak rela untuk berpisah dengannya. Ia menarik kepala Gulf menyatukan kening keduanya dan memejamkan matanya. Gulf menatapnya tidak mengerti, namun ia hanya terdiam.

"Tunggu aku. Jangan kemana-mana" Gulf hanya mengangguk.

...****************...

Gulf terdiam, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana dengan Mew saat ini.

"Gulf!" Seseorang memanggilnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!