Chapter 19

Gulf menatap pedangnya, ia berpikir kenapa pedang itu selalu menarik perhatiannya. Mew memperhatikan Gulf sedikit khawatir. Ia pun mengambil pedang itu. Seketika energi hitam keluar dari punggungnya. Ia berteriak dengan keras. Mew bersikeras mendekatinya, namun seakan energi hitam itu tidak memperbolehkannya mendekati Gulf.

"Gulf! Sadarlah!!" Teriak Mew.

"Yang mulia!" Panggil Louis yang tampak kelelahan menahan tekanan yang sangat kuat. Gulf dengan matanya yang merah melirik kebelakang. Ia membawa pedangnya dan berlari keluar.

"Gulf!!!" Panggil Mew mengejarnya.

...****************...

Weir tengah bersantai di singgasana Gulf. Suasananya sangat damai untuknya, hingga pintu besar itu terbuka dengan lebar menampilkan orang yang tidak ia harapkan.

"Yang mulia!!!" Ucapnya terkejut. Ia tentu saja merasakan aura Gulf yang begitu menekannya, hingga ia turun dari kursi kebesaran milik Gulf. Beberapa prajurit datang, mereka terdiam ketika melihat raja mereka sendiri.

"Bunuh dia!! Dia bukan raja kita!! Kalian lihat? dia monster!!!" Teriak Weir. Penampilan Gulf kali ini memang tidk seperti biasanya. Jubah hitam yang menutupinya hingga kepala namun tatapan tajam dengan mata merah menyala dan juga aura yang sangat menekan bisa dirasakan semua orang yang ada ditempat itu. Para prajurit masih terdiam, mereka bingung harus bertindak seperti apa. Gulf yang terus berjalan mendekati Weir dengan menyeret pedangnya hingga suara nyaring pedang yang menggesek lantai membuat suasana semakin mencekam. Weir mengacungkan pedangnya pada Gulf.

"Jangan mendekat!!! Apa kalian tuli?! Cepat bunuh monster ini!!" Teriak Weir. Para prajurit pun akhirnya maju, namun tak ada satupun yang dapat mendekati Gulf. Semua prajurit langsung terpental begitu saja.

"Gulf!!!" Panggil Mew yang terengah-engah setelah mengejar Gulf yang begitu cepat pergi. Gulf tidak menghiraukannya dan ia pun mengangkat pedangnya bermaksud untuk segera membunuh Weir. Mew langsung membacakan mantranya. Ia tidak ingin Gulf menjadi seorang pembunuh. Sebuah segel tampak mengelilingi Gulf, pergerakannya terlihat mulai kaku. Para prajurit langsung membawa Weir pergi, dan tentu saja itu membuat Gulf semakin marah. Ia berteriak menatap Mew dan melempar pedang itu ke arahnya.

Dengan sigap Mew berhasil menghindari pedang itu, dan berakhir menancap di dinding belakangnya. Ia terkejut karena Gulf pun menyerangnya. Ia pun mencoba untuk menenangkan Gulf, namun mantra apapun yang dia punya Gulf selalu bisa menghancurkannya. Hingga dengan cepat Gulf ada di hadapannya, menatap dengan tajam.

"Gulf sadarlah. Ini aku" Ucap Mew meraih pipinya. Namun Gulf langsung mencengkram leher Mew, pedang itu bergerak dengan sendirinya dan kembali ke tangan Gulf.

"Gulf sadarlah aku mohon! Jangan membuat semuanya jadi sia-sia" Ucap Mew. Pikiran Gulf sekarang terganggu, ia sempat tersadar sepersekian detik. Cengkramannya terlepas, Gulf memegang kepalanya. Kini ia tengah berusaha untuk kembali mengambil alih tubuhnya namun ia tidak bisa. Tubuhnya benar-benar bergerak sendiri. Gulf menatap Mew yang duduk di hadapannya sembari memegang lehernya yang baru saja ia cengkram.

Sedangkan di sisi lain seseorang tengah mengawasi Gulf dan Mew.

"Itu dia. Itu pedang yang kita cari" Ucap Nick memperhatikan Gulf.

"Tampaknya pedang itu mengambil alih tubuhnya" Ucap Kao. Gulf pergi meninggalkan Mew.

"Gulf!!!" Teriak Mew.

"Ya kau benar. Aku harus mendapatkan pedang itu dan juga... Raja itu. Aku ingin keduanya kau kejar dia" Kao yang merupakan pengawalnya pun dengan sigap ikut mengejar Gulf yang melarikan diri.

...****************...

Sementara itu, didepan gerbang istana masih belum surut kemarahan orang-orang yang datang untuk minta pertanggung jawaban dari pihak istana.

"Mau sampai kapan kami harus menunggu?! Apa raja Gulf tidak mendengar kami? Sudah beberapa hari kami disini!" Teriak salah satu warga.

"Berhentilah berteriak. Kalian hanya harus menunggu. Istana sedang berusaha mencari keluarga kalian apa kalian tidak mengerti?!!" Ucap prajurit yang menjaga gerbang depan istana.

"Kami harus bertemu langsung dengan yang mulia raja. Biarkan kami masuk!" Tegasnya dan mencoba untuk menerobos masuk, namun tentu saja orang-orang tua itu tidak mampu melawan para prajurit yang berjaga.

Brukk!!

Semua orang langsung teralihkan dengan suara berisik di atas gerbang. Para prajurit langsung mengeluarkan pedangnya dan bersiaga membuat semua orang panik.

"Siapa disana?!" Tudung jubah yang sedari tadi menutupi kepala Gulf pun terbuka tertiup angin sehingga orang-orang kini melihat wajahnya. Para prajurit yang mengenalnya langsung berlutut hormat.

"Yang mulia!" Orang-orang yang tadinya berlarian langsung kembali dan ikut berlutut. Mereka senang sang raja akhirnya datang menemui mereka, walaupun tidak mengerti kenapa kemunculannya sedikit tidak wajar.

"Yang mulia kami mohon temukan anak-anak kami" Tidak ada tanggapan, Gulf hanya menatap tajam orang-orang yang tengah berlutut. Ia pun menyeringai dan melompat turun membuat semua orang terkejut apalagi dengan pedang yang ada ditangannya.

Gulf mengeluarkan aura hitamnya yang membuat beberapa orang tak sadarkan diri dan yang lainnya berlarian karena takut. Para prajurit yang merasa ada yang aneh dengan rajanya pun mendekatinya.

"Yang mulia. Ada apa denganmu?" Tanya salah satu prajurit, namun tidak dengan jawaban melainkan Gulf langsung menebas leher prajurit itu, sehingga darah menyiprat ke segala arah. Semua orang berteriak terkejut dan juga takut, Gulf mengangkat prajurit yang telah dibunuhnya dan meminum darahnya langsung.

"Gulf!!!" Teriak Mew. Gulf yang mendengarnya langsung melarikan diri dan dengan cepat menebas beberapa orang yang menghalanginya. Mew berusaha dengan cepat mengejar Gulf, namun ia tidak menduga jika beberapa vampir liar menyerangnya yang entah datang darimana. Ia melihat Gulf yang meliriknya tersenyum dan langsung meninggalkannya.

...****************...

Gulf menebas beberapa orang di kota membuat semua orang panik. Ia dengan rakus meminum darah orang-orang yang ditemuinya. Seakan tidak cukup, Gulf terus membunuh orang-orang. Hingga sebuah rantai melilitnya, Gulf merasa kesakitan saat rantai itu mengenainya. Pedang yang dipegang pun lepas hingga akhirnya Gulf pun tak sadarkan diri.

"Bawa dia!" Ucap seseorang.

Dari kejauhan Kao masih mengamati Gulf. Ia kesal kini Gulf dan pedangnya dibawa seseorang.

"Sial! Kenapa mereka ada disini?" Ucap Kao dari kejauhan. Ia ingin menyerangnya, namun jika hanya dia seorang diri, dia sadar dia tidak akan bisa menang. Orang itu melirik ke tempat dimana Kao berada. Dengan cepat Kao pun kembali ke istana untuk memberi tahu Nick.

"Dasar tikus busuk!" Gumam orang itu. Ia tahu Kao mengamatinya tadi, namun ia pun tidak mempedulikannya dan langsung pergi.

...****************...

Mew melihat kekacauan dikota, banyak orang yang tergeletak mati dengan bersimbah darah.

"Tuan dimana Gulf? Dimana raja kalian?" Tanya Mew mencoba bertanya pada orang-orang namun mereka tak meresponnya. Mew pun memacu kudanya.

'Gulf aku mohon. Dimana kau?' Batinnya.

...****************...

Kao terlempar ke dinding setelah mendapat pukulan keras dari Nick.

"Dasar tidak berguna!! Cari tempat mereka. Aku ingin kau menemukannya!" Kao pun langsung pergi.

"Mereka lagi! Selalu saja ikut campur! Sial!!" Teriak Nick.

Tak lama kemudian Weir mendatanginya.

"Tuan. Kau harus menolongku! Monster itu hampir saja membunuhku" Ucap Weir. Nick dengan kesal meliriknya.

"Bagaimana kau bisa tidak tahu pedang itu ada disini?!"

"Pedang? Aku sungguh tidak tahu mengenai itu. Percaya padaku tuan" Weir berlutut, namun Nick langsung menendangnya yang membuat Weir tak sadarkan diri. Nick menyentuh dadanya merasakan sedikit sakit.

"Dasar manusia licik! Dia hanya memikirkan dirinya sendiri!" Nick pun pergi dari tempat itu.

...****************...

Mew sampai di gerbang perbatasan, ia terburu-buru mencari keberadaan Bright.

"Bright!!" Teriaknya membuat semua perhatian tertuju padanya. Bright yang mendengarnya langsung menghampiri Mew. Ia terkejut melihat Mew yang penuh dengan noda darah.

"Dimana dia? Dimana yang mulia?" Tanya Bright yang mulai khawatir mencengkram lengan Mew.

"Dia... Aku tidak tahu, dia hilang kendali dan membunuh orang-orang dikota. Sekarang aku tidak tahu dimana dia" Ucap Mew dengan suara yang sedikit bergetar. Bright langsung menyuruh pasukannya bersiap untuk mencari Gulf.

Mew menyerahkan sebuah plakat pemburu pada Bright.

"Bawa para pemburu dengan pasukanmu. Aku khawatir vampir liar mengganggu pencarian kalian" Ucap Mew dan langsung diberi anggukan oleh Bright.

"Berhati-hatilah" Ucap Bright. Mew langsung memacu kudanya. Ia harus segera menemukan Gulf atau mungkin dia akan membunuh lebih banyak orang.

...****************...

Mile menatap plakat yang telah diberikan Bright. Ia terkejut mendengar Gulf menghilang dan juga ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Para pemburu pun dikerahkan untuk membantu pasukan Bright.

"Sial! Harusnya aku ikut bersamanya!" Kesal Mile. Mile yang tadinya akan pergi pun, mengurungkan niatnya dan kembali masuk ke mansionnya. Menyiapkan beberapa orang untuk pergi mencari Gulf bersamanya.

...****************...

Gulf membuka matanya, ia langsung terbangun ketika ia tidak mengenali tempat yang ia tempati sekarang.

"Yang mulia anda sudah bangun" Gulf menatap seseorang yang tengah duduk di sebuah sofa.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!