Chapter 18

Gulf membuka matanya, ia tentu saja terkejut karena Mew tengah menatapnya dari jarak yang dekat. Ia langsung bangun dan mengakibatkan kening keduanya beradu.

"Akh! Kenapa denganmu?" Ucap Mew mengusap keningnya yang terasa sakit.

"Kau sendiri mengejutkanku phi. Aku harus segera mandi" Ucap Gulf gugup langsung turun dari kasurnya.

...****************...

Bright melihat Gulf dengan khawatir. Pasalnya hari ini Gulf dan Mew akan kembali ke istana untuk mengambil pedang yang diminta Mile.

"Kau yakin akan kesana?" Tanya Bright dijawab anggukan Gulf.

"Aku akan ikut denganmu"

"Tidak. Akan sangat mencurigakan jika kau ikut. Aku bersama p'Mew dan... Apa kau sudah mengirim pasukan yang ku minta?"

"Sudah yang mulia. Tapi, mengirim pasukan elit untuk mencari orang-orang, apa itu tidak berlebihan? Mereka dilatih khusus untuk masalah mendesak yang mengancam nyawamu"

"Ini adalah masalah mendesak. Mereka tidak banyak diketahui oleh orang-orang, jadi sangat pantas mereka diberi tugas ini. Baiklah aku pergi sekarang" Bright masih ragu untuk membiarkan Gulf pergi.

"Tenang. Aku akan menjaganya" Gulf dan Mew pun berangkat dengan kudanya.

...****************...

Keduanya sampai di kota, Gulf berjalan bersama Mew melihat sekelilingnya.

"Apa yang kau cari?" Tanya Mew. Tidak dihiraukan Gulf, ia pun mencoba menggoda Gulf, menatap wajahnya menghalangi pandangan Gulf.

"Phi apa yang kau lakukan?" Tanya Gulf sedikit kesal.

"Kau mengabaikanku daritadi" Ucap Mew merajuk. Hingga seseorang memanggilnya.

"Oh tuan pemburu" Panggil Pete.

"Pete?" Gulf pun membalikan badannya, Pete yang melihat wajah Gulf langsung berlutut memberi hormat.

"Yang mulia" Tentu saja membuat Gulf panik, mereka menjadi sorotan saat ini, Gulf menunduk untuk menyembunyikan wajahnya di balik tudung jubahnya.

"Apa yang kau lakukan?!!" Ucap Mew segera membangunkan Pete. Gulf menatap sekitarnya, orang-orang melihat mereka saat ini. Entah mereka mendengar jelas perkataan Pete atau tidak, tapi tetap saja membuat Gulf khawatir. Gulf pun pergi meninggalkan Mew dan Pete.

"Type!" Panggil Mew, namun Gulf tidak mendengarkannya. Pete yang merasa bersalah pun hanya terdiam. Mew menatap marah pada Pete, ia pun menyeretnya membawanya untuk menyusul Gulf.

...****************...

Gulf duduk di tempat yang sepi, tak lama kemudian Mew dan Pete datang.

"Maafkan aku. Aku sungguh tidak tahu jika anda sedang menyembunyikan identitasmu" Ucap Pete.

"Tidak apa-apa. Kau sudah tahu sekarang, jangan lakukan itu lagi" Ucap Gulf yang membuat Mew terkejut, ia mengira jika Gulf akan marah.

"Aku berjanji yang mu- maksudku tuan dan maafkan aku untuk ucapanku saat itu" Ucap Pete. Ia kembali mengingat pertemuan terakhirnya dengan Gulf yang dirasa sangat tidak baik. Ia merasa bersalah. Tidak seharusnya ia ikut campur urusan kerajaan. Mew menatap keduanya tidak mengerti. Kearah mana pembicaraan keduanya?

"Tidak. Aku yang seharusnya minta maaf. Aku terlalu egois saat itu. Jadi, ibuku adalah saudara dari pemimpin di klanmu?" Pete mengangguk.

"Apa maksudnya? Sang ratu termasuk klan yang sama dengan Pete?"

"Ya, dia mengatakan itu sebelumnya"

"Aku sungguh pernah melihat fotonya di klanku dan orang-orang mengatakan jika itu adalah adik dari tuan Apo"

"Sudah, jangan bahas itu. Kau belum kembali ke klanmu?" Tanya Gulf dan Pete pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku rasa mereka sudah melupakanku" Ucap Pete menundukan kepalanya.

"Memangnya apa yang kau perbuat. Sehingga kau bisa dihukum?" Tanya Mew.

"Itu...." Pete sebenarnya malu jika harus menjawab pertanyaan itu, namun ia melihat Gulf dan Mew yang menatapnya menunggu jawaban darinya.

"Sebenarnya bukan masalah besar. Hanya karena aku tidak sengaja ada dikamar seorang perempuan dan mereka mengira aku sengaja kesana untuk menggodanya. Tapi sebenarnya itu adalah kamar pribadi ibumu. Tuan Apo sangat marah ketika melihatku ada disana. Sungguh, aku hanya tidak sengaja memasukinya" Ucap Pete, namun tidak ada jawaban dari Gulf ataupun Mew. Gulf penasaran seperti apa kamar ibunya, apakah akan sama seperti di istana? Ia ingin melihatnya langsung suatu saat nanti.

"Hah sudah ku kira ini hanya masalah yang tidak penting" Gumamnya.

"Jika begitu, aku rasa kau akan selamanya disini" Ucap Mew.

"Tidak!" Pete menatap Mew ingin marah namun ia terlalu takut walaupun ia tahu Mew hanya meledeknya dan kembali menunduk kesal.

"Lupakan! Aku ingin menanyakan sesuatu padamu" Ucap Gulf.

"Apa itu?"

"Apa kau tahu tentang orang-orang yang menghilang?"

"Ya. Banyak sekali selembaran tentang orang hilang"

"Apa menurutmu mereka diserang oleh vampir liar?"

"Aku tidak tahu. Tapi itu mungkin saja, beberapa hari terakhir aku sering menemui mereka"

"Tapi tidak ada satupun mayat yang ditemukan" Ucap Mew. Pete sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Hening semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Jika mengenai para vampir itu, aku rasa karena beberapa hari yang lalu ada energi yang keluar dari istana, dan itu mampu menarik para vampir"

"Energi apa maksudmu?"

"Aku tidak tahu apa itu" Ucap Pete.

"Sejak hari kau menghilang, banyak vampir liar yang memaksa masuk ke pemukiman warga dan aku rasa itu karena energi yang muncul" Ucap Mew. Gulf tampak berpikir.

"Apa energi itu keluar dari pedang itu?"

"Pedang? Pedang apa?" Tanya Pete.

"Sebuah pedang menusukku hingga membuatku tak sadarkan diri dan juga mendapatkan-" Gulf menghentikan ucapannya. Ia tidak ingin membuat Mew khawatir dengan masalah kutukan yang ada di punggungnya.

"Mendapatkan apa?" Tanya Mew pura-pura tidak tahu.

"Mendapatkan...... Mendapatkan luka yang cukup dalam, namun karena aku seorang vampir, untungnya bisa sembuh dengan cepat bahkan tanpa bekas luka" Bersyukur Gulf bisa menjawabnya dengan cepat.

"Phi Mew ayo sebaiknya kita pergi ke istana sekarang" Ajak Gulf dijawab anggukan oleh Mew meninggalkan Pete yang masih diam berpikir, hingga ia tersadar ketika seseorang menepuk pundaknya. Ia berbalik dan sangat terkejut melihat orang di dihadapannya sekarang.

...****************...

Gulf dan Mew masuk lewat jalan rahasia. Istana begitu dijaga dengan ketat sekarang. Mew menarik pinggang Gulf saat mereka hampir terlihat oleh salah satu penjaga.

"Phi lepaskan aku" Ucap Gulf berusaha melepaskan tangan Mew yang melingkar di pinggangnya.

"Sssttt! Kita hampir terlihat" Gulf pun terdiam.

Setelah dirasa aman keduanya kembali melanjutkan jalannya.

"Biarkan kami bertemu sang raja!" Teriak seseorang membuat langkah Gulf terhenti.

"Mereka masih disini?"

"Ya berita tentang kehilanganmu sangat dirahasiakan oleh istana. Mereka adalah orang-orang yang kehilangan keluarganya, mereka marah tidak ada tindakan serius dari istana"

"Memalukan! Aku harus menemui mereka" Ucap Gulf namun langsung ditahan oleh Mew.

"Jangan sekarang. Atau mereka akan tahu kau sudah kembali. Bukankah kau ingin tahu rencana mereka?" Gulf geram ia kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Ia pun pergi untuk fokus kembali pada tujuannya.

...****************...

Gulf sampai diruang kerjanya, mencoba meraba dinding yang waktu itu terbuka.

"Bagaimana cara membukanya?" Tanya Mew.

"Aku tidak tahu. Saat itu pintu rahasia ini tiba-tiba terbuka"

"Siapa kalian?" Tanya seseorang yang tiba-tiba masuk mengejutkan keduanya. Mew otomatis langsung mengeluarkan pedangnya bersiap menyerang, namun ia berhenti ketika melihat seseorang yang dikenalnya. Gulf melihat kebelakang, ia lega setelah yang dilihatnya Louis.

"Louis"

"Yang mulia. Kau disini?" Ucap Louis menunduk hormat.

"Tidak ada waktu, apa kau tahu cara membuka ini? Aku harus kembali kesana" Ucap Gulf menunjuk dindingnya.

"Setahuku dinding ini hanya bisa dibuka oleh anggota keluarga kerajaan. Kau bisa memasukkan kekuatanmu kedalam dinding ini" Ucap Louis membuatnya bingung.

"Bagaimana cara mengeluarkan kekuatanku?" Tanya Gulf menatap tangannya, namun tangan lain meraihnya. Mew memegang tangan Gulf dan menempelkannya di dinding.

"Pejamkan matamu dan rasakan aliran kekuatan yang mengalir disetiap pembuluh darahmu" Ucap Mew. Gulf menurutinya, ia memejamkan matanya dan mencoba untuk merasakan aliran kekuatannya.

"Fokuskan untuk mengalirkannya ke tanganmu maka kekuatanmu akan keluar" Dinding itu pun terbuka, Gulf membuka matanya senang.

...****************...

Ketiganya sudah masuk kedalam, Gulf langsung mencari pedang yang saat itu telah menusuknya.

"Apa yang kau cari disini?" Tanya Louis.

"Aku akan membawa pedang itu. Dimana kau menyimpannya?"

"Ada di ruangan lain. Mari saya antar" Mew dan Gulf pun mengikutinya. Ia cukup takjub gua ini cukup luas dan terdapat beberapa ruangan di dalamnya. Hingga ia memasuki salah satu ruangannya, Gulf langsung melihat pedang yang ia cari.

"Apa kau tahu kenapa pedang ini ada disini?"

"Aku tidak tahu detailnya, tapi saat itu raja yang menyimpannya disini" Gulf menatap pedangnya, ia tidak mengerti apa yang terjadi saat itu. Mengapa pedang ini bisa menusuknya bahkan sekarang pedang ini tampak tenang. Ia pun mengambil pedang itu, namun yang terjadi Gulf malah mengeluarkan energi hitamnya dari punggungnya.

"Aakkhhh!!!!"

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!