Chapter 03

Off dan Ken yang tak sadarkan diri di masukkan ke dalam penjara, Mew pun menyuruh orang-orang memberikannya ruang. Bright menurutinya, walaupun terlihat sedikit aneh untuknya. Mew mulai dengan membaca beberapa mantra untuk membuat penghalang. Bright hanya tertegun, ini pertama kalinya ia melihat hal seperti ini.

...****************...

Penghalang pun terpasang, tak terlihat oleh Bright dan yang lainnya, namun Off yang seorang vampire akan merasakannya jika ia memaksa untuk keluar.

"Sudah selesai?" Tanya Bright.

"Ya. Semuanya sudah aman, hanya aku yang bisa membukanya dan jika Off memaksa keluar, penghalang ini bisa menyakitinya" Bright pun hanya mengangguk.

"Terimakasih sudah membantu, kalau begitu kau bisa ke kamarmu untuk istirahat. Pelayan akan mengantarmu" Mew pun mengangguk dan langsung mengikuti seorang pelayan.

...****************...

Mew melihat sekelilingnya, rasanya ia tidak pernah bosan melihat keindahan istana ini. Seketika langkahnya terhenti karena ia melihat seseorang yang seperti ia kenal.

"Tuan sebelah sini" Ucap pelayan mengalihkan perhatiannya.

"Ah ya" Mew melihat ke arah tadi, namun orang itu tidak terlihat lagi.

...****************...

Tengah malam Gulf mendatangi ruang bawah tanah ditemani Bright disampingnya.

"Kau yakin dia seorang vampire? Aku merasa dia seperti manusia biasa"

"Aku juga tidak tahu. Ini pertama kalinya ada yang bilang kalau vampire itu ada"

"Oh ya dan juga aku membawa orang yang bernama Mew Suppasit kesini" Ucap Bright yang langsung mendapat tatapan terkejut dari Gulf.

"Kau membawanya kesini?"

"Ya. Mereka ingin ada seseorang yang mengawasi Off dan Ken. Lagipula bukankah lebih mudah untuk mengawasinya jika dia disini? Dan juga dia memasang penghalang di penjara ini, dia bilang jika Off memaksa keluar maka penghalang ini bisa menyakitinya " Gulf sedikit gugup, pasalnya ia tidak memberitahu dirinya yang sebenarnya. Off tampak bergerak tanda ia terbangun.

"Baiklah. Sebaiknya kau pergi dulu" Ucap Gulf dan langsung dituruti Bright yang langsung pergi.

Off membuka matanya dan ia sangat terkejut melihat orang yang bisa membuat tubuhnya bergetar. Off menghilangkan keberadaannya, namun tidak ada reaksi dari Gulf. Off sedikit panik karena tatapan Gulf membuatnya sedikit takut.

"Siapa kau?" Tanya Off.

"Kau tidak tahu aku siapa? Aku raja kerajaan ini" Off menahan tawanya.

"Benarkah? Kau raja Gulf Kanawut? Hahaha aku dengar raja disini seorang pembunuh. Bukankah artinya kita sama?" Ucap Off yang menyulut emosi Gulf, ia mengepalkan tangannya mencoba menahan emosinya.

"Kau seorang vampire?" Off mengerutkan dahinya bingung.

"Menurutmu?"

"Aku tidak percaya vampire itu ada, tapi melihatmu... Aku tidak mengerti, kau terlihat seperti manusia. Apa vampire memang seperti ini?"

"Aku manusia" Ucap Off asal. Mendengar Off menyebut dirinya manusia, Gulf merasa kurang cocok dengannya.

"Benarkah? Tapi aku rasa kau mempunyai kekuatan"

"Apa maksudmu?"

"Kau terlalu cepat untuk seorang manusia"

"Memangnya kenapa? Kau sendiri mempunyai kekuatan bukan?" Off memperhatikan Gulf yang terlihat kebingungan.

"Kau benar. Tidak banyak yang tahu, tapi aku memilikinya. Setelah melihat kau dan pemburu itu aku rasa memang manusia yang memiliki kekuatan itu memang ada"

"Kau bercanda? Selama ini kau berada di belahan bumi mana? Manusia yang memiliki kekuatan hanya para pemburu. Apa kau seorang pemburu?"

"Bukan"

"Lalu kau seorang vampire?" Gulf mengerutkan dahinya.

"Aku manusia" Tiba-tiba Off tertawa meremehkannya.

"Baiklah lupakan. Aku cukup terkejut hal yang pertama kau tanyakan adalah aku vampire atau bukan. Aku kira kau akan menanyakan tentang pembunuhan itu" Gulf ingin menjawab namun Off dengan cepat kembali berbicara.

"Oh aku lupa. Kau juga seorang pembunuh, jadi hanya beberapa rakyatmu yang terbunuh tidak akan mempengaruhi apapun untukmu hahaha. Aku benar bukan?" Gulf tentu saja kesal ia memegang gagang pintu penjara berusaha membukanya, namun tidak berhasil, malah telapak tangannya menjadi melepuh. Gulf menatap tangannya dan juga Off bergantian. Off masih tertawa cukup puas. Gulf yang kesal pun langsung pergi.

...****************...

Di dalam kamarnya Gulf menatap tangannya yang terasa sakit. Ia pun membalut tangannya setelah di obati.

...****************...

Pagi-pagi sekali Bright mengambil beberapa buku yang akan diantar ke ruang kerja Gulf. Tidak terlalu banyak yang ia bawa karena Gulf meminta buku yang berhubungan dengan vampire. Ia pun hanya mengambil yang bisa ia temukan. Dalam perjalanannya, Bright berpapasan dengan Mew.

"Sepertinya kau sibuk. Butuh bantuan?" Ucap Mew menghentikan Bright.

"Tidak perlu. Apa yang kau lakukan disini?"

"Yah aku bosan di dalam kamar, jadi aku jalan-jalan" Mew melihat beberapa buku yang di bawa Bright.

"Buku vampire?"

"Ya. Yang mulia ingin aku membawanya ke ruang kerjanya"

"Bagaimana dengan para tahanan itu? Bagaimana kalian akan menghukumnya? Aku sarankan mereka segera di hukum mati, terutama Off dia seorang vampire"

"Vampire itu nyata?"

"Kenapa kau bertanya saat kau sudah melihatnya?"

"Tapi dia terlihat seperti manusia biasa"

"Mungkin nanti kau akan mengerti. Boleh aku bertanya?"

"Tentu"

"Boleh aku bertemu dengan saksi yang kau katakan itu?"

"Oh itu... Aku rasa sekarang dia tidak ada di istana"

"Benarkah? Tapi kemarin aku melihatnya"

"Apa? Kau melihatnya?" Tanya Bright sedikit terkejut, dia semakin bingung harus menjawab apa.

"Yah mungkin kemarin dia disini, tapi sekarang dia sudah pergi"

"Benarkah?" Bright hanya mengangguk.

"Maaf aku harus segera pergi. Yang mulia menungguku" Ucap Bright berpamitan, ia mencoba menghindar. Entah apalagi yang akan ditanyakan Mew padanya.

...****************...

Gulf terdiam memandang keluar dari jendela ruang kerjanya. Ia semakin tidak mengerti, jika yang dibicarakannya benar apakah dia seorang pemburu? Tapi dia merasa tidak pernah berurusan dengan pemburu bahkan ia baru tahu ada sekelompok pemburu. Lalu apa dia seorang vampire? Itu tidak mungkin dalam sebuah dongeng vampire harus meminum darah, sedangkan dia tidak pernah sama sekali. Lantas siapa dia?

Dari kejauhan Gulf melihat seseorang yang ia kenal, tentu saja ia masih ingat orang itu. Tak lama kemudian sebuah ketukan pintu mengalihkan pandangannya.

"Boleh aku masuk?" Tanya Bright. Gulf pun mengangguk untuk menanggapinya.

"Ini beberapa buku yang bisa aku temukan" Ucap Bright meletakan setumpuk buku yang baru saja dia ambil dari perpustakaan kerajaan. Gulf langsung melihat beberapa buku di meja kerjanya. Perhatian Bright langsung menuju tangan Gulf yang di balut perban.

"Kau terluka?" Tanya Bright menyentuh tangannya. Gulf sedikit terkejut, ia bingung harus menjelaskan apa.

"Aku tidak apa-apa" Menarik tangannya namun ditahan oleh Bright yang berusaha membuka perbannya.

"Tidak. Bright aku tidak apa-apa" Ucap Gulf menahan tangannya. Perbannya pun terbuka Gulf pun pasrah dan hanya diam.

"Tidak ada luka. Ada masalah dengan tanganmu?" Gulf terkejut dan melihatnya sendiri, jelas-jelas semalam lukanya cukup besar tapi sekarang bahkan bekasnya pun tidak ada.

"Sudah kubilang aku tidak apa-apa" Ucap Gulf gugup. Bright pun mengangguk.

"Aku hanya khawatir" Ucap Bright. Ia pun membereskan buku yang berantakan.

"Hanya itu buku yang bisa aku temukan. Yah buku-buku itu terlihat seperti buku dongeng tapi aku tidak tahu buku itu bisa membantu atau tidak"

"Tidak apa-apa. Aku akan coba untuk membacanya" Ucap Gulf mulai sibuk dengan bukunya.

"Bagaimana dengan tahanan kita? Berita tertangkapnya mereka membuat beberapa warga datang kesini. Apa kita akan menghukum mati mereka ditempat umum?"

"Siapa yang menyebarkan beritanya? Harusnya itu rahasia sebelum aku mengizinkannya"

"Maaf yang mulia. Kami sedang menyelidikinya sekarang. Lalu apa kita akan menghukum mati mereka ditempat umum?"

"Tidak sekarang"

"Bagaimana dengan pemburu itu? Setiap aku bertemu dengannya dia selalu berkata jika mereka harus segera di hukum mati dan juga dia menanyakan orang yang bersaksi. Dia ingin menemuinya" Gulf berhenti.

"Tidak perlu dipikirkan. Biarkan saja"

"Baiklah. Kalau begitu apa kau sudah sarapan? Pagi sekali kau sudah ada di ruang kerjamu" Gulf hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku belum lapar" Jawab Gulf tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Kau harus makan. Aku akan menyuruh Kara mengantarkan makanan dan vitaminmu kesini"

"Terserah" Bright pun pergi untuk membawakannya makanan.

...****************...

Mew berjalan-jalan mengelilingi istana hingga ia sampai di belakang istana, tampak sepi dan dia melihat sebuah bangunan besar, Mew pun mendekatinya. Ia merasakan sesuatu yang menariknya untuk masuk ke dalam bangunan itu, hingga akhirnya ia berada tepat di pintu masuk. Mew menyentuh pintu itu berniat membukanya.

"Maaf anda siapa?" Ucap seseorang menghentikan Mew. Ia pun berbalik dan dilihatnya seorang pelayan.

"Oh maaf aku orang yang di undang ke istana ini dan sedang berkeliling, kemudian melihat bangunan ini, jadi aku ingin melihatnya. Bangunan apa ini?"

"Ini bangunan untuk makam keluarga kerajaan. Sebaiknya tuan tidak memasukinya karena yang mulia raja tidak ingin ada orang yang masuk tanpa seizinnya" Mew pun hanya mengangguk.

"Baiklah. Terimakasih sudah memberitahu. Kalau begitu aku ingin melihat-lihat yang lainnya" Pelayan itu pun membungkuk hormat.

...****************...

Setelah seharian membaca buku, Gulf keluar untuk menghirup udara segar.

"Oh kau disini?" Gulf menengok kebelakang dan langsung mematung karena terkejut. Mew tersenyum senang akhirnya bisa menemukan orang yang dicarinya. Gulf melihat sekitar memastikan tidak ada orang lain di sekitarnya.

"Kenapa kau disini?" Tanya Gulf sedikit gugup.

"Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi secepat ini. Kau tinggal di istana kerajaan?"

"Aku... Aku bekerja disini"

"Benarkah? Tadi aku bertemu Bright dan dia bilang kau tidak disini, padahal jelas sekali sebelumnya aku melihatmu"

"Apa? Kau melihatku? Dimana?" Gulf terkejut.

"Di halaman istana, kau diikuti beberapa pelayan. Dan dilihat dari pakaianmu, sepertinya kau seorang jenderal seperti Bright atau lebih tinggi? Benar?"

"Ah.. Ya.. Itu... Ya" Mew pun mengangguk.

"Kau tampak berbeda dari yang terakhir aku lihat. Yah kau tampak kuat. Apa besok kau ada waktu?"

"Kenapa?"

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu"

"Kau bisa bicara sekarang" Ucap Gulf sedikit curiga.

"Sekarang sudah larut malam. Sebaiknya kau istirahat" Gulf hanya terdiam.

"Baiklah besok siang aku tunggu disini" Ucap Mew.

"Tidak. Sebaiknya kita bertemu diluar istana" Ucap Gulf dengan cepat. Ia tentu saja tidak ingin orang-orang melihatnya bersama Mew, mungkin saja nanti akan ada yang memanggilnya yang mulia, itu akan sangat beresiko.

"Baiklah. Kalau begitu aku harus kembali. Kau juga sebaiknya segera istirahat" Ucap Mew menepuk pundak Gulf.

"Pergilah. Tidak perlu mempedulikanku" Mew sedikit tertawa dan langsung pergi. Gulf menatap kepergian Mew, jika dipikir-pikir mungkin ia juga harus berbicara dengan Mew.

...****************...

Gulf duduk di meja makan untuk sarapan paginya. Dilihatnya meja makan yang begitu besar namun tidak ada orang yang mengisinya.

"Yang mulia silahkan" Ucap Kara salah satu pelayannya dijawab anggukan oleh Gulf. Ia pun memakan sarapannya.

Bright mendatangi Gulf, memberinya hormat.

"Yang mulia maaf mengganggu sarapanmu, tapi beberapa orang masih menunggu di depan istana. Mereka ingin bertemu dengan para pembunuh itu"

"Bukankah aku sudah menugaskan Weir untuk mengurus masalah ini? Bantuan sudah diberikan, seharusnya mereka tidak membuat ulah lagi"

"Yah anggota keluarganya dibunuh dan orang yang membunuh ada disini. Mereka pasti ingin menemuinya"

"Lagipula siapa yang menyebarkan berita para tahanan itu? Kau sudah menemukannya?"

"Itu salah satu prajurit baru disini. Kami sudah menangkapnya tapi saat akan di introgasi dia memutuskan untuk bunuh diri"

"Bunuh diri?"

"Ya kami masih menyelidikinya" Gulf pun mengangguk.

"Sebaiknya kau buat mereka pergi dan bilang jika para tahanan itu akan di eksekusi besok" Bright pun memberi hormat sebelum pergi.

Gulf kembali fokus dengan makanannya, namun rasanya ia sudah tidak berselera dan hendak meninggalkan ruang makan.

"Yang mulia ini vitamin anda" Ucap Kara menahan Gulf. Ia pun kembali untuk meminum vitamin yang setiap hari wajib ia minum.

...****************...

Gulf masuk ke ruang rahasianya untuk berganti pakaian biasa bersiap untuk menemui Mew. Saat siang hari di dalam istana ramai dengan orang-orang. Gulf mencoba menutupi dirinya sendiri dari orang-orang, berusaha berjalan seperti biasa dan tidak mengundang kecurigaan, namun seseorang menepuk pundaknya dari belakang membuatnya seketika mematung.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

off dan ken..

2023-06-15

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!