Bab 19

Rasa perih di uluhati membangunkan Senja.

"Astaga!!" Senja membekap mulutnya sendiri tatkala mendapati wajahnya berada tepat didepan dada telanjang Aby,untungnya pria itu masih mengenakan celana.

Senja lalu memeriksa tubuhnya dibalik selimut,rasanya ia ingin menangis melihat tubuh mungil nan putihnya hanya dibalut pakaian dalam saja.

Yah semua ingatan semalam kembali berputar dikepalanya, bayangan samar yang dipikir senja hanyalah sebuah ilusi dari dalam mimpinya.

Semalam tubuhnya tak berhenti bergetar kedinginan meski ac sudah dimatikan dan Aby membiarkan pintu kamar Senja terbuka, ia terus meracau dalam dekapan Aby hingga membuat pria itu harus melakukan skin to skin karena kondisi Senja tidak memungkinkan ia untuk minum obat penurun panas ditambah lagi ia belum makan malam.

Senja tak melakukan apa apa saat merasa piyamanya ditanggalkan oleh sang suami, ia baru tertidur saat Aby dengan rela membagi kehangatan tubuhnya.

Namun tidak bagi Aby, ia tak tidur sama sekali bahkan ia bisa melihat Senja membekap mulutnya sendiri kini melalui cela matanya yang sengaja ia tutup.

Pria dewasa mana yang bisa menidurkan hasratnya disaat seperti sekarang ini.

Perlahan Senja menarik tubuhnya dari pembaringan, dan Aby pun segera menutup matanya rapat, ia masih menghargai privasi Senja dan tak ingin menikmati tubuhnya saat kondisi kamar sudah mulai terang.

Perlahan namun pasti Senja sudah memakai kembali piyamanya yang nampak berceceran dilantai.

Huh....Senja menghela nafas frustasi, kondisinya persis seperti mereka telah berbuat mesum, ia menatap kesal kearah Aby yang memunggunginya.

Bagaimana bisa pria itu memiliki pemikiran mesum seperti tadi malam.

Meski tak melihat langsung, namun Aby bisa merasakan tatapan tajam Senja kepadanya.

"Kau sudah bangun" ucap Aby ia membuka matanya namun tetap memunggungi Senja.

Gadis itu terperanjat seraya memegang dadanya, untungnya semua pakaiannya sudah melekat sempurna ditubuhnya.

Aby akhirnya terbangun dan memungut baju kaosnya dibawah kaki lalu memakainya dengan Santai.

Ia berjalan mendekati Senja dan memeriksa suhu tubuh gadis itu, tak peduli dengan Raga Senja yang terlihat gemetar.

"Ma-mas"

"Skin to skin, kau pernah mendengarnya kan?" Aby benar benar profesional.

Senja mengangguk, tentu ia tahu Skin to skin tapi metode itu kebanyakan digunakan oleh seorang ibu kepada anaknya, sesekali Senja pernah mendengar Dokter Rini menyarankan hal seperti itu kepada salah satu pelayannya yang anaknya Demam tinggi.

"Semalam kau demam tinggi, jadi aku melakukannya, tenang saja tak ada yang terjadi" Aby benar benar berhasil menyembunyikan suasana hatinya yang tengah kepanasan.

"Apa Mas Aby menganggapku seperti anak anak?" gumam Senja pelan namun berhasil ditangkap dengan baik oleh rungu Aby. Ia juga tahu skin to skin biasanya disarankan bagi anak bayi.

"Tapi buktinya berhasilkan, kau tidak demam lagi" kini tangan Aby mengusap pucuk kepala Senja "Maafkan aku Senja" lanjutnya lagi disertai sebuah kecupan hangat di kening istrinya.

Seketika tubuh Senja menegang, lalu setelahnya ia mengambil langkah mundur dan sedikit menjauh dari Aby.

"Maafkan aku juga Mas"

"Heem"

Jangan mengharapkan apapun dari pernikahan ini, kata kata itu masih terngiang ditelinga Senja, Aby dan Laras pernah mengucapkannya untuk itu Senja akan membatasi aktifitas Aby yang tiba tiba berbuat romantis dengan Dalih latihan, Senja sadar hatinya hanyalah seonggok daging yang lemah ia ragu bisa melewati rasa sakit jika harus menyimpan perasaan lebih kepada Aby dan suatu saat ia ditinggalkan.

.

.

.

Aby melarang Senja untuk memasak, ia memesan makanan Spesial untuk istri dan anaknya itu.

"Gantikan jadwalku di poli"

"Heem,, Istri dan anakku sedang sakit"

"oke makasih, Risya"

Senja yang tengah menyuapi Kaila di meja makan merasa sedikit bahagia mendengar penjelasan Aby kepada Risya sahabat Dokternya. Ia merasa diprioritaskan oleh Aby sebagai seorang Istri.

Ah...andai saja Aby bisa menerima pernikahan ini tentu Senja tak akan ragu membuka hatinya.

"kenapa Cuti mas?" Tanya Senja pada Aby yang sudah duduk dihadapannya, sebelum menjawab Dokter bedah umum itu menyesap kopi buatan sang istri terlebih dahulu.

"Kau tidak dengar tadi?"

"Jika karena Kaila aku masih bisa menjaganya mas" ujar Kaila pelan.

"Karena maminya Kaila yang sakit akibat papanya Kaila" Jawab Aby datar, ia lalu menatap telapak tangannya sendiri, rasa sesal itu masih ada meski Senja sudah memaafkannya, Bagaimana mungkin tangan yang dikatakan Senja sebagai penyelamat nyawa manusia ia gunakan untuk menamparnya.

Huh...Aby menghela nafas panjang.

"Mas maaf, Karena aku Mas Aby jadi emosi seperti kemarin" sesal Senja, ia bisa membaca raut wajah penuh penyesalan Aby.

"Senja sebenarnya kamu kemarin kemana?" akhirnya pertanyaan itu terlontar juga, padahal Aby tak ingin terlihat posesif.

Aby menunggu jawaban Senja, ia sudah siap jika Senja ternyata berbohong. Namun Senja tak seperti wanita lainnya, ia Senja yang sepolos kertas putih.

"Kemarin aku ketemu sama seorang kenalan, ia menawarkan tumpangan, karena kasihan melihatku menangis di trotoar" ungkap Senja polos tanpa ada yang ia tutupi.

"Kamu menangis di trotoar?" Aby sudah tidak lagi fokus pada siapa kenalan yang dimaksud Senja.

"Iya Mas, trus ponselku kehabisan daya"

"Maaf Senja" Aby tentu sadar apa yang membuat Senja bersedih kemarin.

"Mas bisa permintaan maafnya mas diganti sama sesuatu gak?"

"Apa itu?"

"Jangan cari baby Sitter buat Kaila Mas, aku janji kemarin adalah pertama dan terakhir kalinya maminya lalai"

Jika tak ada jarak, rasanya Aby ingin mengelus pucuk kepala Senja, gadis itu benar benar sesuatu bagi Aby, sayangnya meja makan diantara mereka cukup besar dan lebar.

"Heem....Aku akan memegang Janjimu"

.

.

.

"Siapa?" Tanya salah seorang Dokter Obgyn yang berjalan berdampingan dengan Risya, mereka baru saja keluar dari ruangan Rapat. Yah ada sesuatu yang baru saja disampaikan oleh pihak manajemen Rumah sakit.

Sementara Laras yang berjalan dibelakang sang dokter Obgyn yang merupakan tutornya berusaha mencuri dengar. Ia yakin orang yang baru saja menelpon Risya adalah Aby.

"Dokter Abyansyah Istrinya sakit, ia minta ijin" Risya sengaja menekan pada kata Istri agar Laras bisa mendengarnya dengan Jelas.

Seketika tangan Laras mengepal, dulu jika dirinya yang sakit Aby bahkan tak pernah meminta ijin, bagi pria itu pekerjaan adalah segalanya.

"Oh...istrinya yang cantik itu ya??"tanya Dokter ahli Kandungan itu lagi." Kemarin Semua Departemen membicarakan mengenai istri Dokter Abyansyah yang katanya masih muda dan cantik, aku juga gak sempat lihat"

"18 Tahun"

"What!!, Astaga astaga.....beruntung sekali Dokter Aby"

"Heem, Daun muda memang paling best lah ha ha ha" tawa Risya sengaja dibuat membahana

Dua Dokter Ahli dihadapan laras itu sibuk bergosip tanpa memikirkan perasaannya, lebih tepatnya hanya Risya karena dirumah sakit cuma dia Seorang yang tahu hubungannya dengan Aby.

Perlahan langkah Laras melambat, saat memastikan dua tukang gosip itu menjauh Laras mengambil ponselnya dan menghubungi Aby namun sayangnya tak ada jawaban dari sang pujaan Hati, karena saat melihat nama Laras tertera di Layar Ponselnya Aby memutuskan untuk menyimpan ponsel pintarnya didalam saku dan membiarkannya benda pipih itu terus bergetar. Karena hari ini ia ingin semua waktunya hanya tercurah pada senja dan Kaila.

Terpopuler

Comments

Mey Ambarita

Mey Ambarita

cool

2024-04-25

1

Yaser Levi

Yaser Levi

bagus menjauh dr aby..senja.terlalu baik utknya..nataaaa

2024-03-26

1

Lily

Lily

jangan mau lagi di kecup sama Aby, Senja. karena dia sudah menampar mu. biar dia sadar

2024-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!