Bab 6

Keluar dari area bandara Aby segera mengambil mobil pajero sport keluaran terbaru yang memang ia parkir disana.

Semua koper disusun dibagasi, Aby duduk dibangku kemudi sedangkan Senja disampingnya Dengan Kaila yang tertidur dalam pelukan sang ibu sambung.

"Tuan, saya bisa langsung diantar pulang tidak?" pinta Bi Asih, wanita itu sudah sangat merindukan sang cucu.

"loh, Bi Asih gak tinggal sama aku dan Mas Aby?" Heran Senja, padahal yang ia tahu Bi Asih adalah PRT yang sudah lama ikut dengan Aby bahkan ketika ia masih kuliah.

"Gak Non,, Bi Asih cuman datang 3 kali seminggu ke Apartemen, Dulu waktu Tuan tinggal di Perumahan, Bi Asih nginep karena jarak dengan rumah juga tidak terlalu jauh, Sekarang Apartemennya Tuan Aby jauh Non jadi cuman bisa 3 kali seminggu deh" jelas Bi Asih panjang lebar, dan Senja hanya mangut mangut paham.

" Mas, memang diapartemen Mas gak ada Asisten lain selain Bi Asih yang nginap gitu mas?" tanya Senja sesaat setelah Aby menurunkan Bi Asih di depan sebuah gang kecil.

"Kenapa? Kamu takut kita tinggal seatap ?" Tebak Aby dengan sebuah smirk yang tersinggung dibibirnya.

Senja menggeleng pelan penuh dusta, tentu ia akan risih jika dirumah cuma berdua saja dengan Aby, yah anggaplah berdua karena Kaila masih terlalu kecil untuk mengerti situasi.

"Nanti ada Baby Sitter yang nginap, untuk pekerjaan rumah tangga lainnya semua dikerjakan Bi Asih" lanjut Aby, yang berhasil mengikis raut kegelisahan di wajah Senja.

gadis 18 tahun itu sedikit lega mendengar penuturan Aby sang suami. Kini mereka melanjutkan perjalan menuju sebuah Apartemen mewah yang berada didaerah Jakarta Pusat. Namun sebelum sampai Aby terlebih dahulu mampir ke rumah sakit tempat ia bekerja guna membagikan oleh oleh khas yang ia bawa dari Kota kelahirannya, masa cutinya masih dua hari lagi jadi Aby memutuskan membagikannya sekarang takut rusak pikirnya jika harus menunggu dua hari lagi.

"Jangan masuk! kamu tunggu dimobil aja jagain Kaila"

"Iya mas" Jawab Senja patuh.

Gadis itu turun dari mobil lalu membaringkan Kaila di Jok belakang, karena kasihan sedari tadi ia tertidur dengan posisi persis seperti anak Koala.

Senja yang duduk di samping tubuh Kaila mengusap pucuk kepala gadis kecil itu penuh cinta, sambil sesekali melirik kearah pintu utama rumah sakit menunggu Aby keluar dari dalam sana.

Satu menit, dua menit hingga setengah jam berlalu Aby tak kunjung keluar, senja hanya bisa mendesah panjang sembari terus melirik jam kecil dipergelangan tangan kirinya, hingga akhirnya perhatian Senja teralihkan oleh seorang Pemuda dengan tampilan sedikit punk, Rambut belah tengah yang menjuntai hingga bahu, jaket denim dan dalaman kaos oblong bercorak garis garis, dipadukan dengan jeans biru dengan robekan dikedua lutut dan bagian pahanya.

Pemuda dengan kaca mata hitam itu nampak meringis seraya memegang perutnya sampai akhirnya ia ambruk di samping mobil pajero milik Aby.

Tidak !dia tidak pingsan hanya sekedar berlutut sambil memegang perutnya.

dibalik kaca mata hitam pria itu terdapat dua netra yang mulai mengembun.

Senja turun dari mobil dan menyapanya.

"Kakak sakit?" Senja menyamakan posisinya dengan pria yang terlihat masih meringis itu. Ia memberanikan diri memegang pundak sang pria Asing.

"Kakak aku antar masuk kerumah sakit ya" tawar Senja tapi Pria itu menggeleng Pelan, ia mengangkat wajah dan menatap wanita cantik dihadapannya.

"Terima kasih adik cantik" ucapnya lalu tersenyum tipis.

Pujian cantik yang dilontarkan pria itu nyatanya tidak membuat Senja bahagia, ia lebih khawatir dengan kondisi pria yang sudah berusaha berdiri itu.

"Kakak beneran gak mau masuk kerumah Sakit?"

"Aku bahkan baru keluar dari sana kenapa harus masuk lagi?"

"Heh...tapi itu" Senja menunjuk perut Pria berambut panjang itu.

"Aku hanya lapar"

"Lapar?" Alis Senja bertautan, lalu secepat kilat senja membuka pintu depan Mobil. ia teringat beberapa bungkus Roti boy yang dibeli Aby tadi dibandara, masih ada satu karena yang lainnya diberikan kepada Bi Asih saat ia turun di gang depan rumahnya.

Senja mengambil roti itu dan sebotol air mineral yang sudah ia minum separuhnya.

"Kak ini dimakan dulu sebagai pengganjal" Senja menyerahkan sebungkus Roti itu kepada Sang pemuda tapi tidak dengan air mineralnya.

Pemuda itu tertawa layaknya orang bodoh sambil mengamati sebungkus roti ditangannya.

Senja semakin dibuat bingung dengan sikap pria yang kini melahap rotinya dengan cepat sembari menatap dirinya yang terus menelan Saliva dengan Kasar.

" Itu...." pria asing itu menunjuk air mineral yang terus dipegang Senja didepan dadanya.

"Oh... Ini, tapi sudah aku minum Separuhnya" Senja ragu menyerahkannya, namun pria itu gegas menyambarnya lalu meneguknya hingga tandas.

"Itu...."

"Bukankah kita seperti baru saja berciuman secara tidak langsung?" Sebuah smirk terbit dibibir sang pria asing.

"Heh....." Wajah Senja Bersemu merah, tentu ia tahu apa yang dimaksud pria itu.

' Dasar Mesum' umpat senja didalam hati.

"Terima kasih Adik cantik " Pria itu mengusap kepala Senja sebelum akhirnya meninggalkan gadis dengan pipi kemerah merahan itu.

.

.

"Woi Nata....Lo dari mana Bro? Gue cariin didalam gak ada" Seorang pemuda yang nampak Urakan menepuk pundak Nata, pria yang baru saja bersama Senja.

"Tadi ketemu cewek cantik" Jawab Nata Santai, sambil membayangkan wajah Senja yang memang sangat Cantik.

"Oh ya? Siapa?" tanya Bobby si pria urakan

"Engga tahu, gak kenalan Juga"

"Tumben"

"Oh iya apa kata dokter? Jangan bilang rumah sakit ini juga gak punya alat medis yang lengkap" Bobby tidak membahas lagi mengenai gadis cantik yang disebutkan Nata.

"Sangat lengkap malahan" Jawab Nata seraya mereka berjalan menuju sebuah mobil Honda Brio merah dengan stiker dikaca depan yang bertuliskan Mid night club.

"Jadi apa kata dokter?" Tanya Bobby penasaran, karena sahabatnya itu belakangan ini memang mengeluhkan sakit disekitar perutnya, dan rumah sakit yang biasa mereka datangi justru merujuknya kesini untuk pemeriksaan lebih detail.

"Magh"

"Hah.....Rugi Dong lo bayar mahal, kalau diagnosanya sama aja dengan rumah sakit lama..huh...jangan jangan tu dokter sengaja supaya teman dokternya dirumah sakit ini juga dapat Duit, Dasar!!!"

"Iya kali" Jawab Nata seraya memasukkan tangan kedalam saku jaket denimnya dan meremat kuat Amplop putih hasil pemeriksaannya.

Sementara dirumah sakit......

Niat Aby hanya untuk membagikan oleh oleh di Departemennya harus berjalan lebih lama dari perkiraannya, itu karena Laras yang tengah menjalani masa residennya di Rumah sakit yang sama dengan tempat kerja Aby itu menahan sang mantan di ruangan Aby sendiri.

"Kamu Sudah berjanji mas, sepulang dari kota kelahiranmu kita akan menikah, tapi kenyataannya....." Laras terus terisak pedih, bayangannya bisa menyelesaikan pendidikannya tanpa hambatan dan menjadi salah satu pemilik rumah sakit bersalin terancam gagal.

Aby memegang kedua bahu Laras yang berguncang akibat tangisan.

"Dua tahun Laras, sabarlah menunggu sampai waktu yang ditetapkan ayahku, saat itu tiba ayah mengijinkanku untuk menceraikan Senja" Aby masih berfikir dengan akal sehatnya, jika ia berontak kepada Baruna tentu akan berdampak dengan statusnya sebagai ahli waris, apalagi meski sudah bekerja sebagai Dokter dengan gaji yang banyak Aby masih ikut menikmati Ratusan juta keuntungan perusahaan Baruna yang mengalir kerekeningnya setiap bulan.

"Dua tahun mas?" mata Laras membeliak " bagaimana kalau kamu punya anak dari anak Pelakor itu?" Yah Laras tahu Senja adalah Anak dari istri kedua mantan mertuanya, meski ia sama sekali belum bertemu Senja.

"Kamu tenang laras, aku berjanji tidak akan menyentuhnya, jadi tak akan ada anak diantara kami, dia juga sudah menyetujui kesepakatan ini" Terang Aby.

"Benarkah Mas?"

"Heem"

Saat Laras hendak memeluk Aby, Pria itu menahan tubuh mantan istrinya.

"Maaf mas aku terlalu bahagia" ucap Laras dengan tatapan sendunya.

Aby takut jika tiba tiba seseorang masuk dan memergoki mereka berdua, Seorang dokter Ahli bedah dan Dokter Residen tengah berpelukan, apalagi di rumah sakit ini tak ada yang mengetahui status hubungan mereka kecuali Risya. Karena Sebelumnya Laras hanya bertugas di sebuah puskesmas sebagai Dokter Umum.

"Mas....aku ingin meminjam uang, tapi aku malu karena sebenarnya kamu sudah tidak punya hak lagi menafkahiku"ucap Laras dengan tidak tahu malunya.

"Kau memang mantan istriku Laras tapi kau tetap mama dari Kaila, nomer rekeningmu masih sama kan? Berapa yang kau butuhkan?" Kali ini Aby sudah mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi mobile bankingnya.

" 100 juta mas"

"Oke...."

Terpopuler

Comments

Junita Junita

Junita Junita

kok ada ya dokter begok..🙄🤭

2024-04-29

0

Mey Ambarita

Mey Ambarita

what?

2024-04-24

0

Tutik Sriwahyuni

Tutik Sriwahyuni

hehehe.... ternyata mantan istri matre toh, ok aby bersiaplah buat diporotin kalau kamu gk sadar ya weslah wasalam 😅😅😅

2024-04-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!