Bab 5

"Mami bukan onty" tegur Aby pada sang putri yang tengah bermain Boneka beralaskan karpet rasfur didalam kamarnya, gadis DS berusia 2 tahun itu nampak begitu anteng berbaring dengan kepala diatas pangkuan Senja.

Aby yang baru masuk mendengar Kaila masih memanggil onty kepada Senja sambil memperlihatkan boneka Barbie kecil dengan wajah penuh coretan tinta spidol.

Aby sengaja menyuruh Kaila memanggil mami karena tak mungkin memanggil Mama bagaimanapun Kaila sudah memiliki seorang mama meski Laras belum pernah sekalipun mau bertemu langsung dengan Kaila dengan Dalih ia merasa bersalah, ia berjanji akan menemui Kaila saat sudah sah kembali menjadi istri Aby.

Selain itu alasan yang sama juga dikemukakan Aby untuk tak mengijinkan putrinya bertemu Laras karena Kaila sedikit sensitif dengan kehadiran orang baru.

"Ngak apa mas, senyaman Kaila aja, lagi pula ia masih 2 tahun ini belum ngerti juga" bela Senja.

"Mami.....mami.....mami.....mami......."

Cup....

"Iya sayang ini Mami" Entah mengapa hati Senja menghangat kaila memanggilnya dengan sebutan itu.

"See? Kaila anak yang cepat tanggap!" Aby tersenyum tipis. "Sekarang bawa Kaila gosok gigi lalu tidurkan ia, aku akan mengajarkanmu caranya" lanjut Aby lagi.

"Baik Mas"

Senja yang sudah memakai piyama tidur itu segera membawa Kaila menuju kamar mandi dan dengan telaten membantu Kaila menggosok gigi lalu membersihkan badannya, tak lupa mengoleskan minyak telon dan sedikit bedak tabur diseluruh permukaan tubuh gadis kecil itu.

Kaila keluar dengan sebuah bathrobe mungil membalut tubuh wanginya.

Aby dibuat terperangah, Senja berhasil bahkan tanpa arahan Darinya, padahal saat masuk kamar mandi Aby mengekori Senja namun gadis 18 tahun itu gegas menutup pintu tanpa menoleh kebelakang. Sehingga Aby kembali duduk di sofa dan menunggu panggilan Senja untuk dituntun.

Biasanya Kaila selalu menangis jika harus dibantu ritual sebelum tidurnya oleh para suster, sehingga selama ini Abylah yang selalu mengurusi keperluan Kaila itu.

Para Suster hanya bertugas menjaga Kaila saat Aby dirumah sakit, dan menenangkan tantrum gadis itu ketika ingatannya kembali pada Aby yang tak berada disampingnya. Ini lah yang membuat para Susternya menyerah, Mendiamkan Kaila lebih sulit dari pada mendiamkan 100 bayi yang menangis.

"Sudah......Cup..." Lagi lagi Kaila dihadiahi sebuah kecupan oleh sang ibu sambung dan ia menyukainya.

Kaila nampak sangat lucu dengan piyama tidurnya yang bermotif keroppi.

"Todok....todok...." Kaila menujuk gambar pada bajunya.

"Eh iya....ada kodok...webek webek.....,kodoknya temenin Kaila bobo ya"

"Iya iya iya...."

Pandangan Aby tak pernah lepas dari putri dan istri kecilnya, hatinya menghangat melihat interaksi keduanya.

Aby membiarkan Senja menidurkan Kaila yang terus menepuk bokong gadis kecilnya dengan usapan lembut yang sesekali diberikan Senja pada pucuk kepala Kaila.

"Mas Kaila sudah tidur, aku balik kamar ya" ujar Senja seraya beranjak dari tempat tidur.

"Tidur disini!!" Tukas Aby.

"Tapi mas...."

"Ingat didepan Ayah dan Ibu! Selama kita masih dirumah ini kita tidur sekamar, kecuali saat di Jakarta nanti kamu akan memiliki kamar sendiri" Aby berdiri dan mencekal pergelangan tangan Senja, dengan gerakan sedikit memaksa Ia berhasil membuat Senja kembali terduduk di tepi Ranjang.

"Ada kaila diantara kita, gak akan terjadi apa apa lagi pula aku sudah berjanji akan membuatmu tetap suci " terang Aby.

"Kalau begitu aku tidur di sofa aja mas"

"Kau masih tidak percaya?, Senja kau bugi* pun aku tak akan bernafsu, kau jangan lupa satu satunya wanita yang kuinginkan didunia ini hanya mama Kaila, Larasati! Bukankah kau mendengar semuanya di Ruang kerja Ayah?"

"Iya Mas...."

"Bagus sekarang tidur!" titah Aby ia sedikit jengah karena Ketidakpercayaan Senja.

meski tak bisa dipungkiri Aby memang berhasrat, 2 tahun lebih tak pernah menutaskan hasrat dengan lawan jenis tentu membuatnya ketar ketir ketika harus berbagi kamar dengan seorang gadis muda yang cantik. Namun Aby tak sebejat itu, ia pria yang berpegang teguh dengan janjinya.

Senja akhirnya berbaring dengan posisi memunggungi Kaila dan papanya, namun tak bisa terlelap sama sekali, hanya suara dengkuran Halus Kaila yang terdengar ditengah kesunyian malam yang gelap, bersama cahaya temaram dari lampu tidur kecil yang melekat didinding dekat nakas.

Sama seperti Senja, Abypun tak bisa terlelap, sesekali ia menoleh kearah Senja dan berfikir gadis sudah tertidur, sebab Akting pura pura tidur Senja patut diacungi jempol, bahkan hembusan nafasnya pun bisa teratur bersamaan dengan pergerakan bahunya yang naik turun.

Aby bangkit saat mendapati ponsel diatas nakasnya bergetar.

Nama Larasati muncul dilayarnya.

"Halo" Pria dengan tubuh atletis itu berjalan mendekati pintu balkon.

"Jangan Menangis please...., aku terpaksa melakukannya " Suara Aby terdengar lemah lembut di rungu Senja dan lawan bicaranya.

"Apa Risya yang memberitahumu??"

"Ini demi kita juga, aku akan menjelaskannya nanti di Rumah sakit"

Senja bisa menebak itu adalah Larasati, dan Aby berusaha membujuk wanita tercintanya agar tak bersedih karena sepertinya ia sudah tahu Aby ternyata menikahi wanita lain yang merupakan Adik tirinya sendiri.

Hah....Senja menghela nafas berat, ia bingung harus berekspresi seperti apa, haruskah ia cemburu? Nyatanya pria yang menikahinya tadi pagi justru lebih peduli kepada wanita Lain.

Ada perasaan yang menusuk perih merasuk kerelung hati Senja, tapi ia tak peduli, toh memang tak ada cinta diantara mereka.

Di bawah naungan cahaya temaram Aby yang sudah selesai menjawab panggilan laras menatap kearah senja, istri kecil yang baru saja ia nikahi. Aby berada diambang kebingungan, ia berharap keputusan ini adalah jalan yang tepat, selain menjalankan perintah sang Ayah ia juga mendapat Jalan bagaimana bisa kembali kepelukan Laras.

"Dasar Risya!!" Geram Aby, ia menyesal berbagi cerita dengan sahabatnya sejak tahun pertama di Fakultas kedokteran itu, hingga kini mereka sama sama menjadi Dokter Ahli bedah dibawah Naungan Departemen Bedah Umum salah satu rumah sakit Swasta terbesar di Jakarta.

Aby memang tak bisa menyembunyikan semuanya dari Risya karena wanita yang sudah memiliki dua anak itu terlalu cerewet dan selalu ingin tahu permasalahan Aby.

Risya bahkan begitu bahagia mendengar Aby akan menikah dengan seorang gadis ranum yang baru saja lulus SMA.

"Syukurlah sahabatku, kau bagai mendapat jackpot, wanita usia belasan jauh lebih menggairahkan dari pada wanita yang sudah berusia diatas kepala 3 Hahahah" Racaunya saat Aby mengabarkan mengenai pernikahannya, ia bahkan memuji paras Senja setelah melihat potret Senja yang diambil Aby secara diam diam sebelum akad nikah dilangsungkan.

Karena sudah terlalu lama terjaga Akhirnya Aby dan Senja terlelap dengan sendirinya bersamaan dengan bayang bayang mimpi yang mulai menyapa.

.

.

"Jangan banyak bawa baju!" ucap Rini saat melihat Senja yang tengah berkemas didalam kamarnya.

"Hanya satu koper bunda" Senja masih dengan senyum hangatnya, sementara Rini dengan wajah datar seperti lapangan sepak bola.

"Minta Aby membelikanmu pakaian terbaik dijakarta nanti"

Sebenarnya Rini tak rela jika harus melihat lemari Senja kosong ketika ia pergi.

"Iya Bunda" Senja masih melipat satu persatu pakaiannya dan memasukkannya kedalam koper hitam yang berukuran besar, Semua pakaian senja adalah yang terbaik, bukan ia yang memebelinya, ia hanya menerima apa yang sudah disusun kedalam lemarinya. Entah itu pemberian Baruna ataukah Ibu Tirinya ia tak tahu.

Rini mengekori Senja dari belakang dan mengantar putri tiri sekaligus menantunya itu kepintu depan, disana sudah ada Aby yang menggendong Kaila serta Bi Asih yang terlihat sudah bersiap juga untuk kembali ke Jakarta.

"Jaga baik baik keluargamu disana Nak" Baruna memberikan Pelukan kepada Senja.

"Iya ayah"

Sementara Rini terlihat meremat jemarinya, ditengah kebingungannya ia akhirnya hanya memeluk sang cucu dan mengusap pipi Aby.

"Jangan macam macam di Jakarta" tatapan tajam Rini seolah mengintimidasi Aby.

"Bunda Aby bukan anak kecil lagi" sahut Aby

Tentu bukan itu yang sebenarnya ingin diucapkan Rini, ia ingin mengatakan jangan macam macam sama istri barumu, jaga ia baik baik, namun Egonya tak mengijinkannya untuk berkata demikian.

"Bunda Senja Pamit" Senja mengambil tangan Rini dan mencium punggung tangannya.

"Heem" dan Seperti biasa hanya raut wajah datar yang berhasil ditampilkan Rini, inilah yang membuat Aby selalu berfikir jika sebenarnya kehadiran senja hanya membawa luka bagi Rini, karena melalui Senja bundanya itu akan terus teringat dengan wanita yang sudah membuat Baruna Tega membagi cintanya.

4 orang yang akan segera bertolak ke Bandara itu diantarkan oleh supir pribadi Baruna dengan mobil Rubiconnya.

"Kalau sayang bilang, jangan ditahan" Cibir Baruna kepada sang istri yang terlihat menitikkan air matanya.

Sikap datar Rini nyatanya hanya benteng yang membantunya agar tidak terlalu larut dalam rasa bersalahnya kepada Senja.

'Selamat Jalan' akhirnya Senja meninggalkan juga salah satu pulau yang terkenal dengan pertambangan nikelnya itu, sebuah pulau yang nyaris menyerupai salah satu Abjad alpabet, yakni K.

[Authornya berasal dari pulau itu] 😁

Terpopuler

Comments

RahaYulia

RahaYulia

nah kannn, mungkin ada kaitannya sama kematian bpknya senja, mungkin jg rini yg nyuruh baruna nikahin emaknya senja sbg rasa tanggung jawab nya

2024-05-11

0

NurKarni

NurKarni

pulau sulawesi tepatnya Sulawesi Tenggara, author asalnya dari kendari atau kolaka (Pomala)? tambang nikek terbesar di Indonesia ada di Pomala, tapi ada beberapa daerah sulawesi tenggara yg ada tambang nikelnya termasuk di konut (morosi) dan morowali.

2024-04-11

6

RahaYulia

RahaYulia

dinginnya itu mungkin lb ke merasa bersalah, bukan benci ya

2024-05-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!