Kamu Tidak Enak

***

"Sudah dibilang saya manusia biasa. Bukan manusia purba! Apa itu manusia purba? Saya juga tidak tahu," balasnya ketus juga.

Tak mau kalah, Ana makin tambah jutek. "Kok kamu nyolot, siapa suruh penampilanmu aneh begitu! Tinggi besar seperti tarzan," ujarnya.

"Dari dulu saya memang seperti ini. Kamu juga aneh. Kecil dan berisik," jawab Naki logis disertai nada ejekkan.

"Eh, malah ngatain aku ya? Dasar manusia purba jelek. Gak pake celana!" sungut Ana.

Naki melengos malas. Hal itu membuat Ana terdiam seraya memasang wajah tidak nyaman.

"Tidak. Aku Nggak boleh galak-galak sama dia. Sekarang cuma dia satu-satunya orang yang bisa aku tanya," batin perempuan itu.

"Jadi kamu adalah penduduk yang tinggal di tempat ini?"

"Iya." Naki menoleh lagi. Karena suara Ana melembut, Naki pun kembali memasang ekspresi teduh.

"Bisakah kamu menolongku? Bantu aku keluar dari tempat aneh ini, aku ingin pulang!"

Langsung saja Ana meminta bantuan tanpa basa-basi agar urusannya cepat selesai. Dan tentunya tidak berhadapan dengan orang aneh seperti Naki.

Naki malah menunduk dengan wajah sedih. "Maaf, saya tidak bisa menolongmu. Saya juga sama sepertimu. Saya terdampar di tempat ini sendirian sejak umur delapan tahun, dan tidak pernah bisa keluar sampai saya jadi sebesar ini."

"Hah?"

"Kamu seriusan! Tolong jangan membohongiku. Kamu tidak sedang bercanda, 'kan?" Ana mulai panik. Keringat sebesar biji jagung berjatuhan dari sekujur tubuhnya.

"Saya serius. Untuk apa saya membohongimu?"

"Ya Tuhan. Kesialan macam apa yang sedang menimpa hidupku?" Ana berteriak frustrasi. Ia sungguh bingung sejadi-jadinya.

Ana mencoba tidak percaya pada Naki. Namun, melihat tampangnya yang seperti perjaka lumutan membuat Ana yakin bahwa pria itu juga sama-sama terjebak seperti Ana.

"Aku harus keluar dari sini bagaimanapun caranya! Aku tidak mau tinggal di hutan belantara seperti ini!"

Ana memaksa tubuh lemahnya untuk berdiri. Ia berpegangan pada tembok kayu untuk menopang tubuh lemahnya.

Naki yang melihat tingkah histeris Ana mencoba menghalau. "Tubuhmu masih lemah, mau ke mana? Di sini banyak sekali hewan buas. Mereka pasti akan memakanmu jika kamu pergi sendirian," ujar lelaki itu.

Ana menepis tangan Naki sebelum sempat pria itu menyentuhnya. "Kemana kek, yang jelas tidak di sini. Aku akan mencari jalan keluar biar bisa pulang."

"Kamu masih sakit, setidaknya istirahatlah dulu sampai besok pagi," larang Naki sambil menghadang di depan Ana agar gadis itu tidak kabur.

Ana menatap Naki dengan penuh kebencian. "Jangan pura-pura baik padaku. Kamu pikir aku tidak tahu apa yang ada di balik otak licikmu. Kamu bisa saja menjahatiku dengan mudah," tandas Ana penuh penekanan.

Naki merasa bingung. Ia tidak mengerti arah bicara Ana yang terlalu berat. Padahal Naki hanya ingin menolong Ana. Tidak bermaksud menyakiti atau apa lah yang gadis itu maksud.

"Tapi malam hari sangat berbahaya. Saya tidak yakin kamu bisa bertahan dalam keadaan seperti ini di luar sana." Naki berkata sambil memandangi tubuh mungil Ana yang tampak ringkih tak berdaya. Tubuh sekecil itu, baru berjalan satu langkah saja pasti sudah dikunyah macan, pikir Naki.

"Di sini juga aku tidak yakin bisa bertahan. Bagaimana kalau kamu memakanku?"

"Makan?" Naki memandangi tubuh Ana dari ujung kaki ke ujung kepala. Tentunya hal itu membuat Ana bereaksi ketakutan.

"Jangan macam-macam ya? Ngapain kamu memandangku seperti itu?"

Naki menggeleng polos. "Sepertinya kamu bukan mahluk yang enak untuk dimakan. Kamu cerewet," ujar anak itu.

Ana mendelik, tetapi ia tidak mau mempermasalahkan ucapan Naki.

Persetan dengan ucapan lelaki itu. Ana benar-bener tidak peduli sama sekali. Yang ia pikirkan saat ini hanyalah jalan pulang agar ia bisa kembali ke tempat Asal.

"Minggir, jangan menghalangi atau mendekatiku!" bentak Ana galak.

Naki membuang napasnya kasar. Pada akhirnya ia lebih milih mengalah. Membiarkan Ana pergi sesuai keinginannya.

"Ya sudah, silakan pergi jika itu keinginanmu." Naki menyingkir dari hadapan Ana. Mata hitamnya memandang Ana dengan teduh dan berat.

Sebenarnya dia jenis manusia seperti apa? Kenapa selalu marah-marah? Padahal saya sudah berbuat baik padanya, batin Naki lagi.

***

Terpopuler

Comments

Novie Yanti

Novie Yanti

kocak naki /Chuckle/

2024-06-13

0

Sunarty Narty

Sunarty Narty

oalah beneran Tarzan,tp yg ini bisa ngomong.tarzan yg d teve2 kan dr bayi ya jd gak bisa ngomong,tp besar bgt ya tinggi nya sampe 2 meter lbh

2023-07-27

0

Ney Maniez

Ney Maniez

🥺🥺🤗🤗

2023-06-10

0

lihat semua
Episodes
1 Di Mana Aku
2 Itunya Besar Syekali
3 Kamu Tidak Enak
4 Kelaparan
5 Kurang Gizi
6 Dirawat Kingkong
7 Kamu Ngomong Apa
8 Si Polos
9 Membuat SOS
10 Naki Sialan
11 Bolong
12 Menangkap Ikan
13 Frustrasi
14 Luntur
15 Seperti Bocah TK
16 Pelukan
17 Belingsatan
18 Hari Ke 25
19 Pundak Gajah
20 Jijik
21 Reaksi Tubuh
22 Syok
23 Ada Yang Bangun
24 Oh Tuhan
25 Jawaban
26 Rindu Sahabatku
27 Tidak Seperti Biasa
28 Pesona
29 Tapi, An?
30 Ada Yang Lepas
31 Jatuh Cinta
32 Benarkah Itu?
33 Pulaaaang ....
34 Introgasi
35 Hari Membosankan
36 Belahan Bumi Lain
37 19 Juta
38 Tidak Menyangka
39 Manusia Munafik
40 Di Apartemen
41 Adu Domba
42 Dijual
43 Tekat Bulat
44 Satu Bulan Berlalu
45 Pergi Membawa Luka
46 Move On
47 Hari Pertunangan
48 Waktu Yang Cepat
49 Bicara Empat Mata
50 Jus Mangga
51 Tawaran Menjadi P .....
52 DNA
53 Balas Dendam
54 Balas Budi
55 Menggema
56 Teriak
57 Aku Bukan Maling
58 Bertanya
59 Botak
60 Masih Muda
61 Tidak Seharusnya
62 Merasa Memiliki
63 Makan Malam Horor
64 Ana Benar-Benar Kesal
65 Siapa Pria Itu?
66 Siapa Dia?
67 Masa Lalu
68 Puncak Kekesalan
69 Drama Apa Lagi Ya?
70 Tidak Mengerti
71 Mendadak Awww
72 woow
73 Nasya Tahu Pernikahan Itu
74 Pura-Pura Lagi
75 Boncap Aw Aw.
76 Boncap Lagi
77 Final Ending
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Di Mana Aku
2
Itunya Besar Syekali
3
Kamu Tidak Enak
4
Kelaparan
5
Kurang Gizi
6
Dirawat Kingkong
7
Kamu Ngomong Apa
8
Si Polos
9
Membuat SOS
10
Naki Sialan
11
Bolong
12
Menangkap Ikan
13
Frustrasi
14
Luntur
15
Seperti Bocah TK
16
Pelukan
17
Belingsatan
18
Hari Ke 25
19
Pundak Gajah
20
Jijik
21
Reaksi Tubuh
22
Syok
23
Ada Yang Bangun
24
Oh Tuhan
25
Jawaban
26
Rindu Sahabatku
27
Tidak Seperti Biasa
28
Pesona
29
Tapi, An?
30
Ada Yang Lepas
31
Jatuh Cinta
32
Benarkah Itu?
33
Pulaaaang ....
34
Introgasi
35
Hari Membosankan
36
Belahan Bumi Lain
37
19 Juta
38
Tidak Menyangka
39
Manusia Munafik
40
Di Apartemen
41
Adu Domba
42
Dijual
43
Tekat Bulat
44
Satu Bulan Berlalu
45
Pergi Membawa Luka
46
Move On
47
Hari Pertunangan
48
Waktu Yang Cepat
49
Bicara Empat Mata
50
Jus Mangga
51
Tawaran Menjadi P .....
52
DNA
53
Balas Dendam
54
Balas Budi
55
Menggema
56
Teriak
57
Aku Bukan Maling
58
Bertanya
59
Botak
60
Masih Muda
61
Tidak Seharusnya
62
Merasa Memiliki
63
Makan Malam Horor
64
Ana Benar-Benar Kesal
65
Siapa Pria Itu?
66
Siapa Dia?
67
Masa Lalu
68
Puncak Kekesalan
69
Drama Apa Lagi Ya?
70
Tidak Mengerti
71
Mendadak Awww
72
woow
73
Nasya Tahu Pernikahan Itu
74
Pura-Pura Lagi
75
Boncap Aw Aw.
76
Boncap Lagi
77
Final Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!