Berlibur ke pulau Nian yang kaya akan keindahan Alam adalah tujuan utama Ana waktu itu.
Namun, nahasnya kapal yang ia tumpangi hancur terhantam ombak besar dan membuat dia terdampar di pulau lain.
Ana dan kapten yang mengemudikan kapal itu pun jadi terpisah—entah nahkoda itu berada di mana sekarang. Ana tidak mau tahu bagiamana nasib pengemudi kapal itu karena memikirkan nasibnya sendiri saja sudah membuat Ana mau mati.
Jujur saja gadis itu masih tidak habis pikir dengan keputusannya waktu itu.
Bisa-bisanya seorang Ana yang notabene pecinta pulau kapuk sampai ingin berlibur ke pulau beneran. Hasilnya luar biasa sial, kan?
Ana jadi terdampar di pulau tak berpenghuni bersama Naki si manusia otodidak cap oncom.
Oh, inikah yang dinamakan sudah jatuh tertimpa tangga sekaligus gajah? Sudah kecelakaan, terdampar pula.
Makan tuh menyatu dengan alam! Sekarang Ana benar-benar menyatu dengan apa yang ia inginkan waktu itu sampai Ana tidak bisa keluar dari jebakkan alam ini.
"Kita sudah sampai!" seru Naki sambil mempertontonkan kamar mandi alam tempat ia melepas kecebong ... eh, maksudnya keringat. Naki mana tahu yang seperti itu. Kan dia masih polos.
Gemericik air terjun yang jernih dan segar menjadi pemandangan yang indah untuk sebagian manusia pecinta alam. Sayangnya Ana tidak termasuk dalam daftar golongan orang tersebut. Sehingga gadis itu memutuskan,
"Aku tidak jadi mandi, deh!"
"Loh, kenapa?"
Wajah Naki tampak kecewa dan murung. Secara Naki sudah jauh-jauh mengantar Ana ke air terjun ini. Ternyata gadis menyebalkan itu malah mengurungkan niatnya untuk mandi.
"Kamu tahu gak?" Ana menyentuh air itu dengan jempol kakinya. "Air ini sangat dingin. Saking dinginnya saja, kakiku langsung mengepul begitu menyentuh air itu."
Katakan tidak pada mandi pagi!
Itu adalah moto hidup Ana yang sudah digarisbawahi secara sah dan multak. Saat Ana masih duduk di bangku SD. Ia tidak pernah sudi mandi pagi kalau tidak menggunakan air hangat. Jadi, selama 6 tahun Ana terbiasa hanya membasuh muka, tangan, dan kaki setiap harinya.
Eitz .... Ini rahasia. Ana selalu merahasiakan hal ini dari orang tua atau siapa pun.
"Padahal tadi kamu bilang ingin mandi," sungut Naki kesal. Pria yang sifatnya culun seperti itu saja bisa kesal, apalagi suaminya nanti? Lagi-lagi jawaban yang bisa diberikan hanyalah 'entah'.
"Aku memang ingin mandi, tapi tidak di air yang dingin begini, Naki!" Ana memalingkan wajahnya kesal. Kemudian berbalik arah dan hendak meninggalkan tempat tersebut. "Pulang lagi saja, mandinya besok! Aku tidak mandi seminggu juga tetep cantik kok!"
Naki mendengkus sebal seraya mencekal lengan Ana. "Setidaknya cuci wajahmu sedikit saja kalau tidak mau mandi, kita sudah jauh-jauh pergi ke sumber air bersih," sarannya.
"Kamu itu kok maksa ya!" decak Ana.
"Karena kita sudah jauh-jauh ke sini," ujar Naki membela diri.
"Lansung ke pantai saja, aku mau membuat SOS. Nanti sore kita ke sini lagi," ucap Ana menolak.
Lebih baik tidak cuci muka daripada mandi di air model begitu, pikirnya dalam diam.
Sesampainya di pantai, Ana langsung menyusun kegiatan sesuai rencana.
Dia menyuruh Naki mengumpulkan kayu-kayu untuk membentuk SOS.
"Kumpulin kayunya sebanyak mungkin, ya. Aku mau tidur sebentar. Kalau sudah selesai bangunin aku," ucap Ana.
Dia jadi mengantuk karena Naki menyiapkan gelaran untuk Ana bersantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
fiendry🇵🇸
ketahuan sdh rahasianya 😂😂😂
2023-09-21
0
Sunarty Narty
ampun dah am apa bedanya ma Naki,tp kayaknya Naki LBH rajin mandi🤦🤦🤦
2023-07-27
1
Ririn Santi
bocah semprul
2023-06-24
0