Setelah sempat pingsan tadi, Ana dibawa ke sebuah gubuk kayu beratapkan daun jerami kering yang letaknya tak jauh dari pantai.
Keadaan gadis itu sangat lemah dan memprihatinkan. Ia kekurangan cairan, tidak kemasukan nutrisi sama sekali selama dua hari.
Sebenarnya sosok pria yang dianggap monster oleh Ana adalah orang yang menolongnya.
Pria itu sengaja menyuruh hewan-hewan sahabatnya untuk menjaga Ana selagi ia mencari makanan dan obat-obatan herbal untuk menyembuhkan luka gadis itu. Sayang penampilan pria itu terlalu asing dan mengerikan, jadi Ana langsung pingsan sebelum pria itu berkata anyonghaseyo.
Kini keadaan gadis itu jauh lebih mendingan karena sudah ditetesi cairan. Dia mulai terbangun perlahan, dan mendapati tempat yang jauh lebih asing dari sebelumnya.
"Apakah aku sedang berada di dunia Isekai? Rumah macam apa ini?" Gumam-gumam pelan keluar dari bibir Ana bersama mata yang terasa silau. Cahaya rembulan malam ini bersinar keperakkan, masuk melalui celah bilik kayu lapuk dan menerpa wajah Ana yang tidak pernah dicuci beberapa hari.
"Kamu sudah bangun?"
Eh!
Ana sontak mendelik dan memaksa tubuhnya untuk duduk dengan susah payah.
Ia menatap laki-laki yang penampilannya mirip seperti tarzan lumutan dari jaman purba. Pandangannya mengintimidasi dan penuh kewaspadaan.
"Siapa kamu?" lontar Ana terheran-heran. Baru kali ini dia melihat manusia yang penampilannya aneh sekali. Bahkan jauh sekali dari bayangan tarzan yang ada di teve.
Pria itu masih terdiam sambil memperhatikan tubuh Ana seperti baru pertama kali melihat seorang wanita. Dia juga mengamati dengan seksama. Terutama membandingkan tubuhnya dengan tubuh Ana yang jauh berbeda.
"Nama saya Naki, saya bukan monster seperti yang kamu katakan itu!" Dia bergerak mendekat. Lalu berjongkok menghampiri Ana yang tengah duduk di atas tikar berbahan kulit hewan.
Ana segera memundurkan tubuhnya sampai mentok ke tembok kayu.
Mahluk aneh dari jaman apa ini kenapa dia bisa menggunakan bahasa manusia?
Sedangkan yang Naki yang sudah lupa dengan rupa seorang wanita juga merasakan hal yang sama seperti Ana. Ia masih terus terheran-heran melihat bentuk tubuh Ana yang tidak sama dengannya. Namun terasa menarik untuk dipandangi.
"Saya manusia juga," ucap Naki menyakinkan sekali lagi. Tangannya mencoba meraih Ana, namun segera ditepis dengan sigap oleh gadis itu.
"Ja-jangan mendekat, aku beneran takut padamu!"
Tentu saja ia terkejut bukan main melihat sosok yang menyerupai manusia berjenis kelamin laki-laki tersebut, karena badannya terlampau tinggi dan tidak normal. Mungkin sekitar 215 sentimeter dengan berat kisaran 100 kilogram. Memiliki tubuh besar, kekar, dan ....
ASTAGA! Apa lagi ini?
Itunya kelihatan! Besar sekali ya Tuhan!"
Ana refleks memalingkan wajahnya, malu. Pipinya bersemu merah sambil membayangkan pedang kegelapan yang ukurannya oversize.
Kenapa dia memakai sejenis rok mini sih? Kecanggungan setan macam apa ini? Kok dia bisa santai begitu memamerkan pedang kegelapannya pada wanita polos seperti aku, batinnya berteriak.
Pria aneh itu berbicara kembali. "Jangan takut, saya bukan monster pemakan manusia. Saya adalah manusia normal, sama seperti kamu juga."
Normal kepalamu, mana ada pria normal pakai rok mini! Ketus Ana dalam hati.
"Kayaknya dia manusia purba yang ketinggalan. Mungkin gak sih ada manusia purba yang belum punah sampai saat ini?" gumam gadis itu.
Ana menoleh kembali ke arah pria itu. Kemudian memandangi tubuh Naki dari atas kepala sampai ujung kaki. Rambutnya gondrong, tapi tidak terlalu kusut, kulitnya hitam, tapi tidak terlalu legam. Badannya sudah jelas tidak wajar. Dan yang paling menyebalkan adalah, dia tidak memakai baju, sehingga Ana harus waspada seratus persen pada sosok aneh dan mengerikan tersebut.
"Apa kamu sejenis manusia purba? Kenapa penampilanmu aneh begitu?" tanya Ana bingung.
Di sini tidak ada siapa-siapa lagi yang bisa ditanya selain pria itu. Mau tidak mau Ana harus berkomunikasi dengan pria aneh itu demi sebuah informasi.
"Manusia purba itu apa?" lelaki itu malah balik bertanya. Ana kontan menepuk jidat.
Oh, iya. Manusia purbah mana tahu tahu kalau dia adalah manusia purba. Itu 'kan cuma julukan yang diberikan para ilmuwan di masa kini, batin Ana lagi.
"Manusia purba ya kayak kamu itu? Gak normal bentukannya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Novie Yanti
🤣 otak ak travelling
2024-06-13
0
Novie Yanti
/Drool/pasti kekar
2024-06-13
0
fiendry🇵🇸
apa nya...
2023-09-21
0