Jodoh Dari Allah

Jodoh Dari Allah

Beasiswa

"Bapak yang sudah menghilangkan kepercayaan Zia sekarang Bapak mau Zia ngelakuin apalagi? belum cukup Pak semua yang Zia lakukan untuk Bapak," ucap Zia.

"Zia, Bapak melakukan ini karena Bapak sayang sama kamu dan ini adalah yang terbaik buat kamu," ucap Bapak.

"Kalau memang ini yang terbaik untuk Zia bukan begini Pak, Zia tetap menolaknya, Zia tidak ingin pergi meninggalkan Bapak sama Ibu," ucap Zia.

"Sekarang Bapak tanya sama Zia, siapa yang mendaftar untuk kuliah?" tanya Bapak.

"Zia," ucap Zia.

"Terus kenapa sekarang Zia malah gak mau ninggalin Bapak sama Ibu?" tanya Bapak.

"Zia takut Pak, nanti kalau Zia kuliah siapa yang nemenin Bapak sama Ibu," ucap Zia.

"Kan ada Mas Ghali, Zi," ucap Ibu.

"Tapi Bu, Mas Ghali kan juga sibuk di sekolah," ucap Zia.

"Zia, Ibu sama Bapak gapapa kok kalau kamu pergi karena kuliah, malahan Ibu sama Bapak bakal sedih kalau kamu gak kuliah, inget nak di dunia ini kita butuh ilmu yang luas bukan hanya dari dalam pesantren, tapi juga dari luar pesantren terus nanti setelah kamu lulus kamu amalkan ilmu kamu di lingkungan kamu," ucap Bapak dan diangguki Zia.

"Jadi kamu bakal terima beasiswa itu?" tanya Bapak.

"Insyaallah, Pak," ucap Zia.

"Alhamdulillah, Bapak seneng dengernya, kalau gitu sekarang kamu bersih-bersih dulu sebentar lagi ashar terus kamu harus ngajar di masjid kan," ucap Bapak.

"Iya Pak, Zia ke kamar dulu ya, assalamu'alaikum," ucap Zia lalu pergi menuju kamarnya.

"Bapak yakin Zia bisa beradaptasi di dunia luar apalagi Zia nanti sendirian loh Pak dan ini kali pertama Zia ke kota besar seperti kota A?" tanya Ibu.

"Insyaallah Bu, Zia bisa melindungi diri Zia karena niat Zia mencari ilmu," ucap Bapak.

"Semoga Pak," ucap Ibu.

Beberapa saat kemudian, Zia sudah siap dengan memakai gamis berwarna merah muda dan juga kerudung berwarna senada yang menjuntai panjang ditambah kitab di tangannya.

"Pak, Bu. Zia berangkat dulu ya," pamit Zia.

"Iya Zi, hati-hati ya," ucap Ibu.

"Assalamu'alaikum," pamit Zia dengan mencium tangan Bapak dan Ibu.

"Waalaikumsalam," ucap Bapak dan Ibu.

Saat dalam perjalanan menuju masjid, Zia bertemu dengan Bu Ajeng, "Eh Zia mau ngajar ya?" tanya Bu Ajeng.

"Iya Bu," ucap Zia.

"Saya dengar kamu dapat beasiswa buat melanjutkan sekolah di kota A ya, Zi?" tanya Bu Ajeng lagi.

"Iya Bu, Alhamdulillah," ucap Zia dengan tersenyum.

"Selamat ya, tapi kamu jangan sombong loh Zi, mentang-mentang kamu bisa kuliah di kota A, soalnya kamu tuh bisa kuliah juga kan karena beasiswa gak kayak Putri anak saya dia kuliah juga di kota A, tapi pake uang sendiri," ucap Bu Ajeng.

"Iya Bu, insyaallah Zia akan selalu rendah hati," ucap Zia dengan tersenyum.

"Nah gitu, kamu inget juga kalau keluarga kamu juga susah di kampung," ucap Bu Ajeng.

"Iya Bu, kalau gitu Zia permisi takut telat ngajarnya, assalamu'alaikum," ucap Zia lalu pergi meninggalkan Bu Ajeng.

"Astaghfirullah sabar Zi," gumam Zia selama perjalanan menuju masjid.

Saat sampai di masjid, Zia segera masuk dan melihat anak-anak yang akan ia ajari, "Assalamu'alaikum, Ustadzah Zia," sapa Nia.

"Waalaikumsalam Nia," balas Zia.

"Ustadzah Zia, ini ada titipan dari Bang Rizky untuk Ustadzah Zia," ucap Julio.

"Terima kasih ya Julia," ucap Zia lalu menaruh kotak tersebut.

"Sama-sama ustadzah Zia," ucap Julio.

"Baik, sekarang ibu mau kalian membaca alfatihah terlebih dahulu sebelum memulai pelajaran," ucap Zia.

Skip...

Setelah mengajar, Zia pun langsung pulang, saat dalam perjalanan pulang setelah mengajar di masjid ia bertemu dengan Rizky salah satu pria di desanya yang menyukai Zia.

"Assalamu'alaikum Zi," sapa Rizky.

"Waalaikumsalam Mas Rizky, ada apa ya?" tanya Zia.

"Kamu tadi udah terima kotak dari aku kan?" tanya Rizky.

"Oh itu, iya Mas. Terimakasih," ucap Zia.

"Kamu suka gak Zi?" tanya Rizky.

"Zia suka kok Mas," ucap Zia.

"Beneran Zi, yes terus rasanya gimana?" tanya Rizky.

"Rasa apa mas?" tanya Zia.

"Rasa rotinya," ucap Rizky.

"Oh tadi Zia kasih ke anak-anak Mas terus saat Zia mau makan udah habis jadi Zia belum ngerasain rotinya," ucap Zia.

"Oh kamu kasih ke anak-anak kalau gitu besok aku bawain lagi aja deh Zi," ucap Rizky.

"Gak usah Mas terima kasih, Mas Rizky gak usah repot-repot bawain Zia kayak gitu lagi dan Zia juga pernah bilang ke Mas Rizky untuk tidak mengharapkan apapun dari Zia karena Zia menganggap Mas Rizky sebagai Mas Zia sama seperti Mas Ghali bukan, kalau begitu Zia permisi dulu Mas, assalamu'alaikum," ucap Zia lalu pergi meninggalkan Rizky.

"Ky Rizky, udah kesekian kalinya kamu ditolak sama Zia, mungkin udah saatnya kamu menyerah memperjuangkan Zia, selama ini sikap Zia itu petunjuk dari Allah jika kamu bukan jodohnya Zia dan mungkin Allah udah pilihkan wanita yang baik untukku," gumam Rizky.

Zia sampai di depan rumahnya dan masuk, "Assalamu'alaikum," salam Zia.

"Waalaikumsalam Zi, kamu udah pulang," ucap ibu dan Zia menyalami tangan Ibu.

"Iya Bu, Bapak mana?" tanya Zia.

"Bapak lagi di kamar habis ini pasti keluar," ucap Ibu dan benar saja tak lama setelah itu Bapak pun keluar dari kamar dan Zia pun segera menyalami tangan Bapak.

"Oh iya Zi, kamu coba baju ini cocok gak?" tanya Ibu dengan memberikan Zia beberapa baju.

"Baju untuk Zia Bu?" tanya Zia dan mengambil baju tersebut.

"Iya Zi, kamu coba bajunya cocok gak," ucap Ibu.

"Tapi, buat apa Bu? kan bajunya Zia masih ada di lemari?" tanya Zia.

"Buat nanti kamu kuliah di kota A Zi, kan lumayan sih, masa kamu pakai bajunya itu-itu terus," ucap Ibu.

"Tapi kan Bu, baju Zia masih layak di pakai jadi gapapa kok kalau Zia harus pakai baju itu-itu aja, Zia juga gak ada masalah," ucap Zia.

"Zia, Ibu itu pengen yang terbaik buat kamu, Ibu sama Bapak ngasih ini anggap aja sebagai rezeki dari Allah," ucap Ibu.

"Iya Ibu, Bapak makasih ya, yaudah kalau gitu Zia ke kamar dulu cobain bajunya," ucap Zia.

Zia pun menuju kamarnya dan mencoba baju tersebut, "Masyaallah bagus banget bajunya," ucap Zia dengan terkejut saat ia memakai baju tersebut.

Zia pun selesai mencoba baju tersebut dan menuju ke ruang tamu, "Ibu, Bapak. Zia udah cobain bajunya bagus banget, Ibu gak salah belinya pasti mahal dan juga Ibu gak beli satu loh tapi 4 baju," ucap Zia.

"Gak Zi, Alhamdulillah Bapak dapet rezeki dari Allah dan Bapak beliin ini," ucap Bapak.

"Terima kasih Bapak, Ibu dan juga Allah karena udah beri rezekinya," ucap Zia.

"Zi kamu berangkat ke kota A, 2 hari lagi kan?" tanya Ibu.

"Iya Bu, Zia berangkatnya 2 hari lagi," ucap Zia.

"Terus tiket kamu ke kota A gimana udah bilang Mas Ghali?" tanya Ibu.

"Udah Bu, tadi Zia udah bilang sama Mas Ghali dan kata Mas Ghali bakal nganterin Zia ke terminal," ucap Zia.

"Terus tempat tinggal kamu gimana?" tanya Ibu.

"Mas Ghali jiga udah nyariin kos kok Bu, jadi Zia tinggal nempatin aja," ucap Zia.

"Itu kosnya khusus perempuan kan?" tanya Ibu.

"Iya Bu, kata Mas Ghali itu kosnya insyaallah terpercaya bahkan ada jam malamnya," ucap Zia.

"Yaudah Bapak sama Ibu cuma berharap kamu hati-hati disana ingat kota A itu kota besar, satu lagi Bapak ingatkan sama kamu Zi jangan pernah tinggalkan sholat 5 waktu maupun sholat Sunnah dan kalau ada rezeki jangan lupa berbagi," ucap Bapak.

"Iya Pak, Zia akan ingat pesan Bapak buat hati-hati dan akan terus melaksanakan perintah Allah," ucap Zia.

"Yaudah kamu pasti capek kan kamu istirahat sana, tapi sebelum istirahat kamu sholat isya' dulu," ucap Ibu.

"Iya Bu, kalau gitu Zia ke kamar dulu ya," ucap Zia lalu pergi ke kamarnya.

"Bapak gapapa?" tanya Ibu saat Zia sudah masuk kedalam kamarnya.

"Bapak, gapapa kok Bu. Sekarang Bapak mau ke rumah Pak Abdul dulu ya," ucap Bapak.

"Pak, Ibu cuma pengen Zia menjadi manusia yang lebih baik lagi dan tetap berpegang teguh dengan ajaran Islam, Ibu khawatir jika nanti Zia kuliah di kota terus Zia terjerumus kedalam pergaulan bebas dan meninggalkan segala perintah Allah," ucap Ibu.

"Bu, kita sebagai orangtuanya Zia harus mendukung Zia, Bapak ingin Zia mengejar cita-citanya menjadi seorang guru, Ibu ingat kata-kata Bapak, Allah akan selalu melindungi umatnya yang memiliki niat baik dalam hidupnya dan Zia disana mencari ilmu, jadi kita harus percaya dengan Zia," ucap Bapak.

"Tapi Pak," ucap Ibu.

"Bu, Zia melanjutkan kuliahnya untuk memperkaya ilmunya baik itu ilmu agama maupun ilmu lainnya. Memang bagus jika Zia memiliki ilmu agama yang insyaallah bermanfaat, tapi alangkah baiknya jika Zia juga memiliki ilmu pengetahuan juga," ucap Bapak dan diangguki Ibu.

.

.

.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Zaskia Dafi

Zaskia Dafi

bagus benget

2024-05-28

2

Desi Ratna sari Desi

Desi Ratna sari Desi

mudha2an untuk mencari ilmu sukses amin🤲🤲

2023-06-27

1

Tati Suwarsih

Tati Suwarsih

aqu mampur nih thor!

2023-06-17

1

lihat semua
Episodes
1 Beasiswa
2 Fakultas Apa?
3 Siapa Dia?
4 Menunduk
5 Telat
6 Pindah Kelompok
7 Mengajar
8 Presbem U?
9 Pelupa
10 Mengkhitbah Kamu
11 Masa Depan?
12 Proposal Ta'aruf
13 Selamat?
14 Hampir Bertabrakan
15 Alhamdulillah
16 Berpapasan
17 Calon Keponakan?
18 Senyum
19 Suaminya Zia
20 Menantu Ummi
21 Kenapa Gitu?
22 Lupa?
23 Keliling Pondok Pesantren
24 Kenapa?
25 Mau Main Apa?
26 Mendekat Pada Zia
27 Masih Mau Pacaran
28 Jangan Panggil Ning
29 Penghafal Al-Qur'an
30 Mau Pacaran
31 Kamu Suka?
32 Kamu Gapapa?
33 Kenapa Begitu?
34 Malu
35 Bagaimana, Fatih?
36 Ada Apa Ini?
37 Siapa Kamu?
38 Cctv Mati
39 Bagaimana Ini Fatih?
40 Bakat Terpendam Zia
41 Pindah?
42 Gak Jadi
43 Menangis Dalam Diam
44 Kita Mandi Bersama
45 Izin Kenapa?
46 Zia, Kan?
47 Naya?
48 Kenapa Harus Zia?
49 Kurang Cepat
50 Mendengar Semuanya
51 Datang Bulan
52 Sleep Call
53 Istri Kedua
54 Tanggungjawab
55 Sudah Keterlaluan
56 Hadiah
57 Boleh Juga
58 Tersenyum Malu
59 Rekomendasi?
60 Lalu Kenapa?
61 Sangat Memalukan!
62 Karena Cakra
63 Trending Topik
64 Fitnah
65 Sudah Sadar
66 Kabar Duka
67 Zia Capek!
68 Zia Gak Kuat
69 Kata Siapa?
70 Temannya Zia
71 Cari Kedondong
72 Belanja
73 Kamu Ngidam?
74 Gak Boleh!
75 Gue Serius
76 Terus Siapa?
77 Tapi, Kapan?
78 Sangat Valid
79 Khawatir
80 Kamu Bawa Apa?
81 Gimana Ini?
82 Kamu Sih Gemesin
83 Contohnya?
84 Romantis
85 Benar-benar Keterlaluan
86 Dihukum
87 Penjelasan
88 Nasya?
89 Kenapa Harus Malu?
90 Noda Darah
91 Saya Bisa
92 Pusing Dan Mual
93 Siapa Yang Gemuk?
94 Bukan Muhrim
95 SELESAI
96 Cuap-cuap
97 Sequel Nial & Maudy
98 Istri Pengganti
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Beasiswa
2
Fakultas Apa?
3
Siapa Dia?
4
Menunduk
5
Telat
6
Pindah Kelompok
7
Mengajar
8
Presbem U?
9
Pelupa
10
Mengkhitbah Kamu
11
Masa Depan?
12
Proposal Ta'aruf
13
Selamat?
14
Hampir Bertabrakan
15
Alhamdulillah
16
Berpapasan
17
Calon Keponakan?
18
Senyum
19
Suaminya Zia
20
Menantu Ummi
21
Kenapa Gitu?
22
Lupa?
23
Keliling Pondok Pesantren
24
Kenapa?
25
Mau Main Apa?
26
Mendekat Pada Zia
27
Masih Mau Pacaran
28
Jangan Panggil Ning
29
Penghafal Al-Qur'an
30
Mau Pacaran
31
Kamu Suka?
32
Kamu Gapapa?
33
Kenapa Begitu?
34
Malu
35
Bagaimana, Fatih?
36
Ada Apa Ini?
37
Siapa Kamu?
38
Cctv Mati
39
Bagaimana Ini Fatih?
40
Bakat Terpendam Zia
41
Pindah?
42
Gak Jadi
43
Menangis Dalam Diam
44
Kita Mandi Bersama
45
Izin Kenapa?
46
Zia, Kan?
47
Naya?
48
Kenapa Harus Zia?
49
Kurang Cepat
50
Mendengar Semuanya
51
Datang Bulan
52
Sleep Call
53
Istri Kedua
54
Tanggungjawab
55
Sudah Keterlaluan
56
Hadiah
57
Boleh Juga
58
Tersenyum Malu
59
Rekomendasi?
60
Lalu Kenapa?
61
Sangat Memalukan!
62
Karena Cakra
63
Trending Topik
64
Fitnah
65
Sudah Sadar
66
Kabar Duka
67
Zia Capek!
68
Zia Gak Kuat
69
Kata Siapa?
70
Temannya Zia
71
Cari Kedondong
72
Belanja
73
Kamu Ngidam?
74
Gak Boleh!
75
Gue Serius
76
Terus Siapa?
77
Tapi, Kapan?
78
Sangat Valid
79
Khawatir
80
Kamu Bawa Apa?
81
Gimana Ini?
82
Kamu Sih Gemesin
83
Contohnya?
84
Romantis
85
Benar-benar Keterlaluan
86
Dihukum
87
Penjelasan
88
Nasya?
89
Kenapa Harus Malu?
90
Noda Darah
91
Saya Bisa
92
Pusing Dan Mual
93
Siapa Yang Gemuk?
94
Bukan Muhrim
95
SELESAI
96
Cuap-cuap
97
Sequel Nial & Maudy
98
Istri Pengganti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!