Fakultas Apa?

Hari yang ditunggu pun tiba, hari dimana untuk pertama kalinya dalam hidup Zia, ia akan meninggalkan Bapak dan Ibu serta Mas Ghali.

"Bapak, Ibu, Zia pamit ya, maafin Zia kalau selama ini Zia udah ngerepotin Bapak sama Ibu hiks hiks," ucap Zia.

"Astaga Zia jangan nangis dong nanti Ibu juga ikutan nangis loh ini," ucap Ibu.

"Bapak, Ibu, Zia ingin minta restu dari Bapak sama Ibu dalam mencari ilmu semoga ilmu yang Zia dapatkan bisa bermanfaat bagi semua orang dan semoga Zia mendapat ridho dari Allah dalam mencari ilmu tersebut," ucap Zia.

"Insyaallah Zia karena niat Zia baik, Allah pasti memberikan ridho nya dan jangan lupa kamu harus terus beribadah jangan sampai bolong, meskipun gak ada Bapak sama Ibu kamu harus konsisten sama ibadah kamu selain itu juga jangan lupa muraja'ah hafalan kamu terus ya," ucap Bapak.

"Amin, iya Pak. Zia akan ingat pesan Bapak untuk tetap menjaga ibadah serta hafalan Zia, kalau gitu Zia pamit dulu ya Bapak, Ibu. Assalamu'alaikum," pamit Zia lalu memeluk dan menyalami Bapak dan Ibu dan ia pun masuk kedalam mobil dengan Mas Ghali.

"Waalaikumsalam," jawab Bapak dan Ibu.

"Pak, Ghali pamit dulu ya," pamit Mas Ghali lalu menyalami tangan Bapak dan Ibu.

"Iya Li, hati-hati ya jangan ngebut," ucap Bapak.

"Iya Pak, assalamu'alaikum," ucap Mas Ghali lalu masuk kedalam mobil.

"Waalaikumsalam," jawab Bapak dan Ibu.

.

Zia dan Mas Ghali sudah berada di terminal keberangkatan untuk ke kota A, "Gak ada yang ketinggalan kan?" tanya Mas Ghali.

"Insyaallah gak ada Mas, terimakasih ya Mas Ghali karena udah anterin Zia," ucap Zia.

"Iya Zia sayang, Mas seneng kok bisa anterin kamu. Ingat ya jangan lupa kabari Mas kalau kamu udah sampai di sana dan semua uang untuk kebutuhan kamu udah Mas kirim ke ATM kamu, kamu gunain seperlunya aja jangan boros-boros hidup di kota A dan yang terpenting kamu harus kuat mental," ucap Mas Ghali.

"Iya Mas, Zia akan ingat pesan Mas Ghali," ucap Zia.

"Nah gitu dong Adiknya Mas Ghali yang cantik jelita ini," ucap Mas Ghali.

"Yang insyaallah Sholehah," ucap Zia.

"Amin, udah kamu masuk nanti kamu ketinggalan loh," ucap Mas Ghali.

"Zia pamit dulu ya Mas, assalamu'alaikum," pamit Zia.

"Waalaikumsalam," jawab Mas Ghali dan Zia pun masuk kedalam busnya.

Setelah perjalanan yang panjang, Zia pun sampai di kota A dan ia segera menuju ke kosnya yang berada di dekat kampusnya menggunakan ojek.

"Ini Mbak tempatnya," ucap ojek tersebut.

"Oh iya Pak terimakasih ya ini Pak uangnya," ucap Zia lalu memberikan ongkos kepada ojek tersebut.

"Mbak ini kembaliannya," ucap ojek tersebut.

"Gak usah Pak, buat Bapak aja kembaliannya," ucap Zia.

"Tapi Mbak," ucap ojek tersebut.

"Anggap aja ini sebagai rezeki dari Allah, Pak," ucap Zia.

"Makasih ya Mbak," ucap ojek tersebut lalu pergi dan Zia pun masuk kedalam tempat kos tersebut.

"Zia ya?" tanya seorang ibu yang memakai daster degan alis tebal dan bibir merah merona.

"Ah iya Bu," ucap Zia.

"Jangan panggil Bu dong keliatan tua banget panggil ya saya, panggil Madam Molly atau Mama molly, tapi biasanya anak-anak kos panggilnya Madam Molly sih ada juga yang manggilnya cuma Madam aja sih," ucap Madam Molly.

"Eh iya Madam," ucap Zia.

"Yaudah yuk saya tunjukkin kamar kamu," ucap Madam Molly lalu menuju ke kamar Zia.

"Ini kamar kamu, kamar mandinya ada di dalam jadi kamu gak usah khawatir kalau mau mandi, tapi kalau dapur ada di luar ya bisa dibilang dapur bersama lah," ucap Madam Molly.

"Madam saya tanya boleh?" izin Zia.

"Tanya apa?" tanya Madam Molly.

"Arah kiblat ini ke arah mana ya Madam?" tanya Zia.

"Oh kalau mau sholat," ucap Madam Molly.

"Iya Madam," ucap Zia.

"Ke arah sana," ucap Madam Molly sambil menunjuk kiblat.

"Makasih Madam," ucap Zia.

"Kalau ada apa-apa kamu bisa tanya langsung, kamu udah punya nomor saya kan," ucap Madam Molly.

"Iya Madam," ucap Zia lalu Madam Molly pun pergi.

Zia langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat ashar dan menggabungkannya dengan sholat dhuhur atau Jamak Ta'khir yang dilakukan saat sholat ashar.

Tak lupa setelah sholat, Zia pun menyempatkan diri untuk muraja'ah hafalannya dan setelah itu Zia segera membereskan barang-barangnya.

Saat Zia membuka tasnya ternyata terdapat beberapa Al-Qur'an yang dibawakan Bapak, "Masyaallah Bapak, " gumam Zia dan menaruh Al-Qur'an tersebut di meja.

Zia pun keluar dari kamar dan melihat beberapa orang yang duduk di ruang tamu untuk menonton tv.

"Assalamu'alaikum," sapa Zia.

"Anak baru ya?" tanya Delia.

"Iya kenalin, aku Zia. Aku mahasiswi baru," ucap Zia.

"Hey gue Delia, semester 5 sih," ucap Gea.

"Wulan, gue kerja," ucap Wulan.

"Hai, gue Tiara satu angkatan sama Delia," ucap Tiara.

"Ini masih beberapa aja Zi, yang lainnya masih ada yang kerja sama kuliah belum pulang," ucap Delia dan diangguki Tiara.

"Lo asli mana Zi?" tanya Wulan.

"Aku asli kota E Kak," ucap Zia.

"Halah santai aja Zi, panggil Wulan aja gue gak terlalu suka dipanggil Kak, Mbak atau apapun sejenis nya," ucap Wulan.

"Tapi, gak sopan," ucap Zia.

"Disini mah emang kayak gitu, nanti lama kelamaan lo juga bakal terbiasa kok," ucap Tiara.

"Iya," ucap Zia.

"Lo gak gerah pakai jilbab di dalam rumah?" tanya Delia.

"Gak kok malahan nyaman pakai nya," ucap Zia.

"Kalau gue, pulang langsung gue lepas tuh jilbabnya," ucap Delia.

"Emangnya lo pakai jilbab Del?" tanya Tiara.

"Ya gak sih," ucap Delia.

"Hello teman-temanku yang cantik jelita," ucap Hani.

"Berisik tau gak sih lo, Ni," ucap Delia.

"Heh ada penghuni baru ya kenalin gue Hani eh aku maksudnya," ucap Hani.

"Lah lagak lo Ni biasanya aja lo-gue," ucap Delia.

"Ya kan kalau sama lo pada pakai lo-gue, tapi kan kalau sama siapa namanya?" tanya Hani.

"Ah Zia," ucap Zia.

"Iya kalau sama Zia harus aku kamu lah soalnya takut masuk neraka hahaha," ucap Hani dan tertawa.

"Biarin aja Zi, emang gitu anaknya dia juga seangkatan gue sama Delia, dia anak ilmu sosial," ucap Tiara.

"Oh iya btw lo kuliah kan?" tanya Delia.

"Iya masih semester awal," ucap Zia.

"Fakultas apa?" tanya Tiara.

"Ilmu pendidikan Mbak," ucap Zia.

"Wah ada Bu guru dong disini," ucap Tiara heboh.

"Amin," ucap Zia.

"Delia nih dari akuntansi dan gue dari manajemen," ucap Tiara dan diangguki Zia.

"Udah makan belum lo pada?" tanya Wulan.

"Belum Lan, katanya Madam lagi masak," ucap Tiara.

"Aduh lama banget sih Madam masaknya laper nih," ucap Wulan.

"Nih udah selesai sabar dulu dong nona-nona," ucap Madam yang membawa makanan ke meja makan.

"Si Olla belum pulang?" tanya Madam Molly.

"Belum, lagi pacaran kali tuh anak," ucap Tiara.

"Dasar anak jaman sekarang bucinnya keterlaluan," ucap Madam Molly lalu pergi menuju rumahnya yang berada di samping.

"Yuk kita makan," ajak Hani lalu mereka pun makan bersama di ruang tamu dengan menonton tv.

Adzan Maghrib berkumandang Zia pun bersiap untuk sholat dan Zia melihat yang lainnya sedang asik menonton, "Kalian gak sholat?" tanya Zia.

"Kita lagi kedatangan tamu Zi," ucap Tiara.

"Kalian semuanya?" tanya Zia.

"Iya kita semua," ucap Delia lalu melanjutkan menonton tv.

Zia pun menuju kamarnya dan mengambil air wudhu setelah itu melaksanakan sholat Maghrib dan setelah itu berdzikir untuk menunggu sholat isya.

Selsai sholat, Zia keluar dari kamarnya dan melihat hanya ada Tiara dan Delia di sana, "Yang lain kemana?" tanya Zia.

"Yang lain lagi telponan sama pacarnya masing-masing," ucap Tiara.

"Zi, lo masuk kapan? eh ospek dulu kan?" tanya Delia.

"Iya, 3 hari lagi kalau gak salah," ucap Zia.

"Lo harus kuatin mental lo soalnya ospek itu bakal bikin lo kurang tidur, makan gak teratur pokoknya semua hidup lo bakal berubah semenjak ospek, lo percaya sama gue" ucap Delia.

"Lo jangan nakut-nakutin Zia," ucap Tiara.

"Gue bukannya nakutin, tapi gue cuma kasih spoiler aja," ucap Delia.

.

.

.

Tbc.

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Bagus ceritanya

2023-05-08

1

lihat semua
Episodes
1 Beasiswa
2 Fakultas Apa?
3 Siapa Dia?
4 Menunduk
5 Telat
6 Pindah Kelompok
7 Mengajar
8 Presbem U?
9 Pelupa
10 Mengkhitbah Kamu
11 Masa Depan?
12 Proposal Ta'aruf
13 Selamat?
14 Hampir Bertabrakan
15 Alhamdulillah
16 Berpapasan
17 Calon Keponakan?
18 Senyum
19 Suaminya Zia
20 Menantu Ummi
21 Kenapa Gitu?
22 Lupa?
23 Keliling Pondok Pesantren
24 Kenapa?
25 Mau Main Apa?
26 Mendekat Pada Zia
27 Masih Mau Pacaran
28 Jangan Panggil Ning
29 Penghafal Al-Qur'an
30 Mau Pacaran
31 Kamu Suka?
32 Kamu Gapapa?
33 Kenapa Begitu?
34 Malu
35 Bagaimana, Fatih?
36 Ada Apa Ini?
37 Siapa Kamu?
38 Cctv Mati
39 Bagaimana Ini Fatih?
40 Bakat Terpendam Zia
41 Pindah?
42 Gak Jadi
43 Menangis Dalam Diam
44 Kita Mandi Bersama
45 Izin Kenapa?
46 Zia, Kan?
47 Naya?
48 Kenapa Harus Zia?
49 Kurang Cepat
50 Mendengar Semuanya
51 Datang Bulan
52 Sleep Call
53 Istri Kedua
54 Tanggungjawab
55 Sudah Keterlaluan
56 Hadiah
57 Boleh Juga
58 Tersenyum Malu
59 Rekomendasi?
60 Lalu Kenapa?
61 Sangat Memalukan!
62 Karena Cakra
63 Trending Topik
64 Fitnah
65 Sudah Sadar
66 Kabar Duka
67 Zia Capek!
68 Zia Gak Kuat
69 Kata Siapa?
70 Temannya Zia
71 Cari Kedondong
72 Belanja
73 Kamu Ngidam?
74 Gak Boleh!
75 Gue Serius
76 Terus Siapa?
77 Tapi, Kapan?
78 Sangat Valid
79 Khawatir
80 Kamu Bawa Apa?
81 Gimana Ini?
82 Kamu Sih Gemesin
83 Contohnya?
84 Romantis
85 Benar-benar Keterlaluan
86 Dihukum
87 Penjelasan
88 Nasya?
89 Kenapa Harus Malu?
90 Noda Darah
91 Saya Bisa
92 Pusing Dan Mual
93 Siapa Yang Gemuk?
94 Bukan Muhrim
95 SELESAI
96 Cuap-cuap
97 Sequel Nial & Maudy
98 Istri Pengganti
99 Cinta Dalam Diam
100 Terjebak Cinta Mafia
101 Menikahi Kakak Sahabatku
102 Assalamualaikum Gus Faiz
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Beasiswa
2
Fakultas Apa?
3
Siapa Dia?
4
Menunduk
5
Telat
6
Pindah Kelompok
7
Mengajar
8
Presbem U?
9
Pelupa
10
Mengkhitbah Kamu
11
Masa Depan?
12
Proposal Ta'aruf
13
Selamat?
14
Hampir Bertabrakan
15
Alhamdulillah
16
Berpapasan
17
Calon Keponakan?
18
Senyum
19
Suaminya Zia
20
Menantu Ummi
21
Kenapa Gitu?
22
Lupa?
23
Keliling Pondok Pesantren
24
Kenapa?
25
Mau Main Apa?
26
Mendekat Pada Zia
27
Masih Mau Pacaran
28
Jangan Panggil Ning
29
Penghafal Al-Qur'an
30
Mau Pacaran
31
Kamu Suka?
32
Kamu Gapapa?
33
Kenapa Begitu?
34
Malu
35
Bagaimana, Fatih?
36
Ada Apa Ini?
37
Siapa Kamu?
38
Cctv Mati
39
Bagaimana Ini Fatih?
40
Bakat Terpendam Zia
41
Pindah?
42
Gak Jadi
43
Menangis Dalam Diam
44
Kita Mandi Bersama
45
Izin Kenapa?
46
Zia, Kan?
47
Naya?
48
Kenapa Harus Zia?
49
Kurang Cepat
50
Mendengar Semuanya
51
Datang Bulan
52
Sleep Call
53
Istri Kedua
54
Tanggungjawab
55
Sudah Keterlaluan
56
Hadiah
57
Boleh Juga
58
Tersenyum Malu
59
Rekomendasi?
60
Lalu Kenapa?
61
Sangat Memalukan!
62
Karena Cakra
63
Trending Topik
64
Fitnah
65
Sudah Sadar
66
Kabar Duka
67
Zia Capek!
68
Zia Gak Kuat
69
Kata Siapa?
70
Temannya Zia
71
Cari Kedondong
72
Belanja
73
Kamu Ngidam?
74
Gak Boleh!
75
Gue Serius
76
Terus Siapa?
77
Tapi, Kapan?
78
Sangat Valid
79
Khawatir
80
Kamu Bawa Apa?
81
Gimana Ini?
82
Kamu Sih Gemesin
83
Contohnya?
84
Romantis
85
Benar-benar Keterlaluan
86
Dihukum
87
Penjelasan
88
Nasya?
89
Kenapa Harus Malu?
90
Noda Darah
91
Saya Bisa
92
Pusing Dan Mual
93
Siapa Yang Gemuk?
94
Bukan Muhrim
95
SELESAI
96
Cuap-cuap
97
Sequel Nial & Maudy
98
Istri Pengganti
99
Cinta Dalam Diam
100
Terjebak Cinta Mafia
101
Menikahi Kakak Sahabatku
102
Assalamualaikum Gus Faiz

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!