Siapa Dia?

Zia bangun tepat jam 3 pagi untuk melaksanakan sholat tahajud dan berdzikir hingga adzan subuh berkumandang.

Setelah sholat l, Zia tak lupa membaca Alqur'an dan setelah itu Zia pun keluar dari kamarnya dan ia melihat Hani yang tengah berada di ruang tamu sambil menatap layar laptopnya.

"Mbak Hani dari tadi disini?" tanya Zia.

"Iya Zi, biasa masih ada tugas yang nanti pagi dikumpulin," ucap Hani.

"Mbak Zia udah sholat?" tanya Zia.

"U-udah kok," bohong Hani.

"Yaudah kalau gitu, Mbak Hani mau sekalian dibikinin sarapan gak Mbak?" tanya Zia.

"Mau bikin apa emangnya Zi?" tanya Hani.

"Hem, ini Zia mau bikin singkong rebus mumpung Zia punya singkongnya," ucap Zia.

"Eh gak deh Zi, lagian nanti kan Madam bakal bikin sarapan," ucap Hani.

'Aduh Zi, lo kok nawarin gue singkong ya gak mau lah gue,' ucap Hani dalam hati.

"Oh yaudah kalau gitu Mbak," ucap Zia.

"Zi, gue ke kamar dulu ya ngantuk soalnya," pamit Hani.

"Tapi, Mbak tidur setelah subuh gak baik loh," ucap Zia.

"Gapapa Zi, gue udah ngantuk parah," ucap Hani lalu menuju ke kamarnya.

Zia pun membuat beberapa singkong rebus untuk dirinya dan anak kos lainnya yang ia letakkan di meja makan.

Setelah itu, Zia kembali ke kamar dan mulai merapikan pakaiannya karena kemarin Zia hanya menatanya asal-asalan.

Saat tengah merapikan pakaiannya tiba-tiba pintu kamarnya diketuk, "Iya sebentar," ucap Zia lalu membuka pintunya.

"Kamu mau ikut gak Zi, kita mau ke mall?" tanya Delia.

"Gak deh Mbak, nanti Zia mau cari perlengkapan buat ospek," ucap Zia.

"Yaudah nanti kamu beli di mall aja," ucap Delia.

"Gak usah Mbak, Zia beli di toko alat tulis aja," ucap Zia.

"Oke deh kalau gitu kita berangkat ya kamu sendirian loh di kos," ucap Delia.

"Iya Mbak," ucap Zia.

Zia pun bersiap untuk pergi ke toko alat tulis untuk membeli beberapa perlengkapan ospek, Zia berjalan kaki dari kosnya menuju toko karena jarak yang tidak terlalu jauh dan juga Zia tidak membawa sepeda motor.

Zia pun berjalan menuju toko alat tulis dan ia tidak sengaja melihat pemulung yang sedang mencari sesuatu di tempat sampah lalu Zia pun memutuskan untuk membeli beberapa makanan di warung dan memberikannya ke pemulung tersebut.

"Pak ini untuk Bapak," ucap Zia dengan memberikan makanan tersebut.

"Makasih ya Mbak," ucap pemulung tersebut.

"Iya Pak, sama ini ada sedikit rezeki untuk Bapak," ucap Zia dan memberikan beberapa lembar uang untuk pemulung tersebut.

"Ya Allah Mbak, Bapak sudah syukur di kasih makanan," ucap pemulung tersebut.

"Gapapa Pak, ini semua rezeki dari Allah," ucap Zia.

"Sekali lagi terima kasih ya Mbak, oh iya nama Mbak siapa?" tanya pemulung tersebut.

"Nama saya Zia, Pak," jawab Zia.

"Wah nama yang cantik kayak Mbak nya," ucapnya.

"Amin, kalau gitu saya permisi Pak jangan lupa dimakan ya Pak," ucap Zia.

"Iya Mbak, Bapak yakin suatu hari nanti Allah akan membalas kebaikan Mbak Zia dan bapaknya doakan supaya Mbak Zia selalu di beri kesehatan dan dilancarkan rezekinya," ucapnya.

"Amin, terima kasih ya Pak, saya duluan, Pak assalamu'alaikum," ucap Zia lalu pergi dari tempat tersebut dan menuju ke toko alat tulis.

"Masyaallah jaman sekarang ternyata masih ada perempuan yang baik dan mau menutup auratnya andai Indah juga mau menutup auratnya seperti Mbak Zia," gumam pemulung tersebut.

Zia pun masuk kedalam toko alat tulis dan memilih beberapa barang, namun Zia merasa risih karena sedari tadi terdapat beberapa karyawan yang terus saja melihat ke arahnya.

Zia pun bertanya ke salah satu karyawan letak pita dan gunting, karyawan itu pun menunjukkan tempatnya, Zia kira karyawan itu akan pergi, namun ia terus saja melihat ke arah Zia.

Saat Zia akan membayar tiba-tiba kasir memanggil beberapa karyawan, "Tolong kalian periksa apa ada barang lain yang dia sembunyiin di bajunya," suruh kasir tersebut.

"Maksudnya apa ya Mbak?" tanya Zia.

Namun, kasir tersebut tidak menjawab dan karyawan lainnya pun menggeledah Zia dan tidak menemukan apapun, "Aman La," ucap salah satu karyawan setelah menggeledah Zia lalu pergi.

Kasir itu pun memberikan barang belanjaannya Zia, "Semuanya jadi tujuh puluh enam ribu," ucapnya.

Zia pun memberikan uangnya dan mengambil belanjaannya, sedangkan kasir tersebut tidak mengucapkan maaf atas apa yang sudah ia lakukan pada Zia bahkan kasir tersebut menatap Zia dengan sinis.

Namun, saat Zia akan keluar dari toko tersebut ia mendengar kasir itu berbicara, "Makanya jadi cewek kok ketutup banget sok alim, tapi nyatanya busuk juga," ucapnya.

Zia membalikkan tubuhnya dan menghampiri kasir tersebut, "Hanya Allah yan berhak menilai baik buruknya manusia, kita sebagai manusia hanya berusaha untuk melakukan apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah. Jika dengan menutup aurat saya dibilang busuk maka saya akan memilih itu," ucap Zia lalu pergi dari toko alat tulis tersebut.

Zia pun keluar dan menuju ke kosnya saat berada di kosnya ia melihat seorang laki-laki yang duduk di ruang tamu.

"Astaghfirullah," ucap Zia kaget dan laki-laki itu pun melihat ke arah Zia lalu Zia menundukkan pandangannya dan menuju ke kamarnya.

Zia seharian berada di kamar karena ia takut jika ia keluar masih ada laki-laki tadi, hari menjelang sore Zia pun dikejutkan dengan suara teriakan dari seorang perempuan.

"Woy lo ya!" teriak seorang perempuan dan membuat Zia keluar dari kamar.

"Siapa dia?" tanya Olla pada Delia.

"Oh dia yang tadi gue ceritain namanya Zia, Zia ini Olla salah satu anak kos disini juga kok dia juga kuliah seangkatan sama gue," ucap Delia.

"Zia, Mbak," ucap Zia dengan mengulurkan tangannya, namun Olla mengabaikannya dan pergi menuju ke kamarnya.

"Gak usah diambil hati emang gitu Olla, dia jutek banget orangnya. Tapi, dia baik kok kalau lo udah kenal sama dia," ucap Delia.

"Iya Mbak," ucap Zia.

.

Malam harinya, Zia bergabung dengan penghuni lainnya dan mereka makan bersama, "Ini punya siapa sih?" tanya Olla kesal.

"Itu punya Zia, Mbak," ucap Zia.

"Oh punya lo," ucap Olla lalu membuang singkong yang tadi Zia rebus.

"Mbak kok dibuang?" tanya Zia.

"Kenapa gak terima? lagian gak ada yang makan juga, itu makanan orang kampung tau gak lo," ucap Olla.

"Tapi Mbak itu enak kok," ucap Zia.

"Yaudah kalau enak makan sendiri aja di kamar lo, ngapain lo taruh di situ," ucap Olla.

"Huh Madam, kok bisa nerima cewek sok alim gini sih di kos," gumamnya yang masih dapat di dengar Zia dan Zia menahan dirinya agar tidak meluapkan amarahnya.

Olla pun masuk kedalam kamar dengan membawa makanannya, "Sabar Zi, emang gitu Olla orangnya, agak kasar," ucap Wulan.

"Iya Mbak," ucap Zia.

"Kan gue bilang gak usah panggil Mbak Zi, serasa tua banget gitu umur gue," ucap Wulan.

"Ga enak Mbak kalau gak panggil Mbak soalnya kata orangtua Zia harus manggil yang lebih tua dengan Mbak atau apapun itu asal jangan nyebutin namanya langsung," ucap Zia.

"Yaudah deh Zi terserah lo," ucap Wulan.

.

.

.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Desi Ratna sari Desi

Desi Ratna sari Desi

tapi kuliah ,ahlak gak punya sabar iya Zia 💪

2023-06-27

1

𝐈𝐬𝐭𝐲

𝐈𝐬𝐭𝐲

pada belagu bgt sih tuh orang-orang yg ngekost, semoga zia gak ketularan pergaulan mereka..

2023-05-12

1

lihat semua
Episodes
1 Beasiswa
2 Fakultas Apa?
3 Siapa Dia?
4 Menunduk
5 Telat
6 Pindah Kelompok
7 Mengajar
8 Presbem U?
9 Pelupa
10 Mengkhitbah Kamu
11 Masa Depan?
12 Proposal Ta'aruf
13 Selamat?
14 Hampir Bertabrakan
15 Alhamdulillah
16 Berpapasan
17 Calon Keponakan?
18 Senyum
19 Suaminya Zia
20 Menantu Ummi
21 Kenapa Gitu?
22 Lupa?
23 Keliling Pondok Pesantren
24 Kenapa?
25 Mau Main Apa?
26 Mendekat Pada Zia
27 Masih Mau Pacaran
28 Jangan Panggil Ning
29 Penghafal Al-Qur'an
30 Mau Pacaran
31 Kamu Suka?
32 Kamu Gapapa?
33 Kenapa Begitu?
34 Malu
35 Bagaimana, Fatih?
36 Ada Apa Ini?
37 Siapa Kamu?
38 Cctv Mati
39 Bagaimana Ini Fatih?
40 Bakat Terpendam Zia
41 Pindah?
42 Gak Jadi
43 Menangis Dalam Diam
44 Kita Mandi Bersama
45 Izin Kenapa?
46 Zia, Kan?
47 Naya?
48 Kenapa Harus Zia?
49 Kurang Cepat
50 Mendengar Semuanya
51 Datang Bulan
52 Sleep Call
53 Istri Kedua
54 Tanggungjawab
55 Sudah Keterlaluan
56 Hadiah
57 Boleh Juga
58 Tersenyum Malu
59 Rekomendasi?
60 Lalu Kenapa?
61 Sangat Memalukan!
62 Karena Cakra
63 Trending Topik
64 Fitnah
65 Sudah Sadar
66 Kabar Duka
67 Zia Capek!
68 Zia Gak Kuat
69 Kata Siapa?
70 Temannya Zia
71 Cari Kedondong
72 Belanja
73 Kamu Ngidam?
74 Gak Boleh!
75 Gue Serius
76 Terus Siapa?
77 Tapi, Kapan?
78 Sangat Valid
79 Khawatir
80 Kamu Bawa Apa?
81 Gimana Ini?
82 Kamu Sih Gemesin
83 Contohnya?
84 Romantis
85 Benar-benar Keterlaluan
86 Dihukum
87 Penjelasan
88 Nasya?
89 Kenapa Harus Malu?
90 Noda Darah
91 Saya Bisa
92 Pusing Dan Mual
93 Siapa Yang Gemuk?
94 Bukan Muhrim
95 SELESAI
96 Cuap-cuap
97 Sequel Nial & Maudy
98 Istri Pengganti
99 Cinta Dalam Diam
100 Terjebak Cinta Mafia
101 Menikahi Kakak Sahabatku
102 Assalamualaikum Gus Faiz
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Beasiswa
2
Fakultas Apa?
3
Siapa Dia?
4
Menunduk
5
Telat
6
Pindah Kelompok
7
Mengajar
8
Presbem U?
9
Pelupa
10
Mengkhitbah Kamu
11
Masa Depan?
12
Proposal Ta'aruf
13
Selamat?
14
Hampir Bertabrakan
15
Alhamdulillah
16
Berpapasan
17
Calon Keponakan?
18
Senyum
19
Suaminya Zia
20
Menantu Ummi
21
Kenapa Gitu?
22
Lupa?
23
Keliling Pondok Pesantren
24
Kenapa?
25
Mau Main Apa?
26
Mendekat Pada Zia
27
Masih Mau Pacaran
28
Jangan Panggil Ning
29
Penghafal Al-Qur'an
30
Mau Pacaran
31
Kamu Suka?
32
Kamu Gapapa?
33
Kenapa Begitu?
34
Malu
35
Bagaimana, Fatih?
36
Ada Apa Ini?
37
Siapa Kamu?
38
Cctv Mati
39
Bagaimana Ini Fatih?
40
Bakat Terpendam Zia
41
Pindah?
42
Gak Jadi
43
Menangis Dalam Diam
44
Kita Mandi Bersama
45
Izin Kenapa?
46
Zia, Kan?
47
Naya?
48
Kenapa Harus Zia?
49
Kurang Cepat
50
Mendengar Semuanya
51
Datang Bulan
52
Sleep Call
53
Istri Kedua
54
Tanggungjawab
55
Sudah Keterlaluan
56
Hadiah
57
Boleh Juga
58
Tersenyum Malu
59
Rekomendasi?
60
Lalu Kenapa?
61
Sangat Memalukan!
62
Karena Cakra
63
Trending Topik
64
Fitnah
65
Sudah Sadar
66
Kabar Duka
67
Zia Capek!
68
Zia Gak Kuat
69
Kata Siapa?
70
Temannya Zia
71
Cari Kedondong
72
Belanja
73
Kamu Ngidam?
74
Gak Boleh!
75
Gue Serius
76
Terus Siapa?
77
Tapi, Kapan?
78
Sangat Valid
79
Khawatir
80
Kamu Bawa Apa?
81
Gimana Ini?
82
Kamu Sih Gemesin
83
Contohnya?
84
Romantis
85
Benar-benar Keterlaluan
86
Dihukum
87
Penjelasan
88
Nasya?
89
Kenapa Harus Malu?
90
Noda Darah
91
Saya Bisa
92
Pusing Dan Mual
93
Siapa Yang Gemuk?
94
Bukan Muhrim
95
SELESAI
96
Cuap-cuap
97
Sequel Nial & Maudy
98
Istri Pengganti
99
Cinta Dalam Diam
100
Terjebak Cinta Mafia
101
Menikahi Kakak Sahabatku
102
Assalamualaikum Gus Faiz

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!