Zia saat ini menuju ke kampus karena 2 hari lagi akan diadakan masa orientasi mahasiswa atau ospek dan ia harus ke kampus untuk mendapatkan kelompoknya.
Zia berjalan kaki menuju kampusnya dan saat memasuki area kampus Zia dihadang oleh sebuah mobil dan orang didalam mobil tersebut pun keluar, "Hei kamu anak haru di fakultas ilmu pendidikan ya?" tanya seorang perempuan.
"Iya kenapa memangnya?" tanya Zia.
"Kenalin aku Litha aku juga anak baru di fakultas ilmu pendidikan bareng aku yuk," ajak Litha.
"Terima kasih atas tawarannya, tapi aku jalan aja," ucap Zia.
"Gapapa bareng aku aja soalnya aku belum kenal sama anak lain disana gimana?" tanya Litha dan diangguki Zia lalu ia pun masuk kedalam mobil Litha dan menuju ke fakultas ilmu pendidikan.
"Oh iya nama kamu siapa?" tanya Litha.
"Namaku Zia," ucap Zia.
"Kamu asli mana?" tanya Litha.
"Aku asli Kota E," ucap Zia.
"Wah jauh juga ya," ucap Litha.
"Ya lumayan sih, tapi gak terlalu soalnya masih satu negara," ucap Zia.
"Hahaha, iya juga sih," ucap Litha.
"Kalau darimana kayaknya kamu asli kota A ya?" tanya Zia.
"Yup bener banget kamu Zi, aku asli kota A," ucap Litha.
Beberapa saat kemudian, mereka berdua pun sampai di fakultas ilmu pendidikan yang terlihat mewah dengan cat abu- dan terdapat sebuah patung buku besar di depan gedung tersebut.
"Masyaallah bagus banget gedungnya," ucap Zia.
"Yuk kita masuk ke ruang seminar kan," ajak Litha.
Mereka berdua pun masuk kedalam gedung tersebut dan menuju ke ruang seminar, sesampainya di depan ruang seminar mereka berdua pun masuk dan didalam ruangan tersebut sudah terdapat beberapa orang, "Kalian anak baru kan?" tanya seorang perempuan dengan rambut pendek.
"Iya Kak," ucap Litha.
"Yaudah kalau gitu kalian isi absensi dulu di ruang sebelah terus kalian nanti kesini lagi," ucapnya.
Setelah itu, Zia dan Litha pun menuju ke ruangan yang ada disebelah ruang seminar tersebut dan mengisi absensi terus kembali ke ruang seminar.
Selama Zia menuju ke kursinya ia selalu diperhatikan oleh orang-orang yang ada disana dengan tatapan mengejek karena di ruangan tersebut hanya beberapa yang memakai kerudung dan hanya Zia yang begitu tertutup dengan baju dan roknya.
Selang beberapa menit acara dimulai dengan sambutan dari panitia, "Oke jadi semua udah hadir, jadi langsung saja. Disini kami mengumpulkan kalian semua untuk menetapkan kelompok dan juga SP (Senior Pendamping) buat kalian, tapi sebelumnya kenalin nama gue Iqbal, gue semester 5 sekarang dan gue Ketua Hima (Himpunan Mahasiswa) di fakultas pendidikan Progdi ilmu pendidikan," ucap Iqbal.
"Jadi sekarang kalian maju satu persatu dan bawa persyaratan yang udah diberitahukan di grup kalian," ucap Iqbal lalu satu persatu dari mereka pun maju dan menyerahkan persyaratannya.
"Oke semua persyaratan udah ada disini jadi kalian sekarang bisa ngobrol satu sama lain untuk saling kenal dan kami dari panitia akan menentukan siapa saja kelompok kalian," lanjutnya lalu semua panita yang ada disana pun keluar dari ruang seminar.
"Heh kenalin gue Rudi!" teriak Rudi.
"Berisik tau gak," ucap seorang perempuan.
"Siapa namanya cantik?" tanya Rudi.
"Namanya Nadia, Di," ucap seorang pria yang berada di sebelah perempuan itu.
"Oh hai Nadia," sapa Rudi.
"Lo, kayaknya bentar lagi lo gak jomblo nih," ucap seorang pria yang duduk di samping Rudi.
"Iya dong orang ada ayang Nadia," ucap Rudi.
"Najis banget gue suka sama orang kayak lo level gue tuh bukan lo," ucap Nadia.
"Jadi lo suka sama siapa dong? sama gue ya?" tanya seorang pria yang duduk di belakang Zia.
Semua orang pun melihat ke arah pria tersebut kecuali Zia, "Siapa lagi ini?" tanya Nadia.
"Hello bro siapa nama lo?" tanya Rudi.
"Gue Bobby bro," ucap Bobby.
"Salam kenal ya," ucap Rudi dan diacungi jempol oleh Bobby.
"Eh btw siapa tuh yang duduk di depannya Bobby kok nunduk terus gitu sih ngantuk ya Mbak," ejek Rudi yang melihat ke arah Zia, Zia pun mengangkat kepalanya, tapi langsung menunduk kembali.
"Kenapa kamu nunduk Zi?" tanya Litha dengan berbisik.
"Gapapa kok Tha, aku cuma gak mau mandang seorang yang bukan muhrim aja takut dosa," ucap Zia.
"Astaga Zi, ya masa lo sampai kayak gitu sih," ucap Litha.
"Iya Tha, kalau dia gak ngeliat aku, aku bakal ngeliat dia, tapi tadi dia ngeliat aku jadi aku nunduk aja lagian aku juga gugup kalau harus ketemu orang baru," ucap Zia.
"Kenapa tuh?" tanya Rudi lagi.
"Gapapa kok dia emang suka kayak gini," ucap Litha.
"Oh gue kirain si ukhti lagi sakit atau ngantuk gitu, habis ngaji semalaman hahaha," ejek Rudi dan tertawa.
"Udah Di, gak usah bilang kayak gitu," ucap seorang pria yang berada di sebelah Rudi yaitu Dani.
"Oke oke Dan, gue cuma bercanda juga," ucap Rudi dengan mengusap air matanya yang keluar karena tertawa tadi.
Sedangkan, Zia berusaha sabar, sebenarnya ia sakit hati jika penampilannya direndahkan seperti itu, memangnya jika dia berpenampilan tertutup itu artinya dia bisa diejek seperti itu. Tapi, Zia mencoba untuk tidak menanggapinya dan tetap diam.
Beberapa saat kemudian, para panitia masuk kedalam ruang seminar, "Oke, jadi sekarang ditangan saya udah ada berkas persyaratan kalian dan sistemnya kali ini kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan satu kelompok berisikan 4 orang dan semua itu terserah kalian karena kalian yang bakal ngambil berkas persyaratan anak lain kalian paham," ucap Iqbal.
"Maksudnya apa sih gak paham deh gue," bisik seorang perempuan yang ada di sebelah Zia ke temannya.
"Maaf Kak, saya kurang paham ini gimana ya?" tanya Nadia.
"Eh Vin, tuh calon lo nanya," goda salah seorang panitia.
"Jadi gini, kalian semua akan dibagi ke beberapa kelompok dan satu kelompok berisikan 4 orang nah kalian milih berkas yang ada di depan sini, itu artinya kelompok kalian di tentukan dengan berkas yang kalian ambil. Gimana paham atau masih kurang jelas?" tanya Iqbal.
"Oh iya Kak, udah jelas makasih," ucap Nadia dengan tersenyum, namun Iqbal hanya menganggukkan kepala tanpa merespon senyuman Nadia.
"Kalau gitu saya minta salah satu dari kalian maju untuk menandatangani beberapa berkas yang nantinya akan kami ajukan ke pihak fakultas ataupun pihak kampus," ucap Iqbal namun handphonenya bergetar.
"Eh Vin, lo lanjutin bentar ya, ini wadek (wakil dekan) 3 nelpon," ucap Iqbal lalu ia pun mengangkatnya dan keluar dari ruang seminar.
"Rud, maju sana," ucap Bobby.
"Kok gue sih gak ah yang lain aja," ucap Rudi.
"Lah kenapa gak mau lo aja kali," ucap Bobby.
"Jangan ah jangan gue mending tuh ukhti aja," ucap Rudi yang menunjuk ke arah Zia dan Zia pun menundukkan kepalanya.
"Di, udah deh," ucap Dani.
"Udah biarin Dan, daripada gue kan, eh ukhti maju sana gih," suruh Rudi.
"Jangan Zi," bisik Litha.
"Gapapa kok Tha," ucap Zia lalu ia pun berjalan ke depan dan saat sudah berada di depan semua panitia melihat ke arahnya.
"Emangnya gue bilang lo yang maju ya, Nadia kamu yang maju," ucap Kevin.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Rika rohil
next thor🤗
2023-05-02
2
IndraAsya
next 💪😘
2023-05-02
1