Pelupa

Tak terasa Zia saat ini sudah berada di semester 3, ya Zia baru saja menginjak semester 3. Tapi, Zia merasa sudah sangat lama di kampus tersebut.

"Gak nyangka ya kita udah semester 3 aja," ucap Ana.

"Iya, Zi. Gimana liburan semester kemarin?" tanya Litha.

"Ya, gak gimana-gimana," ucap Zia.

"Lo pulang ke kota E kan?" tanya Litha.

"Iya, aku pulang soalnya kan liburannya lama gak kayak yang semester awal waktu itu yang libur cuma satu bulan dan kali ini liburnya hampir 3 bukan makanya aku pulang," ucap Zia.

"Liburan semester depan kita ke rumahnya Zia yuk," ajak Litha.

"Boleh, Zi?" tanya Ana.

"Boleh banget dong," ucap Zia.

"Tapi, ya masih lama juga, ini aja hari pertama kita masuk," ucap Ana yang diangguki Zia dan Litha.

Setelah pelajaran, Zia memutuskan untuk pergi ke musholla melaksanakan sholat dhuhur karena memang tadi mata kuliahnya masuk jam 10.

Saat Zia selesai sholat dan tengah menggunakan sepatunya tiba-tiba seseorang memberikan sebuah amplop coklat padanya, Zia pun sontak mendongak ke arah orang tersebut.

"Ada apa?" tanya Zia.

"Ini ada titipan dari seseorang," ucap Wilma salah satu pengurus ekstrakurikuler kerohanian.

"Dari siapa?" tanya Zia.

"Ada deh, ini ambil amplopnya nya. Tapi, bacanya nanti aja ya waktu kamu udah pulang," ucap Wilma dan diangguki Zia.

"Iya, Makasih ya," ucap Zia dan diangguki Wilma lalu setelah itu Wilma pun pergi ke ruangan yang ada di musholla.

"Apa ya isinya? bikin penasaran aja," tanya Zia.

Zia memutuskan untuk menaruh amplop tersebut ke tasnya dan setelah itu Zia bergegas menuju fakultas pendidikan karena Zia masih ada satu mata kuliah lagi.

Sore harinya, selesai kelas. Zia memutuskan untuk kembali ke kos karena cuaca yang mendung dan sebentar lagi akan hujan.

Sesampainya di kos, Zia langsung membersihkan tubuhnya dan ia pun melaksanakan sholat ashar.

Zia memutuskan untuk keluar dari kamar dan menuju ruang tamu, "Mbak Hani belum pulang?" tanya Zia.

"Belum, kayaknya tuh anak lagi pusing mikirin tugas akhirnya soalnya semua temen-temennya udah pada sidang proposal dan cuma dia yang belum," ucap Delia dan diangguki Zia.

"Mbak Lia udah makan?" tanya Zia.

"Belum sih, tapi bentar lagi gue keluar sama temen gue dan di kota tinggal lo doang," ucap Delia.

"Oalah, Zia baru mau ngajakin Mbak Lia makan di warung depan kampus yang di sebelah bakaran," ucap Zia.

"Ya, gue gak bisa," ucap Delia.

"Gapapa kok Mbak," ucap Zia.

Tak lama setelah itu, terdengar suara klakson dari luar kos, "Itu temen gue udah jemput, kalua gitu gue duluan ya," ucap Delia.

"Iya Mbak hati-hati ya," ucap Zia dan diangguki Delia.

Setelah Delia pergi dari kos, Zia pun benar-benar sendirian di kos. "Aku beli makanannya sekarang aja deh sebelum jalanan sepi apalagi mau Maghrib," gumam Zia lalu Zia pun keluar kos.

Tentu Zia keluar menggunakan gamis yang tertutup bahkan Zia tetap menggunakan kaos kaki meskipun tidak panas dan juga tidak dingin.

Sesampainya di warung tersebut, Zia pun mengantri untuk membeli makanan karena memang warung tersebut sangat ramai, entah itu anak kos seperti Zia ataupun warga sekitar yang memang membeli makanan di warung tersebut.

Akhirnya giliran Zia, Zia memilih untuk membeli telur, tahu, tempe serta ayam dan setelah pesanannya jadi Zia pun membayar dan membawa makanan tersebut ke kosnya.

Zia membeli banyak lauk bukan hanya untuk malam ini saja, tapi juga untuk besok. Dimana Zia bisa memanaskan kembali lauk tersebut bahkan biasanya lauk tersebut bertahan sampai besok malamnya.

Saat dalam perjalanan kembali ke koa, Zia tidak sengaja bertemu dengan perempuan yang tadi sempat ia temui saya berada di musholla.

"Loh Mbak Zia kan?" tanya Wilma.

"Eh, i-iya. Maaf saya lupa Mbak siapa ya?" tanya Zia.

"Astaga Mbak masa sama saya lupa sih, saya Wilma yang tadi ngasih amplop ke Mbak waktu di musholla," ucap Wilma.

"Ih iya, saa ingat. Maaf Mbak saya memang sedikit pelupa apalagi kita tidak akrab jadi sedikit lupa," ucap Zia.

"Hahaha, iya Mbak gapapa kok. Oh iya, Mbak Zia beli apa itu?" tanya Wilma.

"Ah, ini saya beli lauk buat makan nanti," ucap Zia dan diangguki Wilma.

"Btw, Mbak jangan pakai saya dong, pakai aku kamu aja gimana?" tanya Wilma.

"Gapapa? takutnya gak sopan," tanya Zia.

"Malahan lebih enak kalau aku kamu daripada saya," ucap Wilma.

"Yaudah, kalau gitu aku kamu aja," ucap Zia.

"Oh iya, Mbak Zia udah buka amplop nya?" tanya Wilma

"Belum, aku belum buka tas dari tadi jadi lupa kalau kamu tadi ngasih amplop," ucap Zia dan Wilma pun tertawa mendengarnya.

"Kenapa?" tanya Zia.

"Gapapa sih Mbak, cuma aku pengen ketawa aja. Mbak Zia ini pelupa banget ya ternyata," ucap Wilma.

"Ya, gitu lah Mbak," ucap Zia.

'Gak salah sih kalau Gus suka sama Mbak Zia,' ucap Wilma dalam hati.

"Mbak Zia nge kos?" tanya Wilma.

"Iya, aku nge kos di gang 5," ucap Zia.

"Wah, beneran? aku juga nge kos banget nge kos biar bebas gitu," ucap Wilma.

"Emangnya kamu gak nge kos? atau kamu tinggal sama orangtua kamu?" tanya Zia.

"Gak Mbak, aku tinggal di pesantren milik Pamanku dan biasanya kalau jam segini aku di jemput sama Mbak-mbak santri sih," ucap Wilma.

"Wah, kayaknya seru deh," ucap Zia.

"Masa seru sih Mbak, ya gak seru sama sekali. Sebenarnya aku tuh pengen banget cari suasana baru gitu, soalnya dari kecil aku udah ada di pondok jadi agak gimana gitu," ucap Wilma.

"Aku juga dari kecil di pondok dan aku malahan lebih suka di pondok dari pada harus nge kos kayak gini, tapi ya gimana lagi," ucap Zia.

"Mbak gak usah khawatir mungkin sebentar lagi Mbak Zia juga di biting ke pondok," gumam Wilma.

"Apanya yang di boyong?" tanya Zia.

"Eh, bukan apa-apa kok Mbak. Oh iya Mbak, aku balik dulu ya takut Mbak-mbak yang biasa jemput aku udah datang," pamit Wilma

"Eh, iya hati-hati ya," ucap Zia.

"Iya, assalamualaikum," pamit Wilma.

"waalaikumsalam," jawab Zia.

Setelah kepergian Wilma, Zia pun kembali berjalan menuju kos nya dan sesak di kos ia tidak melihat siapa-siapa hingga tiba-tiba Zia dikejutkan dengan kedatangan Olla yang tiba-tiba saja menamparnya.

"Gara-gara lo ya, gue putus sama pacar gue padahal gue udah ngasih semua yang gue punya bahkan hal yang berharga dari tubuh gue udah gue kasih ke pacar gue, tapi apa! ternyata pacar gue mutusin gue karena lo kampung!" teriak Olla.

"Ma-maksud mbak Olla apa? kenapa saya ada diantara Mbak Olla dan pacar Mbak Olla? bahkan saya tidak kenal dengan pacar Mbak Olla jadi untuk apa juga saya terlibat?" tanya Zia dan mengusap lembut pipinya yang sakit karena tamparan Olla.

"Ya, lo udah godain pacar gue!" teriak Olla.

"Demi Allah Mbak, saya gak pernah melakukan apa yang Mbak Olla tuduhkan pada saya," ucap Zia.

"Halah gak usah munafik deh lo! paket sebut nama Allah lagi, asal lo tahu ya. Allah itu gak adil, kenapa dia buat gue kayak gini harusnya lo karena lo lebih pantas jadi manusia tersakiti dan bukan gue!" teriak Olla.

"Astaghfirullah, Mbak Olla istighfar. Mungkin karena Mbak Olla berpikir kayak gitu makanya Allah ngasih cobaan pada Mbak Olla," ucap Zia.

"Gak usah sok lo! muak gue sama akting lo kampung!" teriak Olla dan masuk ke dalam kamarnya.

.

.

.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Icka Shinbie Poespittasarrie

Icka Shinbie Poespittasarrie

lahh u yg berbuat...knp harus orang lain yg menanggung akibat nya???aneh nih orang sakit apa?!!!🤔

2024-04-22

1

Sulastrie Herlina

Sulastrie Herlina

apaaan sihhh,,, novel sih novel thor,, tapi gak gini2 amatttt

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Beasiswa
2 Fakultas Apa?
3 Siapa Dia?
4 Menunduk
5 Telat
6 Pindah Kelompok
7 Mengajar
8 Presbem U?
9 Pelupa
10 Mengkhitbah Kamu
11 Masa Depan?
12 Proposal Ta'aruf
13 Selamat?
14 Hampir Bertabrakan
15 Alhamdulillah
16 Berpapasan
17 Calon Keponakan?
18 Senyum
19 Suaminya Zia
20 Menantu Ummi
21 Kenapa Gitu?
22 Lupa?
23 Keliling Pondok Pesantren
24 Kenapa?
25 Mau Main Apa?
26 Mendekat Pada Zia
27 Masih Mau Pacaran
28 Jangan Panggil Ning
29 Penghafal Al-Qur'an
30 Mau Pacaran
31 Kamu Suka?
32 Kamu Gapapa?
33 Kenapa Begitu?
34 Malu
35 Bagaimana, Fatih?
36 Ada Apa Ini?
37 Siapa Kamu?
38 Cctv Mati
39 Bagaimana Ini Fatih?
40 Bakat Terpendam Zia
41 Pindah?
42 Gak Jadi
43 Menangis Dalam Diam
44 Kita Mandi Bersama
45 Izin Kenapa?
46 Zia, Kan?
47 Naya?
48 Kenapa Harus Zia?
49 Kurang Cepat
50 Mendengar Semuanya
51 Datang Bulan
52 Sleep Call
53 Istri Kedua
54 Tanggungjawab
55 Sudah Keterlaluan
56 Hadiah
57 Boleh Juga
58 Tersenyum Malu
59 Rekomendasi?
60 Lalu Kenapa?
61 Sangat Memalukan!
62 Karena Cakra
63 Trending Topik
64 Fitnah
65 Sudah Sadar
66 Kabar Duka
67 Zia Capek!
68 Zia Gak Kuat
69 Kata Siapa?
70 Temannya Zia
71 Cari Kedondong
72 Belanja
73 Kamu Ngidam?
74 Gak Boleh!
75 Gue Serius
76 Terus Siapa?
77 Tapi, Kapan?
78 Sangat Valid
79 Khawatir
80 Kamu Bawa Apa?
81 Gimana Ini?
82 Kamu Sih Gemesin
83 Contohnya?
84 Romantis
85 Benar-benar Keterlaluan
86 Dihukum
87 Penjelasan
88 Nasya?
89 Kenapa Harus Malu?
90 Noda Darah
91 Saya Bisa
92 Pusing Dan Mual
93 Siapa Yang Gemuk?
94 Bukan Muhrim
95 SELESAI
96 Cuap-cuap
97 Sequel Nial & Maudy
98 Istri Pengganti
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Beasiswa
2
Fakultas Apa?
3
Siapa Dia?
4
Menunduk
5
Telat
6
Pindah Kelompok
7
Mengajar
8
Presbem U?
9
Pelupa
10
Mengkhitbah Kamu
11
Masa Depan?
12
Proposal Ta'aruf
13
Selamat?
14
Hampir Bertabrakan
15
Alhamdulillah
16
Berpapasan
17
Calon Keponakan?
18
Senyum
19
Suaminya Zia
20
Menantu Ummi
21
Kenapa Gitu?
22
Lupa?
23
Keliling Pondok Pesantren
24
Kenapa?
25
Mau Main Apa?
26
Mendekat Pada Zia
27
Masih Mau Pacaran
28
Jangan Panggil Ning
29
Penghafal Al-Qur'an
30
Mau Pacaran
31
Kamu Suka?
32
Kamu Gapapa?
33
Kenapa Begitu?
34
Malu
35
Bagaimana, Fatih?
36
Ada Apa Ini?
37
Siapa Kamu?
38
Cctv Mati
39
Bagaimana Ini Fatih?
40
Bakat Terpendam Zia
41
Pindah?
42
Gak Jadi
43
Menangis Dalam Diam
44
Kita Mandi Bersama
45
Izin Kenapa?
46
Zia, Kan?
47
Naya?
48
Kenapa Harus Zia?
49
Kurang Cepat
50
Mendengar Semuanya
51
Datang Bulan
52
Sleep Call
53
Istri Kedua
54
Tanggungjawab
55
Sudah Keterlaluan
56
Hadiah
57
Boleh Juga
58
Tersenyum Malu
59
Rekomendasi?
60
Lalu Kenapa?
61
Sangat Memalukan!
62
Karena Cakra
63
Trending Topik
64
Fitnah
65
Sudah Sadar
66
Kabar Duka
67
Zia Capek!
68
Zia Gak Kuat
69
Kata Siapa?
70
Temannya Zia
71
Cari Kedondong
72
Belanja
73
Kamu Ngidam?
74
Gak Boleh!
75
Gue Serius
76
Terus Siapa?
77
Tapi, Kapan?
78
Sangat Valid
79
Khawatir
80
Kamu Bawa Apa?
81
Gimana Ini?
82
Kamu Sih Gemesin
83
Contohnya?
84
Romantis
85
Benar-benar Keterlaluan
86
Dihukum
87
Penjelasan
88
Nasya?
89
Kenapa Harus Malu?
90
Noda Darah
91
Saya Bisa
92
Pusing Dan Mual
93
Siapa Yang Gemuk?
94
Bukan Muhrim
95
SELESAI
96
Cuap-cuap
97
Sequel Nial & Maudy
98
Istri Pengganti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!