Faris menatap Rizal aneh namun Ia segera masuk dan duduk disamping Rizal karena Pak Seto sudah akan melajukan mobilnya.
Faris merasa sikap Rizal akhir akhir ini sangat aneh dan sedikit sensitif.
"Justru aku malah senang kalau Mas Rizal pulang jadi aku nggak harus bohong lagi sama Mertua Mas Rizal dan Budhe Tantri."
Rizal merasa tersindir dengan ucapan Faris namun Ia bersikap acuh.
Rizal memang sedikit curiga dengan Faris apalagi saat Faris dibawakan kotak bekal dan dirinya tidak.
Rizal hanya ingin tahu seberapa dekat Faris dan Vanes saat dirinya tidak ada dirumah.
Sampai dirumah, Vanes tidak menyambut kedatangan Rizal lagi. Dia malah asyik makan popcorn sambil menonton drama.
Saat Rizal dan Faris melewati ruang tengah, Vanes terdengar cekikikan.
"Eh kalian sudah pulang." sapa Vanes.
"Nonton drama korea lagi mbak?" tanya Faris.
"Iya nih, kelanjutan yang kemarin, seru banget." kata Vanes.
Rizal yang masih berdiri disana melihat ke arah Vanes dan Faris secara bergantian lalu melewati keduanya naik ke atas.
"Aku yakin ada sesuatu diantara mereka berdua." omel Rizal disepanjang tangga naik.
Selesai mandi, Rizal kembali turun untuk makan malam. Kali ini lebih mencengangkan karena Vanes tidak masak. Untuk pertama kalinya selama mereka menikah, Vanes tidak memasak untuk makan malam. Padahal perutnya sudah sangat lapar.
"Aku terlalu asyik menonton drama hingga tak sempat memasak. Maafkan aku." kata Vanes.
"Lalu kita makan apa?" tanya Rizal terlihat kesal.
"Sebentar, aku akan mengambil ponsel untuk order makanan." Vanes hendak ke atas untuk mengambil ponsel namun suara Faris menghentikan langkah Vanes.
"Tidak perlu order kak, aku akan membuatkan mie untuk makan malam."
Vanes tersenyum mengembang, "Ide bagus, kalau begitu aku akan membantu mu memasak mie."
Lagi lagi Rizal hanya bisa melongo melihat Faris dan Vanes. Mereka begitu akrab dan mengobrol asyik saat memasak mie didapur sementara Rizal terlihat seperti orang bodoh, duduk sendirian dimeja makan sambil menunggu mie matang.
Faris meletakan satu wajan penuh mie kuah dimeja makan dan Vanes mengambil piring serta sendok yang akan mereka gunakan untuk makan.
"Lain kali jika memang tidak ingin memasak kau bilang saja pada Bik Sri agar Bik Sri yang masak!" omel Rizal.
"Baiklah mas." balas Vanes santai.
Ketiganya makan malam dengan tenang tanpa ada obrolan. Ditengah tengah makan malam, ponsel Rizal berdering. Rizal melihat Mira yang meneleponnya.
"Kenapa tidak dijawab? bunyi deringnya sangat berisik sekali!" celetuk Vanes.
Setelah tiga kali panggilan, Rizal akhirnya menerima panggilan namun tidak disana, Rizal berjalan keruang tengah untuk menerima panggilan dari Mira.
"Sebentar lagi dia pasti akan pergi." tebak Vanes.
"Bagaimana mbak Vanes bisa tahu?" heran Faris.
"Lihat saja."
Dan benar, selesai menerima panggilan, Rizal tak kembali ke meja makan melainkan naik ke atas untuk bersiap pergi.
Rizal kembali ke meja makan setelah berganti baju, "Aku harus pergi sekarang." pamitnya pada Vanes dan Faris.
Vanes dan Faris hanya mengangguk tanpa bertanya kemana Rizal akan pergi.
Terdengar deru mobil keluar dari pekarangan rumah bersamaan dengan Vanes yang sudah selesai makan.
"Aku merasa sikap Mbak Vanes akhir akhir ini berubah, apa terjadi sesuatu?" tanya Faris.
"Berubah bagaimana? Aku masih sama saja seperti biasanya."
Faris menggelengkan kepalanya, "Mbak Vanes terlihat lebih berani melawan Mas Rizal."
Vanes tersenyum, "Aku hanya sedikit lelah lagipula beberapa bulan lagi kami akan bercerai jadi untuk apa aku harus selalu berusaha baik." ungkap Vanes.
"Rasanya pasti sangat menyakitkan ya mbak?" tebak Faris.
"Awalnya dulu iya. Aku selalu berusaha menjadi istri terbaik. Selalu menyiapkan makanan padahal dia jarang pulang. Selalu menunggu dia datang padahal belum tentu dia pulang. Selalu membawakan bekal meskipun dia meminta tambah 1 porsi untuk diberikan pada kekasihnya itu."
Faris terlihat melongo tak percaya, kini Ia tahu alasan Vanes membawa rantang saat menyiapkan bekal untuk Rizal ternyata alasannya untuk dimakan bersama Mira. Rizal benar benar sangat kejam.
"tapi entah mengapa akhir akhir ini aku sedikit lebih tenang. Tidak ingin terlalu mengejar cinta yang sama sekali tidak melihat ke arahku." tambah Vanes.
Faris tersenyum bangga, "Aku juga senang melihat mbak Vanes bersikap seperti ini meskipun Mas Rizal mencurigaiku tapi aku tidak peduli, aku tidak suka Mbak Vanes ditindas oleh Mas Rizal." kata Faris.
Vanes tertawa, "Sudahlah dari pada membahas hal yang tidak penting seperti ini. Aku ingin kembali melanjutkan menonton drama korea."
Faris mengangguk, "Aku akan menemani Mbak Vanes menonton mumpung Mas Rizal tidak ada."
"Memang kenapa kalau Mas Rizal ada?"
"Aku merasa tidak enak mbak kalau kita terlalu dekat."
Vanes kembali tertawa, "Dia tidak akan cemburu. Aku bukan orang penting untuknya."
"Bagaimana jika dia cemburu?"
"Tidak mungkin Faris, dia bahkan memiliki gadis lain yang dicintai." kata Vanes lalu meninggalkan dapur selesai mencuci piring yang digunakan.
keduanya kini sudah berada didepan televisi. Menonton kembali drama korea sambil ngemil setoples popcorn.
"Rasanya aku ingin pergi ke pantai." gumam Vanes saat melihat adegan pasangan bersenang senang dipantai.
"Aku juga sudah lama tidak pergi ke pantai." Faris pun ikut bergumam.
Adegan romantis yang sedang berada dipantai itu bertambah menenangkan saat pasangan dalam drama korea itu berciuman.
Faris menjadi canggung sementara Vanes malah memeganggi bibirnya, "Apa kau pernah berciuman?" tanya Vanes frontal.
"Be belum pernah mbak." balas Faris jujur.
Vanes menatap Faris tak percaya, "Tidak mungkin, jangan bohong!"
Tadinya Faris merasa gugup namun sekarang Ia malah tertawa, "Aku berbicara jujur mbak, lagipula selama ini aku tidak pernah memiliki pacar, aku terlalu fokus kuliah jadi ya nggak pernah ngerasain namanya ciuman." akui Faris.
Vanes terkejut dengan pengakuan Faris namun Ia juga merasa kagum karena jarang sekali ada anak muda seperti Faris yang memiliki pemikiran sederhana itu.
"Pacaran itu butuh biaya mbak, aku punya uang pun dikasih orangtua, masa iya mau aku gunain buat seneng seneng sementara orangtuaku susah cari uang."
Lagi lagi Vanes dibuat spechless oleh pengakuan Faris. Tanpa sadar Vanes mendekatkan wajahnya, membuat Faris terkejut dan barulah Vanes sadar.
"Kira kira seperti itu kalau pasangan mau ciuman," kata Vanes gugup karena malu.
Faris tersenyum jail, Ia melakukan hal yang sama tiba tiba hingga membuat Vanes yang terkejut.
Keduanya pun tertawa bersama karena geli dengan perilaku mereka sendiri.
"Aku belum pernah merasakannya jadi aku juga tidak tahu." ungkap Vanes tiba tiba.
Faris cukup terkejut, Ia tahu jika Rizal memang tidak pernah menyentuh Vanes dan Ia tak menyangka jika Rizal bahkan belum pernah mencium bibir Vanes.
Adegan film yang semakin panas juga pancingan Vanes membuat Faris memberanikan diri. Kali ini Ia mendekatkan wajahnya dan langsung mencium bibir Vanes.
Awalnya Vanes terkejut karena Vanes pikir Faris kembali menggodanya namun Faris benar benar mengambil ciuman pertamanya dan bodohnya Vanes malah menikmati ciuman Faris.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussehst
2024-03-31
0
Nendah Wenda
aw makin dekat dari ciuman turun ke bawah jangan deh 🙈🙈
2023-10-19
0
dementor
pasti sifariz bakalan diusir dari rumah,ya rumah tangga.. rumah yang ada tangganya.. 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-07-08
2