Setelah membawa masuk barang belajaan kerumah, Faris bersiap kembali ke mobil karena disana sudah ada Vanes yang menunggu. Rencananya mereka akan pergi ke mall. Vanes mengatakan ingin menghabiskan banyak uang dan Faris mendukung itu jadi Faris akan mengantar Vanes membeli barang apapun yang harganya mahal.
Perjalanan beberapa menit, akhirnya mereka sampai ke sebuah mall dimana ada banyak brand lokal dan luar negeri yang dijual disana.
"Tas atau sepatu?" tawar Faris saat akan memasuki salah satu toko yang menjual barang brand luar negeri dan pastinya harganya selangit.
"Tas dulu aja deh."
Faris mengangguk, membantu Vanes membuka pintu kaca lalu mempersilahkan Vanes masuk lebih dulu. Perlakuan Faris membuat Vanes mau tak mau mengulas senyuman.
"Harganya terlalu murah mbak, cari yang lebih mahal." bisik Faris saat Vanes mengambil tas yang harganya hanya 50 juta.
Faris menunjuk ke arah tas yang ada disampingnya lagi, "Itu lebih elegant." kata Faris.
"Gila, 100 juta." ucap Vanes tertawa melihat tas pilihan Faris.
"Ck, selingkuhan Mas Rizal pasti pernah minta tas semahal ini, kenapa Mbak Vanes yang istri sahnya harus menahan diri? Udah ambil aja mbak."
Lagi lagi Vanes tertawa, apa yang dikatakan Faris memang benar, selama ini Ia menahan diri tidak pernah membeli barang barang semahal ini karena tidak mau Rizal mengeluarkan banyak uang untuk kebutuhan hidupnya. Namun kini pikirannya berubah, Ia sudah berusaha mengerti Rizal agar Rizal bisa melihat dirinya namun sampai saat ini, Rizal tidak pernah melihat ke arahnya jadi tidak ada alasan Vanes harus menahan diri lagi.
Vanes meminta pelayan untuk membungkus tas harga 100 juta itu lalu segera membayar dengan kartu kredit pemberian Rizal.
Beruntung kartu kredit itu tidak ada batas limit jadi Vanes bisa menggunakan dengan leluasa.
Selesai membeli tas, Vanes juga membeli beberapa baju dan totalnya habis 20 juta. Vanes juga tidak melupakan untuk membeli flatshoes favoritnya, lagi lagi Faris memilihkan sepatu dengan harga yang mahal. 50 juta untuk sepasang flatshoes pilihan Faris jadi total belanja hari ini 170 juta.
"Aku belum pernah menghabiskan uang sebanyak ini dalam waktu sehari." ungkap Vanes.
"Mulai sekarang Mbak Vanes harus membiasakan membeli apapun yang di inginkan tanpa berpikir lagi."
Vanes tertawa, "Baiklah, aku akan melakukannya. sekarang kita akan masuk ke toko itu." Vanes menunjuk ke arah toko sepatu pria yang juga milik brand luar negeri.
"Mau belii sepatu mas Rizal?"
Vanes menggelengkan kepalanya, "Buat kamu."
Faris tersenyum dan langsung menolak, "Aku nggak mau mbak."
"Kenapa?"
"Karena itu uangnya mas Rizal dan aku nggak ada hak atas uangnya mas Rizal."
Vanes berdecak, "Anggap aja aku yang beliin."
Faris tetap menggelengkan kepalanya, "Maaf mbak, aku nggak bisa nerima."
"Ya sudah kalau begitu kita cari makan siang saja dan kali ini nggak boleh nolak." Ajak Vanes yang akhirnya diangguki oleh Faris.
Kini Vanes dan Faris sudah berada direstoran mewah yang tak jauh dari mall.
Harga perporsi tiap makanannya berkisar 500ribu hingga 3 juta.
Karena direstoran ini menyajikan menu seafood, Faris memilih memesan lobster.
"Aku milih yang harganya sejuta, Mbak Vanes milih yang harganya 3 juta dong." pinta Faris.
Vanes mengangguk, pilihannya jatuh pada lobster jumbo yang harganya sekitar 3 juta.
Saat pesanan datang, keduanya shock melihat ukuran lobster pesanan mereka. Mungkin makan lobster milik Faris saja mereka sudah kekenyangan apalagi masih ditambah pesanan Vanes, mungkin mereka tidak akan sanggup menghabiskan dua lobster jumbo itu.
"Kita makan yang punyaku saja mbak, nanti yang punya mbak Vanes dibungkus trus dikasih ke orang lain." saran Faris.
"Setuju." kata Vanes.
Entah mengapa Vanes jadi penurut saat bersama Faris padahal biasanya Vanes susah menerima saran dari orang lain.
Setelah meminta pelayan membungkus pesanan Vanes, keduanya pun segera menikmati pesanan mereka. Makan lobster sepiring berdua terlihat seperti sepasang kekasih.
Apalagi Faris sangat pengertian, Ia memilah daging lobsternya lalu diberikan pada Vanes membuat gadis lain yang sedang makan direstoran itu merasa iri dan memuji keberuntungan Vanes.
"Wah Mbak sama Mas ini romantis sekali, sampai orang orang pada iri ngeliatin." kata salah satu pelayan saat mengantarkan minuman.
Sontak ucapan Pelayan itu membuat Faris dan Vanes jadi canggung dan mengakhiri sesi makan mereka.
Faris mengulurkan beberapa lembar tisu untuk Vanes, "Belepotan mbak bibirnya, mau sekalian di lap nanti malah jadi salah paham sama orang orang."
Vanes tersenyum malu lalu menerima uluran tisu, "Aku memang kayak anak kecil, kalau makan masih suka belepotan." akui Vanes.
"Nggak apa apa Mbak, malah keliatan gemesin."
Vanes menatap Faris sebentar lalu menundukan kepalanya, kali pertama ada yang mengatakan dirinya ini mengemaskan padahal Rizal suaminya sendiri pernah berkata jikailfeel saat melihat cara Vanes makan karena selalu belepotan.
"Udah yuk pulang, kayaknya kita udah habisin banyak duit hari ini." ungkap Vanes sambil tersenyum puas.
Faris mengangguk, "Besok kalau mau ngajak habisin duit, ngomong sama aku Mbak. Nanti aku anterin lagi."
"Siap, mulai sekarang kamu jadi partner habisin duit."
"Team habisin duit, merdeka!" teriak Faris dengan lantang membuat Vanes tergelak.
Sementara ditempat lain, Rizal tampak terkejut saat mendapat notifikasi dari ponselnya jika kartu kredit yang Ia berikan pada Vanes telah mengeluarkan tagihan 175 juta.
"Apa yang dia lakukan? Kenapa bisa tagihan sebanyak ini hanya dalam waktu 1 hari?" umpat Rizal membuat Mira yang sedang berada disampingnya langsung menatap Rizal.
"Ada apa? Kau mengomel dengan siapa?" tanya Mira.
Saat ini Rizal dan Mira tengah bersantai di apartemen milik Mira. Tidak ada masalah apapun diantara mereka berdua jadi Mira merasa heran saat mendengar omelan Rizal.
"Lihatlah ini, Vanes menghabiskan uangku sebanyak ini!" kata Rizal memperlihatkan notifikasi ponselnya pada Mira, "Dia sudah mulai berani sekarang."
Mira tersenyum, "Biarkan saja, lagipula kau mendapatkan saham yang nilainya lebih banyak dari uang yang dikeluarkan Nilam, untuk apa merasa kesal." kata Mira mencoba menangkan Rizal.
"Jika hanya sekali ini tidak masalah, tapi kalau sampai setiap hari, aku bisa bangkrut!"
Mira kembali tersenyum geli, "Kenapa kau perhitungan sekali dengan istrimu? Sementara aku saja kau belikan mobil dan apartemen mewah ini tanpa perhitungan sama sekali, bahkan setiap bulan aku berbelanja menghabiskan uangmu, kau tidak pernah protes." heran Mira.
"Tentu saja tidak untukmu, karena aku sangat mencintaimu, aku ingin membuatmu bahagia jadi tidak masalah jika kau menghabiskan uang sebanyak apapun."
Mira mengalungkan kedua tangannya ke leher Rizal, "Kenapa kau begitu manis? Membuatku semakin mencintaimu." kata Mira lalu mendorong tubuh Rizal hingga berbaring dan Mira kini berada di atasnya.
Rizal menyerigai senang, "Kau sangat nakal baby."
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Fifid Dwi Ariyani
trussabar
2024-03-31
0
Nendah Wenda
manis kalau ada duit gak punya duit pahit bahkan lebih parah ditinggalin
2023-10-18
0
Lili Lintangraya
good job vaness&faris.lanjutkan kuras uangny rizal
2023-07-07
2