04

Faris keluar dari mobil, menutup pintu mobilnya, berjalan menuju pintu utama rumah Rizal. Baru ingin menekan bel, pintu sudah terbuka dan Vanes berdiri didepan Faris, baru saja membuka pintu.

Raut wajah Vanes terlihat datar, bisa dikatakan tanpa ekspresi.

"Mas Rizal lembur trus nggak pulang mbak." kata Faris.

"Ohh ya sudah." kata Vanes masih dengan raut yang sama, berbalik meninggalkan Faris namun baru beberapa langkah, Vanes menghentikan langkah kakinya, "Makan malam sudah siap, makan saja, aku sudah makan." kata Vanes lalu menaiki tangga menuju kamarnya, meninggalkan Faris yang masih termenung, berdiri ditempatnya.

Faris menghela nafas panjang, jujur Ia merasa tidak nyaman dengan posisinya sekarang.

Disatu sisi Ia merasa kasihan dengan Vanes disisi lain Ia juga tak mungkin menasehati Rizal.

Ah sudahlah, Ia pura pura bodoh saja dari pada tertekan dengan keadaan pikir Faris.

Setelah mandi, Faris pergi ke meja makan untuk makan malam. Disana ada Bik Sri yang tengah membereskan dapur.

"Tuan tidak pulang lagi ya Den?" tanya Bik Sri.

Faris menggelengkan kepalanya, "Iya Bik, ada pekerjaan yang harus diselesaikan malam ini."

Bik Sri berohh ria lalu berjalan mendekati Faris, "Menurut Aden, apa Tuan punya wanita lain?"

Faris langsung saja tersedak mendengar pertanyaan Bik Sri, "Aku tidak tahu Bik." balas Faris pura pura acuh.

"Semoga saja tidak ya Den, kasihan Non Vanes." kata Bik Sri lagi.

Faris hanya mengangguk, rasa bersalahnya semakin terasa karena Ia mengetahui segalanya dan tak bisa berbuat apapun.

"Jika saja ada tawaran pekerjaan lain dengan gaji yang sama, lebih baik aku pergi dari pada tersiksa disini." gumam Faris mengacak rambutnya frustasi.

Sementara itu dikantor, Rizal masih sibuk menatap layar laptopnya. Mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, matanya langsung menatap ke arah kamar mandi dimana Mira baru saja keluar dari sana.

Dengan dress satin tipis yang memperlihatkan lekuk tubuhnya membuat Rizal tergoda.

Rizal meninggalkan pekerjaannya, berjalan mendekati Mira dan langsung memeluk tubuh gadis itu.

"Mandilah lebih dulu." pinta Mira.

"Apa aku bau?"

Mira tertawa, "Tidak bau, hanya saja akan lebih segar jika sudah mandi."

Rizal melepaskan pelukan Mira, "Baiklah baiklah, aku akan mandi. Tunggu aku diranjang kita. Aku tidak akan membiarkan mu tidur lebih awal malam ini!"

Mira tersenyum nakal, "Aku menunggu sentuhanmu baby."

Rizal sudah memasuki kamar mandi sementara Mira masuk keruangan pribadi Rizal. Ruangan pribadi yang memang sengaja dibuat oleh Rizal untuk mereka berdua. Ruangan pribadi itu seperti kamar, ada ranjang, sofa, televisi juga meja rias tak lupa ada lemari untuk menyimpan baju ganti mereka.

"Aku memang tidak bisa menikah denganmu, tapi raga dan hatimu hanya milik ku." gumam Mira lalu tertawa.

Tak berapa lama, Rizal memasuki ruangan pribadinya, Ia hanya memakai handuk yang terlilit dipinggang. Menatap Mira nakal, seolah tak sabar ingin menyantap gadis itu.

"Kau selalu nikmat baby." ucap Rizal disela sela permainan mereka.

"Apa aku lebih nikmat dari istrimu?"

Rizal tertawa, "Aku bahkan belum pernah menyentuh istriku."

"Aku tidak percaya, istrimu sangat cantik, bagaimana mungkin kau-" Mira tak melanjutkan ucapannya karena Rizal langsung membungkam mulutnya dengan ciuman.

"Apa kau masih tak percaya padaku huh?" tanya Rizal dengan tatapan kesal.

"Baiklah aku percaya," Balas Mira mengalungkan kedua tangannya dileher Mira lalu mengeluarkan suara keras penuh kenikmatan.

"Bagaimana kalau sepupumu itu mengadu pada Ibumu?" tanya Mira saat permainan panas mereka sudah berakhir.

"Tidak akan, aku bisa menjamin itu."

"Aku hanya takut hubungan kita-" ucapan Mira kembali terhenti saat Rizal menutup bibir Mira dengan jarinya.

"Jika orangtuaku tahu, kita bisa menikah."

"Dan kamu akan menceraikan istrimu?" tanya Mira dengan senyum mengembang.

Rizal menganggukan kepalanya, "kau sudah tahu alasanku menikah dengan Vanes, kenapa harus selalu cemburu dan mempermasalahkannya?"

Mira memanyunkan bibirnya, "Aku hanya takut kau jatuh cinta dengan istrimu lalu mencampakan aku."

Rizal tertawa lalu memeluk Mira, "Itu tidak akan mungkin terjadi sayang, kau cinta pertamaku dan aku pastikan akan jadi cinta terakhirku."

Mira tersenyum puas, Ia berjanji pada dirinya tidak akan melepaskan Rizal sampai kapanpun.

...****************...

Seperti biasa, tengah malam Faris terbangun dengan tenggorokan kering. Ia beranjak dari ranjang lalu pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

Lagi lagi Faris berpapasan dengan Vanes namun kali ini gadis itu sudah berada didapur lebih dulu sedang memotong buah. Seperti biasa Vanes terlihat sangat cantik meski bangun tidur, memakai piyama pendek, kulit putih mulus terlihat menggoda mata Faris.

"Masak mbak?" tanya Faris mengejutkan Vanes.

"Kenapa bangun?" Vanes malah balik bertanya.

"Mau ambil minum, haus." balas Faris.

"Harusnya sebelum tidur kamu bawa minuman ke kamar." kata Vanes.

Faris tersenyum, "Lupa tadi mbak."

"Aku lagi bikin salad buah, mau?" tawar Vanes.

Faris menggelengkan kepalanya, "Kenapa tengah malam begini mbak bikin salad buahnya?"

Vanes menatap Faris datar, "Nggak bisa tidur." lalu Vanes melanjutkan memotong buah.

Faris menghela nafas panjang, Ia merasa tahu alasan Vanes tidak bisa tidur, pasti karena Rizal tidak pulang. Dirumah Vanes menunggu Rizal padahal yang ditunggu mungkin sekarang sedang asyik berduaan dengan kekasih gelapnya, sungguh menyakitkan pikir Faris.

"Aku balik tidur ya mbak." pamit Faris tak ingin melihat wajah sedih Vanes terlalu lama.

Faris menunggu Vanes menjawab, namun gadis itu tak menjawab, hanya menganggukan kepalanya.

Faris kembali ke kamarnya, perasaan bersalahnya kembali mencuat.

Ia bertanya tanya pada dirinya sendiri, jika Ia mengadukan perselingkuhan Rizal apa yang akan terjadi? Apa Vanes akan menceraikan Rizal atau mungkin... Faris menggelengkan kepalanya, "Tidak Ris, itu bukan urusanmu. biarkan saja mereka mau melakukan apa, jangan terlalu peduli." gumam Faris lalu meneguk minumannya hingga habis dan kembali tidur.

Paginya, Faris sarapan bersama Vanes. sekarang Ia sudah tidak canggung lagi saat bersama Vanes meskipun keduanya sarapan bersama tanpa ada obrolan sama sekali.

"Mau nitip sarapan buat Mas Rizal." kata Vanes saat Faris akan berangkat.

Faris menunggu Vanes yang tengah menyiapkan bekal sarapan untuk Rizal.

Saat Faris tengah memainkan ponselnya, ada panggilan dari Rizal.

"Ris tolong bawain setelan baju warna biru yang ada dilemari kamar." pinta Rizal.

Belum sempat Faris menjawab, panggilan sudah diakhiri oleh Rizal.

"Mbak, Mas Rizal suruh bawain setelan baju warna biru." adu Faris pada Vanes yang belum selesai menyiapkan bekal.

"Ambil saja dikamarnya."

Faris langsung saja melongo mendengar ucapan Vanes, bagaimana bisa dia diminta membuka lemari pasutri.

Vanes yang mengerti kebingungan Faris meminta Bik Sri mengantarkan Faris ke kamar atas.

"Tuan dan Nyonya nggak sekamar Den, ini kamar Tuan dan sebelahnya lagi kamar Nyonya." jelas Bik Sri yang lagi lagi membuat Faris terkejut.

Tidak hanya berselingkuh, Rizal bahkan juga tidak sekamar dengan istrinya.

Apa ini menandakan jika Vanes sama sekali belum disentuh oleh Rizal?

Faris memukul kepalanya sendiri, Ia benar benar tidak bisa berpikir waras saat ini.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komen yaaa

Terpopuler

Comments

σƈα

σƈα

uhuy vanes buat kamu riss📢📢📢

2025-03-09

0

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabar

2024-03-31

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

jadi kasihan sama vanes

2023-10-18

1

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
161 161
162 162
163 163
164 164
165 165
166 166
167 167
168 168
169 169
170 170
171 171
172 172
173 173
174 174
175 175
176 176
177 177
178 178
179 179
180 180
181 181
182 182
183 183
184 184
185 185
186 186
187 187
188 188
189 189
190 190
191 191
192 192
193 193
194 194
195 195
196 196
197 197
198 198
199 199
200 200
201 201
202 202
203 203
204 204
205 205
206 206
207 207
208 208
209 209
210 210
211 211
212 212
213 213
214 214
215 215
216 216
217 217
218 218
219 219
220 220
221 221
222 222
223 223
224 224
225 225
226 226
227 227
228 228
229 229
230 230
231 231
232 232
233 233
234 234
235 235
236 236
237 237
238 238
239 239
240 240
241 241
242 242
243 243
244 244
245 245
246 246
Episodes

Updated 246 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
167
167
168
168
169
169
170
170
171
171
172
172
173
173
174
174
175
175
176
176
177
177
178
178
179
179
180
180
181
181
182
182
183
183
184
184
185
185
186
186
187
187
188
188
189
189
190
190
191
191
192
192
193
193
194
194
195
195
196
196
197
197
198
198
199
199
200
200
201
201
202
202
203
203
204
204
205
205
206
206
207
207
208
208
209
209
210
210
211
211
212
212
213
213
214
214
215
215
216
216
217
217
218
218
219
219
220
220
221
221
222
222
223
223
224
224
225
225
226
226
227
227
228
228
229
229
230
230
231
231
232
232
233
233
234
234
235
235
236
236
237
237
238
238
239
239
240
240
241
241
242
242
243
243
244
244
245
245
246
246

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!