08

Rizal pergi keluar rumah pagi pagi sekali padahal ini adalah wekeend, kantornya libur namun pria itu tidak ada niatan untuk berada dirumah.

Selama 6 bulan pernikahan, Rizal belum sekalipun berada dirumah saat libur bekerja.

Faris baru saja selesai joging keluar, saat Ia masuk rumah, bau nasi goreng sudah menembus hidungnya membuatnya segera menuju ke dapur.

"Sarapan dulu den." tawar Bik Sri yang tengah menyiapkan nasi goreng buatan Vanes dimeja makan sementara Vanes masih menggoreng telur mata sapi untuk pelengkap nasi goreng.

Faris sempat mencium bau tubuhnya setelah dirasa aman, Ia akhirnya duduk dimeja makan. Ia akan sarapan lebih dulu setelah itu mencuci mobil dan barulah Faris pergi mandi karena tak baik jika mandi saat tubuhnya berkeringat setelah olahraga.

"Lho cuma berdua? Nggak nungguin mas Rizal?" tanya Faris saat Vanes mengambil secentong nasi goreng lalu diletakan ke piring Faris.

"Mas Rizal udah pergi subuh tadi."

Faris melongo tak percaya, bisa bisanya Mas Rizal pergi sepagi itu padahal ini hari libur.

"Mas Rizal kalau libur nggak pernah dirumah." ungkap Vanes.

Faris menelan ludahnya, rasanya Ia menyesal sudah menanyakan tentang Rizal apalagi melihat raut wajah Vanes yang berubah murung.

"Nasi gorengnya enak mbak." puji Faris mengalihkan topik karena tak ingin Vanes sedih.

Vanes tersenyum, "Syukur deh kalau suka jadi nanti ada yang bisa habisin."

"Ck, kalau cuma masalah habisin tenang aja mbak, perutku siap nampung kok."

Vanes kembali mengulas senyum, terlihat sangat cantik dimata Faris. Sungguh jika Vanes bukan Kakak iparnya, mungkin Faris sudah menyatakan cinta pada Vanes saat ini juga.

"Non, persediaan dikulkas sudah habis," adu Bik Sri disela sela Vanes sedang makan.

"Nanti aku belanja Bik, tapi tolong pesenin taksi ya soalnya lagi males nyetir sendiri." pinta Vanes.

"Eh, biar aku antar aja nggak apa apa mbak." tawar Faris.

"Beneran Den mau ngantar?" tanya Bik Sri memastikan.

Faris mengangguk, "Iya biar nanti ku antar saja nggak apa apa kalau mbak Vanes mau."

"Emang kamu nggak sibuk hari ini?" tanya Vanes.

"Enggak kok mbak, sibuk ngapain orang aku juga bingung mau nyari kegiatan." ungkap Faris lalu tertawa diikuti oleh Vanes.

Tepat pukul 10 pagi, Faris dan Vanes pergi belanja menggunakan mobil sedan milik Vanes.

Beruntung dulu saat kuliah, Faris sempat belajar menyetir mobil, meskipun Ia tidak memiliki mobil setidaknya ilmunya berguna saat dibutuhkan seperti ini.

"Kamu nggak mau nganterin aku belanja?" tanya Vanes saat Faris ikut masuk ke swalayan tempat Ia belanja kebutuhan dapur.

"Enggak kok mbak, dulu aku juga suka nganterin Ibu ke pasar."

Vanes mengulas senyum lalu berjalan mendahului Faris.

Faris membantu mendorong trolinya agar Vanes bisa lebih leluansa memilih bahan yang akan dibelinya.

"Orang kaya mah kalau beli langsung dimasukin gitu aja ya, nggak pakai lihat harganya." cibir Faris.

Vanes tertawa, "Aku pernah kok kalau beli sesuatu harus lihat harganya tapi itu dulu waktu masih kuliah tapi sekarang, suamiku kaya jadi aku manfaatkan kekayaan suamiku dengan belanja sepuasnya tanpa mikir harga." ungkap Vanes.

Faris tak mengatakan apapun, Ia mengacungkan jempolnya dan membenarkan apa yang dilakukan oleh Vanes.

Dari pada sakit hati melihat suami brengsek seperti Rizal memang lebih baik memanfaatkan harta Rizal dengan berbelanja sepuasnya tanpa melihat harga, Faris tak menyangka jika Vanes secerdas itu.

"Kok ngasih jempol? Maksudnya apa nih?" tanya Vanes.

"Aku dukung Mbak Vanes, kalau perlu aku anterin Mbak Vanes pergi ke mall buat beli barang barang branded yang lebih mahal dari pada ini."

"Setuju." ucap Vanes lalu keduanya tertawa bersama.

Selesai berbelanja bahan pangan, Faris membawa tiga kantong plastik penuh berisi belanjaan ke dalam mobil lalu Ia kembali mengantar Vanes berbelanja stok persabunan.

"Ini aja mbak yang mahal, kualitasnya juga lebih bagus." kata Faris saat Vanes sedang memilih sabun cuci.

Vanes tertawa dan langsung mengambil sabun pilihan Faris.

Tidak hanya sabun namun shampo, pasta gigi, Faris memilihkan yang harganya mahal agar dan Vanes tidak keberatan, Ia justru terlihat senang mengikuti apa yang Faris ucapkan.

Namun tiba tiba langkah kaki Vanes terhenti bersamaan dengan senyum diraut wajahnya, tiba tiba Vanes mengajak Faris berbalik dan segera pergi ke kasir untuk membayar.

Awalnya Faris bingung melihat sikap Vanes yang tiba tiba berubah namun kini Ia tahu alasan Vanes seperti itu.

Selesai membayar, Faris membawa semua kantong belajaan dan memasukan ke bagasi mobil. Ia segera melajukan mobilnya meninggalkan swalayan tempat mereka berbelanja.

Sesekali Faris melirik ke arah Vanes dimana raut gadis itu terlihat sangat sedih.

Faris tahu dan Faris bisa mengerti apa yang dirasakan oleh Vanes. Bagaimana tidak sedih jika melihat pasangan kita mengantar wanita lain belanja sementara membiarkan pasangan sendiri berbelanja dengan iparnya, mungkin itulah yang dipikirkan oleh Vanes.

Beruntung hanya dirinya dan Vanes yang melihat Rizal bersama Mira, sementara Rizal tidak tahu jika Vanes berada diswalayan yang sama.

Mungkin itu alasan Vanes buru buru pergi padahal belum selesai berbelanja, karena Vanes tidak mau berpapasan dengan Rizal, pasti rasanya akan lebih menyakitkan jika mereka sampai berpapasan.

Faris menghentikan mobilnya didepan toko sejuta umat, tanpa mengatakan apapun, Faris keluar dan memasuki toko itu.

Faris merogoh dompetnya, Uangnya tersisa 2 lembar ratusan ribu, harusnya uang ini bertahan hingga Ia gajian namun karena ini penting jadi Faris akan menggunakan uangnya itu.

Faris membeli dua es krim coklat yang harganya cukup terjangkau.

Ia kembali ke mobil lalu memberikan salah satu es krimnya pada Vanes.

"Biasanya kalau makan es apalagi rasa coklat bisa mengurangi kecemasan." kata Faris.

Vanes tersenyum, "Apa aku terlihat menyedihkan?"

Faris menggelengkan kepalanya, "Aku tidak akan bertanya apapun jika Mbak Vanes tidak mau bercerita."

Lagi lagi Vanes tersenyum lalu membuka es krim dan mulai menikmatinya, "Rasanya enak."

"Masih satu kalau mau nambah, tapi makan nya harus cepat biar nggak meleleh." kata Faris menawarkan miliknya.

"Makan saja, aku cukup satu ini."

Faris menggelengkan kepalanya, "Buat Mbak Vanes semua aja."

Faris lebih suka melihat Vanes menikmati es krimnya.

Pikiran Faris jadi melayang memikirkan hal lain saat melihat Vanes makan es krim dan seketika Faris berbalik kembali menatap ke arah depan, melihat Vanes makan es krim membuat pikirannya jadi tidak waras.

Hanya beberapa menit Vanes sudah menghabiskan es krimnya, kini es krim milik Faris sudah berada ditangan Vanes.

Faris sempat melihat bibir Vanes yang belepotan, penuh dengan es krim membuatnya gemas ingin membersihkan bibir Vanes namun Ia sadar tidak mungkin melakukan hal seperti itu.

"Setelah ini bisakah kau mengantarku ke mall?" tanya Vanes, "Aku ingin menghabiskan uang lebih banyak lagi untuk hari ini."

Faris tersenyum dan langsung mengangguk.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komeennn

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-03-31

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

cerdas vanes kamu istri sah harus pintar memanfaatkan situasi

2023-10-18

0

Kp Budi32

Kp Budi32

😍😍😍

2023-07-16

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 157
158 158
159 159
160 160
161 161
162 162
163 163
164 164
165 165
166 166
167 167
168 168
169 169
170 170
171 171
172 172
173 173
174 174
175 175
176 176
177 177
178 178
179 179
180 180
181 181
182 182
183 183
184 184
185 185
186 186
187 187
188 188
189 189
190 190
191 191
192 192
193 193
194 194
195 195
196 196
197 197
198 198
199 199
200 200
201 201
202 202
203 203
204 204
205 205
206 206
207 207
208 208
209 209
210 210
211 211
212 212
213 213
214 214
215 215
216 216
217 217
218 218
219 219
220 220
221 221
222 222
223 223
224 224
225 225
226 226
227 227
228 228
229 229
230 230
231 231
232 232
233 233
234 234
235 235
236 236
237 237
238 238
239 239
240 240
241 241
242 242
243 243
244 244
245 245
246 246
Episodes

Updated 246 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
159
159
160
160
161
161
162
162
163
163
164
164
165
165
166
166
167
167
168
168
169
169
170
170
171
171
172
172
173
173
174
174
175
175
176
176
177
177
178
178
179
179
180
180
181
181
182
182
183
183
184
184
185
185
186
186
187
187
188
188
189
189
190
190
191
191
192
192
193
193
194
194
195
195
196
196
197
197
198
198
199
199
200
200
201
201
202
202
203
203
204
204
205
205
206
206
207
207
208
208
209
209
210
210
211
211
212
212
213
213
214
214
215
215
216
216
217
217
218
218
219
219
220
220
221
221
222
222
223
223
224
224
225
225
226
226
227
227
228
228
229
229
230
230
231
231
232
232
233
233
234
234
235
235
236
236
237
237
238
238
239
239
240
240
241
241
242
242
243
243
244
244
245
245
246
246

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!