Bab 5

Mata Justin melototi kedua anak kecil itu, Jihan masih memperhatikan nya.

"Dasar bocil songong lu pada sama yang lebih tua, ntar gue bilangin ke orang tua kalian baru tau rasa" Justin terpancing emosi

Jihan pun mencoba menenangkan Justin.

"Udah Jus, mereka kan belum ngerti apa pacaran itu yang sebenarnya, jadi maklum in aja namanya juga anak kecil, cuma senang senang doang, kamu jangan marah" ujar Jihan

"Terus pacaran yang sebenar nya tu kayak mana, kayak kita ya?" Sahut Justin sambil menyengir

"Ikh... Apa sih" sahut Jihan dengan wajah menunduk malu

"Cieee kakak, baper ni ye..." Sahut anak kecil lelaki

Jihan membuka tas kecil yang diselendangi nya, lalu memberikan sebuah lawon penutup wajah atau cadar dan di berikan kepada gadis kecil perempuan yang berpakaian ala dewasa itu.

"Ini dek ambil lah" Jihan menyondorkan cadar ke anak kecil itu

"Apaan ini kak?" Tanya anak kecil itu

Jihan mulai menjelaskan" Dek mulai sekarang belajar la menutupi aurat mu, pakai jelbab ya, biar nanti kamu kalo udah besar menjadi jauh lebih cantik, dan menutup aurat itu juga salah satu jalan menuju surga, serta membantu ayah dan saudara laki laki mu untuk tidak masuk neraka, jadi lah anak soleha dek bantu orangtua mu masuk surga"

"Anak kecil itu diam terbelenggu"

Anak itu mungkin belum mengerti perkataan Jihan , tapi suatu saat Jihan yakin anak itu akan paham dengan apa yang Jihan sampai kan, dan anak itu mengerti dengan berpakaian seperti itu Jihan jadi lebih menarik, Justin yang daru tadi mendengar kan ucapan Jihan pun tersenyum bangga pada Jihan.

Justin dan Jihan pun melanjutkan perjalanan mereka menuju jalan pulang, dan akhirnya mereka pun sampai didepan rumah Jihan.

"Alhamdullilah sampai juga" ucap Jihan

"Alhamdullilah" ucap Justin

"Iya Jus, kamu mau mampir dulu atau langsung pulang?" Tanya Jihan

"Em mampir ajalah bentar, sambil mau tanya tanya tentang agama sama kamu"

"Oh.. yaudah ayo masuk" Jihan hendak membuka pagar

"Biar aku saja"

Mereka pun masuk, Justin duduk diluar sedang kan Jihan masuk kekamar nya dan mengecek Abi dan Umi, ada atau gak dirumah.

"Abi... Umi..."

Jihan memanggil Pak Akbar dan Buk Linda, tapi tak ada sahutan, ia pun mengecek dapur dan ruangan ruangan lainnya. Ternyata pak Akbar dan buk Linda gak ada dirumah.

"Mungkin Abi lagi kerja dan Umi lagi kepasar" batin Jihan

Tak lama kemudian Jihan kelusr dengan membawa secangkir teh untuk Justin.

"Ini Jus, silakan diminum" ucap Jihan

"Makasih Jihan, maaf ngerepotin"

"Gapapa kok"

"Oh ya, Abi sama Umi mu mana?" Tanya Justin

"Udah aku cek tadi di dalam tapi gak ada kayak nya Abi lagi kerja dan Umi kepasar atau ntah kemana" Jawab Jihan

"Ohh begitu"

"Iya"

Mereka pun terus mengobrol basa basi dan Justin bertanya tanya tentang aturan aturan agama ke Jihan. Karena keasikan ngobrol tak terasa hari sudah sore, Justin pun memutuskan untuk pulang karena tidak enak kalo terlalu lama menganggu Jihan, apalagi Jihan adalah salah satu gadis kurungan atau rumahan.

Justin pun pulang dan sesampainya dirumah ia beristirahat dan memperbanyak membaca buku buku tentang agama serta berzikir.

Hari demi hari kedekatan Justin dan Jihan semakin erat. Justin pun hampir tiap hari selalu menghampiri Jihan, mereka menghabiskan waktu bersama dan sekarang Justin tidak lagi mengetuk jendela untuk bertemu si gadis lembut bercadar itu, sekarang Justin terang-terangan mendatangi rumah Jihan, pemuda mantan ketua gangster itu berniat ingin belajar mengaji pada Jihan. Niatnya tulus ingin melafakan ayat-ayat suci Al-qur'an bukan hanya ingin sekedar mendekati Jihan, meski hatinya menaruh harapan besar untuk memiliki gadis bercadar itu. Justin merasa Allah selalu didekatnya, dia percaya jika Jihan jodohnya mereka akan disatu kan dan hatinya pun selalu tenang dan damai saat belajar ilmu agama apalagi bersama Jihan.

Siang itu Justin pergi kerumah Jihan dengan pakaian sopan, Pak Akbar menyambutnya dengan bersahaja. Justin langsung menanyakan Jihan dan mengatakan keinginannya untuk belajar mengaji. Pak Akbar mempersilahkan masuk, tapi Justin masih merasa tidak enak ia memilih duduk diluar, tak lama menunggu Jihan pun keluar menghampiri Justin.

"Assalamualaikum Jihan..." salam Justin

"Wa'alaikumussalam, ada apa Justin, ada apa?" Jihan menjawab salam sembari menanyakan maksud kedatangan Justin

"Aku ingin belajar ngaji sama kamu Jihan" ucap Justin

"Oh.. ayo, tapi kamu udah ambil air wudhu belum?"

Justin lupa berwudhu, karena ia masih awam.

"Belum, jadi harus berwudhu dulu, yah?"

"Iya, selain hati kita harus bersih saat baca Al-qur'an tubuh kita juga harus bebas dari hadas. Ya udah kamu wudhu dulu di kran depan, kalo aku kebetulan baru aja selesai sholat dzuhur, jadi udah berwudhu" sahut Jihan

"Oh gitu, ya, baiklah tunggu bentar ya"

"Iya" sahut Jihan

Justin lalu mengambil air wudhu, setelah Justin selesai berwudhu mereka pun memulai pembelajaran Al-qur'an yang sudah disiapkan oleh Jihan, mereka berada di saung kecil depan rumah buatan pak Akbar, tempat dimana Jihan selalu membaca ayat suci al-qur'an dan menyendiri.

"Oke, sekarang kita belajar huruf hijaiyah dulu yah.. , kamu bisa kan?"

Justin tertawa seolah meremahkan.

"Kalo itu aku bisa dari dulu, kamu ini merendahkan aku, yah?"

Jihan coba mengetes Justin.

"Coba kamu baca satu persatu!"

Dengan percaya diri Justin mengucapkan huruf hijaiyah.

"Alif ... ba ... ta ... sa"

Jihan memotong sejenak.

"Eits salah! Bukan SA tapi TSA, ujung lidah kita agak menjepit gigi!"

"Waduh, kok salah, ya!"

Jihan tertawa kecil.

"Makanya bacaan kita jangan udah merasa benar dulu, makhrojul huruf itu penting" Ujar Jihan

"Makkhrojul huruf itu apa?" tanya Justin yang masih awam.

Jihan menjelaskan dengan men-detail.

"Makhrojul huruf itu bacaan huruf yang benar, salah mengucapkan huruf akan beda juga artinya, jadi kita harus berhati hati dalam membaca nya agar tidak salah artinya. Nih, dengerin aku ya, dan perhatikan agar tidak salah lagi, ini aku baca huruf hijaiyah yang benar satu-persatu"

Jihan mengucapkan huruf dasar Al-quran itu dengan baik dan benar, Justin pun khusyuk mencermatinya.

"Nah, sekarang coba giliran kamu, baca kaya aku tadi" perintah Jihan

Dengan terbata-bata Justin melafalkan huruf hijaiyah satu persatu dituntun oleh Jihan.

"Alhamdulillah lumayan, tapi harus di perbaiki lagi, jadi kamu harus belajar lagi agar lebih baik, Aku cuma bisa mengajari kamu dasarnya aja, karena aku pun masih butuh banyak belajar, kalo boleh aku saran, carilah guru yang sahih buat kamu belajar ngaji"

Jan lupa baca cerpen saya juga ya dan tinggalin jejak juga

Terpopuler

Comments

🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧

🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧

next

2022-03-16

0

JW🦅MA

JW🦅MA

😍😍😍😍😍

2021-11-06

3

JW🦅MA

JW🦅MA

👍👍👍👍👍

2021-11-06

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!