"Abi .. Umi.. Jihan berangkat dulu yah, assalamualaikum" ucap Jihan lalu mencium tangan Akabar dan Linda serta diikutin oleh Justin
"Wa'alaikumussalam. Hati hati kalian" ucap Akbar dan Linda
Justin dan Jihan pun mulai berjalan menuju pondok pengajian, Justin menyuruh Jihan jalan duluan dia mengiringi, tapi Jihan menolak dan berkata.
" Jus, menurut islam, lelaki duluan kita perempuan yang mengiringin seorang lelaki, jadi kamu duluan aku berada satu langkah dibelakang mu " ucap Jihan
Justin pun mengerti dan jalan duluan yang diiringin oleh Jihan, sepanjang jalan meraka jadi bahan perhatian orang orang sekitar, tapi Justin dan Jihan tidak peduli, karena mereka masih menganggap itu sebatas wajar. Di tengah perjalanan Justin menoleh kebelakang dan melirik Jihan, hingga membuat Jihan merasa malu bercampur penasaran.
"ikhh.. kenapa sih kamu ngeliatin aku terus ?"
Justin tersenyum dan berkata " kedua mata kamu indah banget, teduh dan berbinar, apalagi wajah kamu, aku sangat yakin kamu pasti cantik banget"
"Eehh.. mulai ngegombal ni ya! Yakin darimana kamu kalo aku cantik? " Tanya Jihan yang sama sama merubah kata saya menjadi aku
"Mmm.. dari suara kamu, mata kamu, gaya jalan kamu dan aura kamu yang begitu memikat aku !" Jawab Justin
Akibat Justin terus melirik Jihan, tiba tiba kakinya tersandung dan ia pun jatuh.
Brukk...
"Aduh ..... !"
Jihan spontan tertawa cekikikan, melihat Justin yang terjatuh
"Makanya jalan tu yang fokus , bukan fokus liatin orang lain, jadi jatuh kan"
"Bukan nya nolongin malah ketawa ni orang, tolongin dong susah bangun nya sakit"
"Yah ayo bangun"
"Gak bisa, tolong bagunin aku dong"
"Bangun aja sendiri Jus"
Justin pura pura tiba bisa bangun karena kesakitan.
"Aku tau kamu pura pura, kita gak boleh bersentuhan jadi ayo bangun sendiri" sahut Jihan
Justin merasa malu dan akhinya bangun sendiri, tenyata Jihan ialah seorang gadis yang tidak bisa di bohongi.
Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka dan akhirnya sampai lah disebuah pondok pesantren sederhana yang didirikan oleh almarhumah Kiai Abdul Gofar yang kini dikelola oleh putranya yakni Ustadz Abdul Rozak. Justin merasa asing disana,ia berdiri terpaku mengelilingi keadaan sekitar yang di penuhi oleh para santi dan santriwati yang berdatangan. Hatinya tertegun menapaki dunia yang baru, acara pengajian besar yang di adakan setiap minggu ini cukup meriah, yang di isi oleh pemuda pemudi berhijab dan berpeci, dan tak sedikit yang memakai pakaian syar'i termasuk Jihan. Semua membaur jadi satu, menuntut ilmu agama yang di ridhoi oleh allah swt, yakni agama islam.
"Justin kok kamu bengong?" Tanya Jihan terheran heran
Justin sejenak terdiam, kedua matanya terharu melihat sekeliling nya itu.
"Apa aku pantas berada disini sedangkan aku ini si pendosa besar"
Jihan coba menerang kan agar Justin lebih yakin.
"Siapa aja Jus, semua pantas kok, asal dia niat dan beriman" tutup Jihan
Kedua mata Justin berkaca kaca, matanya mulai bercahaya, ia terus memperhatikan sekelilingnya.
"Udah kamu santai aja, nanti juga kebiasa kok" ucap Jihan
Justin menoleh ke arah Jihan dan tersenyum, tak lama teman teman Jihan datang dan melihat pemuda asing yang berdampingan dengan Jihan, Jihan dibuat kaget atas kehadiran mereka.
"Jihan.. cieee cieeee siapa itu?" Tanya seorang santriwati yang memakai kerudung warna army bermuka mungil sambil meledek Jihan
"Ini teman baru aku, namanya Justin, emang kenapa?" Sahut Jihan tanpa ragu
"Temen atau temen nih, ehemm" kata santriwati yang satu lagi yang memakai kerudung warna pink, berpipi caby
Justin menunduk merasa sedikit malu malu, mimik wajah nya bukan lagi seperti seorang ketua geng, yang selama ini iya dikenal garang dan beringas, seketika berubah menjadi seperti seorang lelaki yang lembut.
"Apaan sih kalian, ayo cepat kita masuk, acara udah mau dimulai tuh"
Mereka pum berbondong bondong masuk kedalam ruangan pondok. Justin duduk dekat santri lelaki lainnya. Mesti masih merasa canggung tapi ia mencoba bersahabat dengan keadaan yang dia pilih sekarang, dari kejauhan Jihan terus memperhati kan Justin dengan terkesima dan mereka saling curi pandang.
"Astaghfirullah! Kenapa aku terus ngeliatin dia, tahan Jihan tahan" guman Jihan sendiri
Ustadz Abdul Rizak memulai ceramahnya, dipertengahan ceramah nya, ada beberapa bait kalimat yang memilukan hati Justin, membuatnya haru dan benar benar merasa selama ini dia emang masuk ke jalan yang salah.
"Ada riwayat seorang ahli ibadah yang pada suatu malam dia bermimpi bertemu dengan malaikat, dalam mimpinya itu malaikat memberikan tiga pilihan pada nya. "Hai sang ahli ibadah kalau kamu disuruh memilih tiga dosa, dosa mana kah yang akan kamu pilih? Pertama Zina, kedua membunuh, ketiga meminum khamar atau minuman keras?" Lalu sang ahli ibadah itu menjawab, "saya memilih Khamar wahai malaikat," sang malaikat pun kembali berkata, "pilihan kamu yang ketiga itu sangat merugikan karena setiap orang yang meminum khamar pasti mabuk, dan mabuk itu tidak sadar untuk berbuat zina lalu membunuh dan kamu telah melakukan tiga dosa itu "
Justin tak kuasa menahan tangis, ia menunduk setelah mendengakan penuturan ceramah daru ustadz Abdul Rozak tersebut. Selama ini bermabuk mabukan yang ia gemari, adalah induk dari semua dosa, Justin benar benar menyesal atas perbuatan nya sebelum nya, kini dia benar benar bertekad untuk berubah jauh lebih baik daru sebelumnya, semoga aja Allah swt mengampuni segala dosa nya dimasa lalunya.
"Astaghfirullah ...... astaghfirullah.... Ampuni hamba ya allah" batin Justin meratap
Setelah acara pengajian selesai, Justin dan Jihan kembali pulang jalan kaki. Diperjalan Justin terus memikirkan ceramah ustadz Abdul Rozak tadi, dari sana dan karena Jihan, Justin mendapat pelajaran dan hidayah yang sangat berarti setelah mengikutin pengajian tadi, ia benar benar taubat nasuha.
"Jihan, makasih! Kamu udah membantuku kejalan yang benar" ucap Justin
Jihan terseyum bahagia, ia bangga melihat Justin benar benar sudah berubah jauh lebih baik dari sebelumnya.
"Aku cuma perantara saja Jus, allah masih sayang sama kamu maka nya kamu masih diberikan kesempatan untuk bertaubat, kamu beruntung Jus" sahut Jihan
Saat mereka berjalan kaki sambil bercanda ria, tiba tiba Justin dan Jihan dikejutkan oleh sepasang anak kecil yang kira kira masih SD dan berumur 11 tahun yang sedang berduaan di pinggir jalan, dan makan cemilan disana, sontak saja Justin melihat nya menjadi geram.
"Woy dek, masih kecil kalian ya, udah berani pacaran.. mau jadi apa kalian berdua kalo udah gede nanti!" Ucap Justin bernada keras
"Kita gak pacaran kok kak,kita cuma temanan doang!" Sahut anak kecil yang perempuan
Anak kecil lelaki pun ikut menyahut.
"Kakak berdua tuh yang pacaran, ciee cieee"
Semoga kalian suka :-) jangan lupa mampir juga ke cerpen saya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧
nice thor
2022-03-16
0
JW🦅MA
nyuss
2021-11-06
3
JW🦅MA
emanb mantap
2021-11-06
3