Bab 3

Justin terus menyondorkan kerudung nya dan memaksa Jihan untuk mengambil nya.

"Pokoknya kamu harus terima, hargai lah hasil jerih payah saya, saya membeli ini, dengan uang halal, saya kerja seharian di pasar"

Mendengar itu Jihan langsung mau menerima kerudung dari Justin

"Makasih Jus, maap merepotkan mu"

"Iya sama sama, gak ngerepotkan kok, malah saya yang merepotkan mu" Justin tersenyum

Justin mulai merayu Jihan, untuk mengungkap kan kekagumannya, karena ia benar benar kagum pada Jihan.

"Jihan, saya mau terus terang, saya sudah nyaman sama kamu, saya merasa tenang, damai, saat berhadapan dengan kamu, hem agak gimana gitu"

"Gimana apa nya?" Tanya Jihan penasaran

Justin sedikit merasa kaku, baru kali ini ia gugup saat berhadapan dengan perempuan, tidak seperti yang sering ia lakukan saat merayu perempuan-perempuan lain. Ia mencoba ngomong tapi susah benar benar sangat berbeda ketika ia merayu perempuan perempuan lain dengan ucapan yang lantang.

"Justin! kok kamu diam?" Tegur Jihan

Justin seperti grogi, lidahnya kaku untuk mengucapkan nya, padahal dia mau ngomong.

"Parah gua gak bisa ngomong... Duh gimana ini" Justin membatin

Justin menyadari bahwa Jihan bukan seperti perempuan perempuan lain, yang gampang dirayu, Jihan lebih istimewa ketimbang mereka, Jihan adalah salah satu dari wanita pilihan menurut nya, bukan wanita murahan seperti yang sering ia temui selama ini, karena merasa kaku Justin pun segera mengalihkan pembicaraan nya, kepembicaraan lain.

"Saya boleh gak, lihat wajah kamu? Sebentar aja" pinta Justin

Jihan menghela nafas "maaf, saya gak bisa buka cadar ini" Jihan menolak

"kenapa?"

"Saya akan buka nanti, saat ada seorang lelaki yang mengkhitbah saya, itu pun saya buka cuma sebentar" ucap Jihan

Justin semakin mengerti gadis religius seperti Jihan banyak aturan-aturan agamanya, karena Jihan benar benar menaati aturan agama itu, kan dia adalah wanita soleha, yang termasuk susah didapatkan, makanya dia terlihat berbeda dari gadis gadis yang sebelumnya yang ia temui.

"Oh gitu, yaudah maaf telah meminta nya"

Jihan mengangguk sambil tersenyum manis dibalik cadarnya, tanpa diketahui Justin.

"Kamu punya nomor hp gak?, Kalo ada boleh saya minta" Tanya dan pinta Justin

"Punya si, tapi saya gak mau ngasih nomor hp saya sembarangan" sahut Jihan

"Kenapa? Kamu gak percaya sama saya"

"Bukannya gitu, saya dibatasi menggunakan hp sama abi dan umi, jadi saya susah untuk berkomonikasi dan saya gak mau nanti kamu susah menghubungin saya" jawab Jihan

"Oh begitu... Tapi kamu kapan keluar rumah, kemana gitu?"

"Hari minggu besok, saya ada pengajian di pondok, gak jauh dari sini, emangnya kenapa? Kamu mau ikut?"

Justin mendadak semangat dan senang, baginya ini kesempatan langkah untuk bisa pergi bareng Jihan.

"Iya saya mau ikut sekalian belajar ngaji, saya boleh gak bareng kamu kesana, sekaligus nemani kamu biar gak sendirian!"

"Boleh, tapi jalan kaki yah, saya gak mau bonceng motor, jadi kita jalan kaki aja"

Justin tergelak, kembali ia merasa tertantang dengan gadis itu.

"Iya.. iya, gak apa apa" sahut Justin

Tak terasa dua jam mereka mengobrol dengan terhalang jendela, tiba tiba salah seorang tetangga bangun dan keluar dari pintu rumah nya. Orang itu lalu melihat Justin yang sedang berdiri dibawah jendela kamar Jihan.

"Woy siapa itu? Maling...... !"

Jihan dan Justin pun kaget dan langsung panik.

"Cepat kamu lari ! Kamu ketahuan orang, cepat ntar digebukin"

"Iya..... Assalamualaikum Jihan!"

"Iya, wa'alaikumussalam!"

Justin berlari sekencang kencangnya, dan Jihan pun segera menutup jendela kamarnya.

Sejak bertemu dan ngobrol bareng Jihan, Justin mulai bertekad ingin berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya, ia sudah cukup puas bermain didunia hitamnya. Kini Justin berniat mengundurkan diri dari geng nya yang sudah hancur karena peristiwa malam itu, iya ingin fokus hanya untuk memperbaiki dirinya dan fokus untuk Jihan. Justin telah menjual sepeda motornya yang ada di dalam ruko kosong, sebuah ruko dari seseorang yang diamatkan kepada Justin untuk mengurusnya.

Justin lalu pergi kerumah salah satu spesialis membuat tato ditubuh, dia pergi kesana untuk mengahapus tato tato ditubuhnya. Dengan rasa yang tak terkira, Justin sekuat tenaga menahannya saat tubuhnya disetrika agar tato tato di tubuhnya itu mengelupas, dan kini tubuh Justin bersih dari dari gambar gambar yang tak ada faedahnya itu.

Setelah tubuhnya bersih dari tato tato itu, kini dia menghilangkan warna cat dirambutnya, untungnya dia tidak suka memakai anting anting, jadi telinganya tetap rapat. Karena seorang lelaki tidak diperbolehkan menjadi imam sholat apabila ada lubang ditelinganya yang di buat secara sengaja.

Kita seluruh tubuh Justin sudah bersih, dari tato dan cat rambut dan dia pun mulai membeli berpakain layak nya seorang lelaki soleh, ai membeli pakaian dengan uang yang ada di tabungan nya, yang udah lama gak di ambilnya, sekarang ia merasa lega dengan itu, dia menjadi lebih baik.

Karena penampilan nya berubah ketampanan nya pun menambah, setelah selesai semua Justin pun pulang dan beristirahat.

Minggu paginya, Justin bersiap siap untuk pergi kerumah Jihan, ia sudah berpakaian rapi dengan menggunakan baju kokoh dan peci. Penampilannya berubah drastis ia tampak tampan alami jika berpakaian seperti itu.

Sesampainya dirumah Jihan, ia memberanikan diri bertemu dengan paman dan bibinya Jihan, yang kebetulan sedang ada duduk diluar.

"Assalamualaikum... Pak! Bu!" Salam Justin

M. Akbar berserta istrinya Linda Kojidah terkejut dengan kedatangan tamu, seorang pemuda tampan yang tak dikenal. Pak akbar melirik Justin dari atas kebawah.

"Wa'alaikumussalam!" Jawab salam pak Akbar dan bu Linda

"Maaf, adek siapa?" Tanya pak Akbar

"Sayang temannya Jihan pak, apa Jihan ada didalam?' jawab Justin dengan nada bicara yang lembut

Pak Akbar dan istrinya pun saling memandang dengan rasa heram, hatinya seolah bertanya tanya darimana Jihan bisa kenal dengan pemuda itu, padahal Jihan tidak pernah keluar rumah. Seketika itu Jihan keluar karena ia tahu yang datang itu pasti Justin.

"Justin"

Pak Akbar lantas bertanya kepada Jihan dengan nada suara yang kecil.

"Siapa pemuda itu Jihan, Darimana kamu mengenal nya?" Tanya pak akbar

Disitu Jihan menjelaskan apa adanya tentang Justin dan tidak ada yang ditutupi nya, mesti sempat kaget tapi pak Akbar dan bu Linda mencoba memahaminya. Mereka juga yakin bahwa Justin ada la pemuda yang baik.

"Pak.. Bu.. kenalin saya Justin, maksud kedatangan saya kesini ingin mengantar Jihan pergi ketempat pengajian, apa boleh?" Ucap Justin

"Pak Akbar dan Bu Linda pun akhirnya mengizinkan"

"Makasih pak.. bu.."

Jangan lupa ya, jejak nya tinggalin, dengan cara like komen dan vote

Terpopuler

Comments

🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧

🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧

jejak ku

2022-03-16

0

JW🦅MA

JW🦅MA

lanjut ya

2021-11-06

1

JW🦅MA

JW🦅MA

bikin pingin baca terus

2021-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!