Kaisar Yang peduli dengan Amelia

Langit tiba-tiba berubah hitam awan mendung mulai terlihat di atas wilayah tersebut.Angin kencang membawa badai debu ke sekitaran mereka, Frederick yang tidak ingin wanita nya sakit karena cuaca buruk segera meraih tangan Mathilde agar kembali ke tenda.

"Aku salah sudah mengkhianati kepercayaanmu,tapi tolong beri kesempatan itu lagi .mulai saat ini aku akan menjauhi selir kedua seperti yang kau minta"

"Fred... betapapun menyedihkan nya diriku , aku tidak akan mempertahankan orang yang tidak lagi menginginkan ku"sahut Mathilde dengan setitik buliran bening yang menetes dari sudut matanya.

" aku mengerti sayang tolong tetaplah bersama ku"

Ucap Kaisar saat merengkuh tubuh bergetar tersebut kedalam pelukan nya.

sungguh rapuh perasaan kekasih nya, tidak mungkin dia tega berkhianat demi rubah yang jelas-jelas sangat kotor .

"Kaisar semua prajurit sudah berada di tenda begitu pula dengan pelayan"

"Suruh mereka agar tetap waspada, bila terjadi keadaan darurat segera pergi ke terowongan bawah tanah"

Rasanya akan ada badai besar datang, Kaisar menyuruh para bawahan supaya bersiap bila badai itu menghantam tempat mereka. Tidak ada yang tenang di situasi seperti ini, Frederick merasakan gelisah untuk beberapa hal.

Terowongan bawah tanah bukan solusi yang tepat karena kemungkinan besar akan terjadi longsor juga didalam. Tanah di wilayah ini berupa butiran pasir halus ketika terkena air mereka akan rawan longsor.

Tak lama kemudian badai pasir datang dan langsung menghantam tenda-tenda militer. Di tambah hujan deras seperti krikil-krikil berjatuhan ketika mengenai atap tenda, angin dari dua arah membuat tenda tidak dapat menahan tekanan.

"SEGERA KELUAR DAN AMANKAN DIRI KE TEROWONGAN! "

Kata Frederick setengah berteriak dia berada di luar untuk memastikan seberapa buruk situasinya .

Seketika para prajurit ikut keluar dan langsung mengikuti arahan Kaisar, Mereka pria sejati lebih dulu mengamankan pelayan wanita ke terowongan. yang dulunya digunakan oleh pekerja untuk memudahkan distribusi bahan bangunan seperti batu, pasir, besi dan lain sebagainya.

Mathilde dengan kepedulian nya terhadap mereka juga ikut membantu evakuasi , Ternyata pelayan wanita di tempat ini cukup banyak jumlah nya. walaupun merasa aneh tetapi dia tidak terlalu memikirkan nya.

"Frederick! apa kau yakin disana aman"

Bersamaan dengan perkataan nya kilatan tajam petir juga menyambar , dia pun sedikit menundukkan wajah karena tersentak kaget.

"disana aman kau tenang saja "sahut Frederick menyentuh lembut pipi Mathilde yang sudah basah akibat siraman hujan yang tidak kunjung berhenti.

walaupun dia tau keadaan sebenarnya seperti apa tapi ia memilih berbohong untuk menenangkan kekhawatiran wanita tersebut.

sedangkan Math terpaku oleh tatapan dalam Kaisar yang membuat hatinya berdebar.

lalu suara Kai dari kejauhan menyadarkan dirinya.

"Nona besar! Selir kedua menghilang! "

"apah!? "

Bukan dia yang menjawab melainkan Frederick . Suaminya dengan emosi mencengkram seragam militer Kai .

"BUKANKAH AKU SUDAH BILANG KAU HARUS MENJAGANYA"

Mathilde hanya memperhatikan hal itu seksama tanpa berniat ikut campur. Aku tidak menyangka Kaisar akan sepeduli ini kepada Lia, rasanya agak aneh bila dia tidak curiga keduanya mempunyai hubungan dekat sekarang.

Kai dengan suara rendah menjawab.

"Maaf Kaisar ketika saya kesana selir kedua sudah tidak ada di tendanya. atau mungkin selir kedua lebih dulu ke terowongan bersama yang lain"

"Kalau begitu kau cek ke terowongan! beri tahu yang lain agar ikut mencari keberadaan Amelia"

saat pusing memikirkan kemana selirnya pergi, dia tidak sengaja melihat ekspresi datar Mathilde yang diam seribu bahasa.

Kedua wanita itu adalah tanggung jawabnya, ia tidak mungkin mengabaikan salah satunya sebab semua orang telah mengetahui bahwa Amelia ikut bersama ia ke perbatasan.

bila sampai terdengar berita buruk tentang selir kedua, itu akan mempengaruhi reputasi kerajaaan.

"Maaf Mathilde aku harus memenuhi tanggungjawab ku untuk melindungi Amelia"

Tanggungjawab, reputasi, permaisuri. Math muak mendengar nya.

"terserah ,aku tidak akan membuat anda terbebani lagi dengan perasaanku yang mulia. Sekarang pergilah dan temukan selir kedua"

"terimakasih atas pengertiannya"

"yah "

Kembali Kaisar menghela nafas kasar setelah melihat istri pertamanya meninggalkan dia dalam suasana hati yang dingin.begitu sulit bagi ia memprioritaskan perasaan Mathilde.

Pergi menyusuri area kamp dia menyaksikan kalau tempat tersebut telah hancur karena badai yang menghantam. Belum ada jejak atau tanda kemana perginya Lia.

hingga ia akhirnya mendengar samar-samar tangisan seseorang di balik bongkahan batu besar. Jaraknya jauh dari terowongan maupun tenda dididirkan.

Ketika di cek itu adalah selir kedua yang tengah menangis ketakutan.

"bagaimana bisa kau berlari sejauh ini, ada apa dengan kakimu "

tanya Kaisar yang kemudian berjongkok untuk memeriksa keadaan kaki Lia yang lebam .

lalu secara terbata-bata Amelia menceritakan semua kejadian yang dirinya alami.

"S saya takut petir saat ada kilatan petir didepan tenda, saya langsung berlari ketakutan ke luar dan tidak sadar sudah jauh dari tenda"

"s saya... "

ucapan nya lebih dulu di potong oleh Frederick.

"baiklah, kita harus berkumpul bersama yang lain"

tubuh selir kedua di bopong Kaisar menuju kuda yang akan membawa mereka kembali ke area kamp.

Terowongan bawah tanah kini sudah penuh oleh orang-orang yang mempunyai khawatiran ekstrem soal kapan badai akan reda. bisakah mereka tetap berlindung di sana, semuanya merapatkan tangan saat seorang biarawati meminta mereka berdoa .

"Saya merupakan biarawati yang rutin ke perbatasan untuk membimbing wanita disini. Jadi sudah seharusnya kita kembali mendekatkan diri ke sisi Tuhan. Semua mari kita berdoa didalam hati masing-masing"

Ketika beberapa prajurit dan wanita mengikuti arahan yang Biarawati berikan. Sebagian besar pria diam-diam tertawa mengejek akibat hilangnya keimanan.

"Heh, Biarawati itu pintar memanfaatkan situasi genting untuk membuat mereka mengikuti kepercayaannya . benar-benar membuat ku muak" ucap Panglima bintang tiga kepada temannya.

"yah apapun dilakukan demi Tuhan' '"

"Kaisar datang lebih baik kita diam"

Kedatangan Kaisar bersama selir kedua sontak menjadi pusat perhatian. Para jendral senior yang menyukai sifat polos Amelia ikut merasa prihatin dengan keadaannya yang bertambah parah.

"Anak yang malang dia belum sembuh tetapi cobaan seolah terus mengincarnya " Perkataan Jendral Kriss mendapat anggukan setuju oleh yang lain. Mereka pun berjalan mendekati Frederick yang terlihat keos setelah berhasil menyelamatkan selirnya.

"Kaisar anda baik-baik saja? badai di luar pasti menyulitkan kalian "tanya Tuan Robert ingin memastikan kondisi sang pemimpin nya itu.

" saya baik Robert "jawab Frederick singkat dia bukanlah pria lemah yang akan tumbang hanya karena sebuah badai. Tidak mungkin yang lemah bisa menjadi penerus Aria , pastilah yang terkuat mendapatkan kesempatan tersebut.

"segera siapkan tempat untuk Selir "

segera pelayan membawa karpet yang lumayan tebal ke dekat Kaisar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!