Cemburu nya seorang Math

Sebuah hamparan ladang jagung terlihat melimpah ruah di sepanjang jalan desa kecil bernama Baraks yang ada di meldavian . Ladang seluas itu milik keluarga Brownsville tak heran kerabatnya ini termasuk bangsawan yang berpengaruh disana.

"jadi kalian memiliki sistem perairan khusus untuk gandum nya"

"ya kami hanya akan membuka bendungan di ujung desa beberapa kali sesuai kebutuhan tanaman. sehingga tidak akan ada kekeringan, sebab sistem perairan nya telah di atur"Frederick memangut paham dengan penjelasan Rosela. Salah satu keponakan paman nya yang sedang bekerja di pertanian keluarga.

"bagaimana soal pupuknya pasti kalian memerlukan jumlah sangat yang banyak " tanya Fred menggali lebih dalam lagi tentang pengolahan pertanian di ladang paman nya tersebut.

"hah... sebenarnya ini masih menjadi masalah . untuk itu kita membeli nya dari luar wilayah, dan kami belum memiliki kenalan resmi untuk pemasok nya"

Mendengar ada celah bisnis disini. Frederick pun langsung teringat kalau banyak penduduknya yang bekerja sebagai peternak. tentu mereka sedikit kesulitan membuang limbah kotoran yang bisa dijadikan kompos alami.

"oke Rose seperti nya kita akan menjadi teman bisnis kedepannya"

"wah benarkah aku senang mendengar nya tuan"

Ucapan Fred disambut senyum sumringah Rosela. Dia juga senang bila kedepannya mereka berdua akan sering bertemu nanti.

Kapan mereka selesai berbicara dan kenapa Fred begitu akrab dengan gadis ini.

Sejak tadi Math terus menggerutu didalam benak nya setelah melihat keakraban kedua manusia didepan nya itu. Tapi dia juga tau Fred bukan bermaksud sengaja. kekasihnya ini sedang berusaha mencari solusi dari masalah yang ada negera mereka .

Mungkin dengan berbincang bersama Rosela, Fred akan langsung mendapatkan pencerahan.

"Kaisar"

"Kaisar"Beberapa kali ia memanggil tapi tidak mendapatkan respon apa-apa.

Mathilde semakin dibuat tidak enak hati ketika ia merasa diabaikan keberadaannya oleh Frederick. Kedua orang itu malah asik dengan perbincangan nya sendiri, dan melupakan seseorang dibelakang mereka .

Ia pun berhenti mengikutinya membiarkan Frederick dan Rosela berjalan lebih jauh lagi kedepan .

Dengan tangan yang terkepal erat Math memutuskan untuk kembali ke kediaman Brownsville .tanpa memberitahu Frederick.

Math pergi ke tempat dimana ia menitipkan Scout, setelah melempar sekantung koin perak pada penjaga nya dia langsung memacu Scout kedalam sebuah hutan.

" Frederick brengsek! " Umpat Mathilde yang memacu scout dengan kecepatan tinggi. Dirinya sekarang tengah diliputi rasa cemburu sehingga sulit untuk mengontrol emosi nya.

Kedua nya membelah hutan dengan kemarahan, hingga Scout tidak sengaja menyandung akar pohon yang membuat Mathilde terlempar cukup jauh ke tanah .

"akh " Beruntung batang kayu kecil itu tidak sampai menembus pipi nya. Dia hanya terluka bukan masalah besar .Math lalu berjalan sempoyongan mendekati Scout yang sedikit agresif.

cup

cup

"maaf scout aku terlalu terbawa emosi tadi "

Melihat tuanya terluka, scout pun mulai tenang dia membiarkan Mathilde menaiki dirinya kembali. Kali ini mereka hanya berlari kecil sembari menikmati keindahan hutan pinus.

Akhirnya mereka sampai dibelakang kastil keluarga Brownsville. hutan yang mereka lewati masih satu kawasan dengan hutan yang ada dideket kastil tersebut.

Prajurit pun segera membukakan gerbang bagi Mathilde . setelah memasukkan scout ke kandang nya, dia mengobati luka nya sendiri tanpa meminta bantuan dari pelayan.

aw

"apa ini bekerja, sepertinya akan sembuh dalam waktu lama" Bisa dilihat bahwa Mathilde benar-benar wanita kuat yang tidak ingin merepotkan siapapun.

Rasa sakitnya pun selalu ia sembunyikan dari orang lain.

Ketika malam tiba Frederick baru menyadari ada yang hilang dari sisinya. Dan itu adalah kekasihnya sendiri, Mathilde yang telah pergi entah ke mana.

makan malam di rumah rosela harus dia tinggalkan demi mencari Math yang kemungkinan sudah kembali ke kota.

"Maaf Rose sepertinya aku tidak bisa ikut makan malam"

Rosela pun kecewa mendengar nya dia memasang wajah memelas berharap pria tersebut tetap ikut malam.

"benarkah kenapa mendadak sekali? Lagipula hari sudah gelap akan berbahaya bila pulang sekarang"

Tapi Fred terlanjur cemas memikirkan Mathilde sehingga ia tetap ingin pergi dari sana. "Aku harus pergi sebelum dia semakin marah"

Dia? siapa yang Frederick maksud. Ah jangan jangan wanita yang sejak tadi mengikuti kami dari belakang merupakan kekasih Tuan.dia pergi karena cemburu melihat kami.

pikir Rosela yang teringat dengan sosok Mathilde.

Akhirnya Rosela membiarkan Frederick pergi, gadis tersebut tidak henti henti nya memandang punggung pria yang berhasil membuat nya tertarik. Sayang sekali pria pujaan nya sudah memiliki kekasih .

Dari awal Rosela belum mengenal sosok Frederick yang sebenarnya . dia hanya mengira Fred adalah teman bisnis paman nya yang kebetulan mengunjungi lahan gandum mereka.

Bagaimana kalau dirinya tau bahwa mereka masih saudara jauh.

Di tempat lain Mathilde tengah berendam dilautan susu dan bunga yang disebarkan oleh pelayan. Dia melakukan ini supaya pikiran nya tenang lalu melupakan hal bodoh itu lagi.

Dia hampir terluka karena cemburu, bukankah lucu.

"perasaan mu sudah kelewatan Math ingat jangan terlalu mencintai manusia karena mereka juga pendosa sepertimu. " guamnya pelan, selama ini Math memang sengaja membatasi perasaannya dalam mencintai Frederick.

sebab setatus dan gelar yang pria itu miliki tidak menjamin membuatnya 'setia'.dia seorang Kaiser maka akan ada banyak keluarga bangsawan yang berlomba lomba memasukkan putri mereka untuk mengisi heremnya nanti.sedangkan dia bukan orang berkuasa ,yang bisa menghentikan keputusan mereka.

"Ohh aku mengerti kenapa permaisuri Maria menolak Fred berhubungan dengan ku."

Karena aku adalah wanita egois yang enggan berbagi tempat dengan orang lain . Bila Fred memilihku maka istana akan hancur, yah aku paham sepenuhnya

Ditengah kegundahan hati yang ia rasakan. Seseorang masuk dengan lancang nya dan orang itu merupakan Frederick yang terlihat khawatir.

"tutup lagi tirai nya"

"apa kau baik baik saja"

Melihat sikap acuh Math, Kaisar menduga kalau dia telah melakukan kesalahan fatal.

"Mengabaikan wanita yang selalu mengerti kondisimu karena wanita lain adalah hal buruk.

Bila kamu ingin informasi dari mereka,Tugaskan saja aku jadi kau tidak perlu berbincang panjang lebar dengan Rosela. "

Tidak seperti perempuan lain yang akan menyembunyikan kemarahan nya. Demi hubungan seimbang, kedua belah pihak memang harus bersikap terbuka kepada pasangan nya.

agar sama-sama mengerti tentang masalah di antara mereka.

dan Frederick juga Mathilde sudah menerapkan prinsip ini bertahun-tahun lamanya.

"Haha seorang Mathilde yang cuek pun bisa cemburu juga kepadaku. akhirnya kau merasakan juga apa yang aku rasakan ketika melihatmu dikelilingi oleh banyak pria "

Bukannya takut mendengar perkataan tajam dari kekasihnya , Fred malah tersenyum lebar dengan memberi ciuman bertubi-tubi ke pipi Mathilde yang basah.

"Fred harusnya kita bertengkar bukannya... sudahlah "

Bibir Mathilde berkedut beberapa kali, saat mengetahui respon pria ini tidak seperti yang dia bayangkan. Sekarang kemarahan nya juga sudah hilang digantikan dengan suasana harmonis kembali diantara mereka berdua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!