Teman Haikal

Hari ini adalah hari perayaan untuk kesembuhan Haikal. Mahendra memnuat acara yang sangat besar disalah satu hotel bintang lima yang jelas sangat mewah, dia mengundang semua karyawan, rekan bisnis, teman dekat, keluarga dan juga pihak rumah sakit tempat Haikal dirawat khususnya dokter Hendery.

Haikal sedang bersiap siap dibantu oleh beberapa asisten sedangkan Mahendra dia sudah siap dari tadi dan sedang menyambut para tamu.

"Tuan kecil minum obat dulu ya, ini obatnya" Mina.

"iya bi... oh iya bi papa udah dibawah ya?" Haikal.

"Iya tuan" Mina.

Haikal langsung meminum obatnya dan lanjut untuk bersiap, Haikal yang sudah selesai bersiap pun langsung menyusul Mahendra.

"Tuan Mahendra selamat atas kesembuhan putra anda, saya senang anda mengundang kami" Hansen.

"Terimakasih sudah datang tuan Hansen tentu saya akan mengundang anda dan keluarga, silahkan nikmati jamuannya..." Mahendra.

Mahendra menyapa para tamu sembari menunggu Haikal. Tamu yang datang sangat banyak dan berasal dari kalangan atas, mereka menggunakan pakaian formal karena acara ini diadakan oleh CEO perusahaan Wijaya.

Saat Haikal keluar dari lift matanya terpana melihat indahnya dekorasi untuk acara itu. Haikal langsung menutup mulutnya yang menganga karena sangking terpananya.

"Tuan Kecil mari silahkan" Arif menggandeng tangan Haikal dan membawanya menemui Mahendra.

"Tuan... Tuan kecil ada disini" Arif.

Mahendra langsung berbalik untuk melihat sang anak.

"Kala..." Mahendra sempat terdiam melihat Haikal yang kini berdiri didepannya. bukan karena apa tapi ini pertama kalinya Haikal menggunakan pakaian yang formal dan itu nampak cocok padanya.

"Papa kenapa liatin kala kayak gitu? kala jelek ya? om Arif sih kan kala udah bilang gak mau pakai baju yang ini kala tuh gak cocok pakai dasi om" Haikal merengek karena mengira Mahendra tidak suka dengan penampilannya.

"Hei papa gak bilang gitu lo... kala cocok pakai baju ini, cocok banget malah... papa suka" Mahendra memegang kedua pundak Haikal dan melihat sang anak dari atas ke bawah.

"Benar benar anak papa ganteng banget... tapi ada yang kurang" Sambung Mahendra.

"Apa pah yang kurang?" Haikal bingung.

"anak papa kok polosan banget sih? sini tangannya ini pakai jam tangan papa biar makin ganteng... nanti papa belikan jam tangan baru sekarang pakai punya papa dulu" Mahendra.

Acara pun dimulai Mahendra meminta Haikal untuk naik ke atas panggung bersama dengannya dan memberikan sambutan kepada para tamu yang hadir.

"Kepada semua tamu yang terhormat... saya CEO perusahaan Wijaya memperkenalkan putra tunggal saya Haikal Wijaya, saya sangat berterimakasih kepada semua tamu yang sudah bersedia hadir dan mendoakan putra saya...

Tidak lupa kami sangat berterimakasih kepada pihak rumah sakit Mutiara terutama dokter Hendery selaku pemimpin team dokter yang sudah bekerja keras untuk kesembuhan putra saya, sebagai tanda terimakasih saya akan menanamkan dana ke rumah sakit Mutiara" Mahendra.

Semua tamu yang ada disana bertepuk tangan memberikan apresiasi kepada Mahendra. Sekarang giliran Haikal yang bicara untuk menyampaikan pesan dan kesannya.

"Terimakasih untuk semua yang hadir di sini untuk mendoakan kebaikan Kala... Terimakasih papa karena sudah membuat acara sebesar ini untuk kala, pah kala sayang sekali sama papa...

Kala mungkin bukan anak yang sempurna tapi papa selalu menjadikan kala yang pertama, Terimakasih papa" Haikal tersenyum lalu memeluk Mahendra dengan senang hati Mahendra membalas pelukan Haikal dan mencium kening anaknya.

"Kala sempurna untuk papa dan papa juga sangat menyayangi kala... sehat terus ya nak, dan bahagia selalu sayang" Mahendra.

Acara dilanjutkan dengan pertunjukan musik dan makan malam bersama. Para tamu juga memberikan ucapan selamat dan hadiah untuk Haikal.

"Haikal selamat ya sekarang kamu sudah sembuh dan ini hadiah buat kamu" Hendery.

"iya Om dokter makasih ya... anak om dokter mana? katanya mau main sama kala" Haikal.

"Vino sini nak" Hendery memanggil putranya yang sedang berbincang dengan ibunya.

"Ini anak om namanya Vino dan Vino ini Haikal... kenalan dulu" Hendery.

Vino dan Haikal akhirnya berkenalan mereka saling mengobrol dan bertukar cerita. keduanya langsung akrab karena punya banyak kesamaan, bukan hanya itu mereka juga saling bertukar nomor telpon.

Vino dan Haikal bermain ditempat yang sudah disediakan sedangkan Mahendra dan Hendery hanya memperhatikan dari jauh.

"Kala anak yang mudah berteman" Hendery.

"Benar tapi dia kadang kesulitan untuk mengendalikan emosinya, saat marah atau kesal dia cenderung akan melukai diri sendiri... apa ada solusi untuk itu dok?" Mahendra.

"setiap masalah pasti ada solusinya... saya punya kenalan yang bisa membantu dia seorang psikolog nanti saya kenalkan" Hendery.

"Terimakasih..." Mahendra.

"Hallo boleh kita ikut main?" Ada dua orang anak laki laki yang menghampiri Vino dan Haikal. mereka berdua sepertinya anak dari tamu yang hadir, dengan senang hati Vino dan Haikal mengizinkan mereka bergabung untuk bermain.

"Aku Haikal..."

"Aku Johan, dan ini adik kembar aku Jefan" Sahut Johan dengan tersenyum manis.

"Aku Vino..." Ucap Vino ikut memperkenalkan diri.

"Halo Vino... ehm kita makan es krim yuk terus main lagi, tadi disana ada es krim banyak banget" ucap Jefan mengajak semuanya ikut makan es krim.

"Ayok..." Haikal berseru gembira mereka pun pergi untuk makan es krim bersama.

Mahendra melihat Hansen yang sepertinya sedang kebingungan kesana dan kemari seperti mencari sesuatu.

"Tuan Hansen anda sedang mencari siapa?" Mahendra.

"anak anak saya mereka terpisah dari saya dan pengasuhnya, astaga mereka dimana?" Hansen.

"Maksud anda mereka berdua?" Hendery menunjuk ke arah Johan dan jefan yang sedang makan es krim bersama Haikal dan Vino.

"Astaga papi nya nyari kesana kemari sampai khawatir setengah mati mereka malah makan es krim?" Hansen.

Mahendra dan Hendery tertawa melihat ekspresi wajah Hansen.

"Kalau tidak bikin orang tuanya emosi bukan anak anak namanya" Sahut Mahendra yang masih terus tertawa.

Haikal dan teman temannya masih sibuk makan es krim. setelah puas dengan es krim mereka lanjut makan kue dan bermain lagi.

"Haikal kamu tidak sekolah?" Vino.

"Aku baru akan masuk sekolah hari senin nanti, oh iya kalian sekolah dimana? siapa tau kita bisa jadj teman satu sekolah" Haikal.

"Kami berdua Home schooling karena papi khawatir kalau kami sering keluar rumah" Sahut Jefan sembari memakan kuenya.

"Kalau aku sekolah di SMA Bintang..." Sahut Vino dengan antusias.

"sma Bintang? bukannya itu deket sama sma Buana?" Haikal.

"Iya..." Vino.

"Kebetulan banget... aku mau sekolah disma Buana" Haikal.

"Yah bukannya jadi temen satu sekolah malah yang ada sekolah kita tetanggaan gimana sih konsepnya" Vino memasang wajah kesalnya dan membuat Haikal tertawa.

Episodes
Episodes

Updated 80 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!