Teman

Niko memasak nasi goreng untuk Haikal dengan nanar Niko menatap putranya yang sedang makan dengan lahap.

''bapak nasi gorengnya enak hehehe". Haikal

''iya kalau enak Kala habisin ya makan yang banyak habis itu minum obat'' Niko menatap putranya dengan mata berkaca kaca.

''pak kala mau minum". Haikal

''bapak ambilin ya nak" Niko mengambilkan segelas air untuk Haikal. setelah sang anak selesai makan Niko membuatkan dot untuk Haikal, karena autisme yang diderita Haikal dia memang berperilaku seperti anak berusia lima tahun tapi dia juga sangat cerdas dia sudah bisa membaca padahal dia tidak bersekolah.

Niko menemani Haikal kembali ke kamarnya Haikal menaruh kepalanya dipangkuan sang ayah sambil memegang botol dot berisi susu hangat buatan sang ayah.

"bapak Kala bingung kenapa ibu gak pernah sayang sama Kala?". Haikal

''ibu sayang kok sama Kala tapi ibu belum bisa aja mengungkapkan itu ke kala". Niko

"pak Kala pengen banget sekolah... kata kakak semua orang harus sekolah biar pinter, kala pengen pinter kaya kakak". Haikal

''Kala doa kan bapak punya banyak uang ya nak, kalau bapak punya banyak uang bapak janji akan sekolahin kala". Niko

"Pak kata kakak... kala cacat emangnya cacat itu apa sih pak?". Haikal dengan polosnya bertanya kepada sang ayah, Niko hanya diam dia tidak tau bagaimana cara untuk menjelaskan hal itu kepada Haikal.

"Udah sekarang Haikal bobo ya bapak mau ke pasar lagi nyusulin ibu". Niko

"kala ikut pak... dirumah kala kesepian gak ada teman, kala ikut bapak ya?" Haikal

''ya sudah ayo kita berangkat" Niko

Haikal ikut bersama ayahnya ke pasar dia membawa boneka kesayangannya dan tas berisi dot, botol air minum, dan bekal. saat sampai Haikal duduk dikursi yang disediakan sang ayah.

"Bapak ngapain sih bawa dia kesini bikin malu aja". Dewi

''Malu? dia anak kita bu kenapa harus malu? dia itu rezeky titipan dari Allah" Niko

"Rezeky buat bapak tapi musibah buat saya" Dewi marah dan pergi begitu saja, Haikal yang tidak tau apa apa bingung karena sang ibu tiba tiba pergi meninggalkan lapak dagangan mereka.

''Kala disini dulu ya nak bapak mau nyusulin ibu" Niko

Haikal hanya mengangguk pelan sambil memeluk bonekanya.

Saat sedang sibuk bermain tiba tiba ada pria yang menghampiri Haikal pria itu menggunakan setelan jas rapi dia juga dijaga oleh beberapa bodyguard.

Mahendra (30thn)

''Tuan kenapa tiba tiba ingin kepasar ini?" ucap salah seorang bodyguard itu.

"aku bosan saja" sahut Mahendra

"tuan mau beli ikan?" tanya Haikal dengan polosnya dan tatapan imutnya Mahendra terkekeh dia sangat gemas pada Haikal.

"memangnya kau jualan ikan apa adik kecil" tanya Mahendra dengan tersenyum.

"ikan nila, ikan kembung, ikan teri, ikan itu eum... kala tidak tau namanya" Haikal menunduk sedih dan malu karena tidak tau nama ikan itu.

''Hei jangan sedih... begini saja aku beli semua ikan ini bagaimana?" Mahendra berusaha menghibur Haikal yang bersedih.

"Tuan mau beli semuanya?" Haikal

''iya aku beli semuanya..." sahut pria itu lembut. Tak lama berselang Niko dan Dewi kembali mereka bingung melihat kehadiran pria itu.

"Maaf nama saya Mahendra... saya mau membeli semua ikan dagangan bapak dan ibu" ucap pria tadi yang ternyata bernama Mahendra.

"Tuan beli ikan sebanyak ini untuk apa?" Haikal.

*Plak!

tanpa banyak bicara Dewi menampar wajah Haikal dihadapan semua orang padahal anak itu hanya bertanya. Mahendra yang melihat itu refleks memeluk Haikal.

"Apa apaan anda?! menyakiti anak dibawah umur anda bisa saya penjarakan!" Mahendra.

"Kala salah ya bu?... maaf" Haikal memegangi pipinya yang terasa panas dan sakit.

"sakit ya? coba aku lihat hm" Mahendra memeriksa wajah Kala dan dia melihat dinding pipi bagian dalam Haikal terluka dan berdarah.

"tuan maaf istri saya sedang lelah dia hanya tidak sengaja melakukan itu pada putra kami" Niko

''Dek nama kamu siapa sayang?" Mahendra

"Haikal tapi lebih sering dipanggil Kala" sahut Haikal lirih.

"Kala besok jualan lagi kan?" Mahendra

''iya..." Haikal

''besok saya datang lagi dan beli ikan sama kala lagi, kala mau dibawain apa?" Mahendra

''Kala gak mau apa apa...'' Haikal

''kok gitu sih? saya tidak ada niat jahat kok sama Kamu saya seneng aja bisa ketemu kamu'' Mahendra

''kenapa kak? om kesepian juga ya sama seperti kala?" Haikal

mendengar itu Mahendra tersenyum dan memegang tangan Haikal.

"Eum... saya sedikit kesepian kala kamu tidk jadi teman saya?" Mahendra

''eum... Kala mau hehehe ini pertama kalinya Kala punya temen" Haikal

Mahendra mengusap lembut tangan Haikal.

''saya akan sering kesini buat bertemu kamu... sekarang kala bilang mau hm?" Mahendra

''kala cuma mau om sering sering dateng ya buat ketemu sama Kala... kala gak suka kesepian tapi kala gak punya temen semuanya ngejauhin kala kata mereka kala anak cacat" Haikal berucap dengan menunduk sedih dan meneteskan air mata.

''tuan maaf anak kami autisme" Niko

"memangnya kenapa kalau dia autisme? apa karena dia berbeda dia bisa diperlakukan tidak manusiawi? dia hanya anak anak... apa salahnya?" Mahendra.

Mahendra menghapus air mata Haikal dengan lembut dan memberikan sebuah kartu nama pada Haikal.

"Kala sayang... ini pegang ya kalau ada apa apa Kala minta tolong sama orang untuk hubungi nomor ini, ini nomor saya..." Mahendra.

"om orang hebat ya? disini tulisannya CEO... CEO itu apa om?" Haikal

"eum Kalau Haikal penasaran nanti saya jelasin, sekarang Haikal simpan dulu ya" Mahendra.

"pak ini ada uang lima juta untuk membayar semua ikan ini, saya beli semua tapi tolong langsung bawa Haikal pulang dan obati pipi nya" Mahendra

Seketika Dewi langsung mengambil uang itu dari Mahendra. anak buah Mahendra mengangkut ikan ikan itu dan Mahendra beserta anak buahnya pamit pergi. Haikal sangat senang karena akhirnya memiliki teman dia tidak perduli tentang uang dia hanya ingin berteman dan dekat dengan Mahendra.

''bapak kala punya temen... temen kala baik banget kan pak sampai beli ikan ikan kita" Haikal

"iya nak sekarang ayo pulang ikan kita udah habis" Niko

selama diperjalanan Mahendra hanya terus terbayang senyuman manis Haikal. dia teringat kepada ayah dan juga adiknya yang meninggal lima tahun lalu karen kecelakaan, adik Mahendra juga seorang anak autisme seperti Haikal saat itu Mahendra sedang berada diluar negeri untuk urusan pekerjaan dan saat dia kembali dia melihat ayah dan adik kesayangannya sudah tiada.

Mahendra sangat terpukul dan depresi setelah kematian adiknya. Hari ini karena bosan dikantor dia pergi ke pasar dan melihat Haikal anak manis yang ternyata juga penderita autisme sama seperti mendiang adiknya.

Terpopuler

Comments

R yuyun Saribanon

R yuyun Saribanon

karakter autisme menyendiri, ansos, ga banyak omong, ga peduli, suka tantrum kalau keinginannya ga rerpenuhi..ini malah sebaliknya..thor pahami kalau buat cerita..once

2024-10-23

0

axzz

axzz

bagus novelnya,,,lanjut lagi ya,,biar nggak sepi hehehhe

2023-04-05

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 80 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!