Kehilangan

Mahendra berlalu pergi dengan wajah datar dan tatapan dingin. Ayah Lisa berusaha menghentikan Mahendra dan langsung berlutut dideoan Mahendra saat itu juga.

''Nak Mahendra kita masih bisa bicarakan ini baik baik jangan putuskan kerja sama perusahaan kita nak, bapak bisa bangkrut" Ayah Lisa memohon sembari berlutut memegang kedua kaki Mahendra.

"itu bukan urusan ku" Mahendra menjawab dengan sangat singkat.

"Saya janji saya akan lakukan apa saja tapi jangan lakukan ini Mahendra" Ayah Lisa.

"Memangnya apa yang bisa kalian lakukan? Kalian tidak bisa membuat anakku bangun dari komanya, kalian tidak bisa mengembalikan senyumannya, kalian tidak bisa melakukan itu kan?! jadi menyingkirlah dari hadapan ku!" Mahendra mendorong Ayah Lisa yang memegangi kakinya dengan kasar dan pergi dari sana.

Bukannya tidak punya hati tapi saat ini Mahendra benar benar marah pada Lisa dan keluarganya. Jika saja Lisa tidak menyakiti Haikal mungkin Mahendra tidak akan semarah ini. Selama ini Mahendra tau dia hanya dimanfaatkan oleh keluarga Lisa untuk menjadi sumber dana perusahaan mereka tapi Mahendra hanya diam dan pura pura tidak tau karena dia mencintai Lisa.

Saat acara pemakaman ayah dan adik Mahendra beberapa tahun lalu keluarga Lisa juga tidak datang dengan alasan sedang berada diluar negeri tapi kenyataanya mereka ada Di Indonesia dan Mahendra tau akan hal itu. Hari ini semua amarah Mahendra meluap dan tidak bisa dibendung lagi.

Melihat Mahendra yang kalut Arif menggantikannya menyetir. Selama diperjalanan Mahendra menatap foto Haikal diponselnya.

"Tuan sebaiknya kita pulang dulu anda perlu istirahat" Arif

"Tidak usah... kita langsung ke rumah sakit saja, saya mau menjaga Haikal" Mahendra menjawab dengan suara berat menahan tangis.

dimata Arif sosok Mahendra adalah pria yang kuat dan tegar. Arif bahkan jarang sekali melihat Mahendra menangis, setau Arif Mahendra hanya menangis saat kematian orang tua dan juga adiknya.

Tapi hari ini Arif kembali melihat Mahendra yang menangis dengan begitu pilu. Dari sini Arif menyadari jika Haikal sangatlah berharga bagi Mahendra.

Setelah sampai dirumah sakit Mahendra ingin masuk ke ruangan Haikal tapi ditahan oleh tim dokter.

"Dokter ada apa? Kala kenapa dok?" Mahendra

"Dia mengalami kejang dan penurunan fungsi jantung, harap pengertian anda tuan silahkan tunggu diluar" Dokter

Mendengar itu Mahendra mengangguk dan menunggu diluar dengan khawatir.

"Bi ada apa sama kala?" Mahendra

"Tadi tiba tiba tuan kecil kejang kejang hiks hiks terus tuan kecil seperti kesakitan tuan, bibi langsung tekan bel darurat dan dokter semuanya nyuruh bibi keluar" Mina menjelaskan apa yang terjadi kepada Mahendra.

Mahendra semakin khawatir dan hanya bisa berdoa. Didalam hatinya dia terus memohon keselamatan untuk Haikal.

"Om kala punya es krim mau gak?" Tiba tiba muncul bayangan Haikal didepan mata Mahendra entah dia sedang Berkhayal atau mungkin dia kelelahan tapi bayangan itu seakan nyata dihadapannya.

"Haikal hiks hiks Tuhan tolong jangan ambil Haikal dari ku sudah cukup kau ambil orang tua dan adik ku Tuhan... aku tidak punya siapa siapa lagi didunia ini selain Haikal hiks hiks hiks" Mahendra sudah tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Melihat itu Arif dan Mina hanya terdiam tidak ada yang bisa Mereka lakukan selain ikut mendoakan semoga Haikal selamat. Setelah beberapa waktu dokter keluar dan menghampiri Mahendra.

"Tuan Mahendra..." Dokter

"Dokter bagaimana keadaan Haikal?" Mahendra

"Dia masih bisa bertahan tuan tapi kondisinya sangat lemah, saya minta maaf mengatakan hal ini tapi saya harap anda bisa menyiapkan hati untuk semua kemungkinan yang bisa saja terjadi" Dokter

"apa maksudnya itu dokter? Apa Haikal tidak akan selamat?" Mahendra

"Melihat kondisinya yang sangat lemah harapan untuk Haikal bisa selamat sangat kecil, maaf tuan" Dokter

"TUAN!" Arif

Mendengar ucapan dokter Mahendra yang tidak bisa menerima kenyataan akhirnya jatuh pingsan. Arif dengan dibantu oleh dokter membawa Mahendra untuk ditangani.

"Dokter bagaimana keadaan tuan Mahendra?" Arif bertanya pada dokter yang baru saja selesai memeriksa Mahendra.

"Tenang saja beliau hanya Syok hal ini wajar saja terjadi lagi pula ayah mana yang tidak akan syok melihat kondisi putranya yang masih kecil seperti itu" Dokter yang tidak tau jika Haikal anak angkat Mahendra benar benar mengira jika Haikal adalah putra kandung Mahendra.

Setelah beberala menit Mahendra sadar dan dia melihat disampingnya hanya ada Arif yang menatapnya khawatir.

"Rif?" Mahendra

"Tuan syukurlah tuan sudah sadar, tadi tuan pingsan waktu dokter menjelaskan keadaan tuan muda" Arif

"Rif! Haikal gimana? dia baik baik saja, kan?" Mahendra langsung panik ketika teringat pada Haikal.

"Tuan muda masih kritis... dokter bilang kondisi tuan muda tidak memungkinkan untuk bertahan" Sahut Arif penuh sesal karena dia harus mengatakannya dengan jujur.

Mahendra melepaskan infus ditangannya dengan paksa dia tidak lagi perduli jika tangannya berdarah atau terluka. Mahendra kemudian beranjak dan langsung menuju ruangan Haikal, Arif sudah berusaha menghentikan Mahendra tapi gagal.

Saat memasuki ruangan itu jantung Mahendra seakan sudah berhenti berdetak, dia mematung saat melihat diatas tempat tidur Haikal tergeletak seseorang yang seluruh tubuhnya sudah ditutupi kain putih.

"Maaf tuan anak anda tidak terselamatkan..." Ucap seorang perawat kepada Mahendra.

dengan semua tenaga dan tekatnya Mahendra berjalan mendekati jenazah anak itu. Hatinya hancur dan dunianya seakan runtuh saat itu juga.

"Kala hiks hiks kenapa kala pergi? Kala bangun sayang Om disini hiks hiks hiks Kala bangun jangan tinggalin Om nak hiks hiks" Mahendra

Teriakan dan tangisan pilu Mahendra menggema didalam ruangan itu. Arif hanya bisa diam mematung dia sendiri juga sedih melihat semua ini.

"Haikal mau apa sayang? Haikal mau sekolah? mau baju baru? mau mainan? mau es krim? Om akan kasih semuanya untuk Haikal tapi bangun sayang hiks hiks bangun nak jangan tinggalin Om sendirian Kala hiks hiks Kala bangun!" Mahendra masih tetap memeluk jenazah itu dan menangis sejadi jadinya.

"Kala takut sendirian, kan? kala hiks om ikut sama kala ya? om temani kala main disana, nanti kita ketemu sama orang tua om dan Raya adiknya om... Kala tunggu Om ya sayang" Mahendra mulai melihat ke sekeliling dan dia mulai mencari cari entah apa itu.

Mahendra kemudian menemukan gunting medis dan berusaha menusuk lehernya sendiri tapi dengan cepat Arif menahan Mahendra.

"TUAN SADAR! Ini salah tuan saya tau anda sedih kehilangan tuan muda Haikal tapi cara ini salah!" Arif dengan sekuat tenaga berusaha merebut gunting itu dari Mahendra.

"Rif! Haikal itu takut sendirian Rif" Mahendra masih tetap melawan dan tidak mau melepaskan gunting itu akhirnya keduanya malah terlibat perkelahian.

Episodes
Episodes

Updated 80 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!