Dimana Dia?!

Karena Mahendra yang terus memaksa akhirnya pihak sekolah mengajukan Syarat yaitu mereka akan mengetes kemampuan Haikal dan jika Haikal lulus dari tes itu maka Haikal diperbolehkan sekolah disana. Meski awalnya ragu tapi Mahendra setuju dia yakin jika Haikal akan bisa melalui tes itu dengan baik.

Haikal dibawa ke ruangan para guru dan Mahendra hanya boleh menunggu diluar. Setelah satu jam menunggu dengan cemas Haikal keluar dari ruang guru.

"Kala gimana? Tesnya lancar kan?" Mahendra

"Kala bingung om... katanya jawaban kala bener tapi kenapa kala disuruh keluar? Kala ditolak ya om?" Haikal

Melihat Haikal yang sedih dan bingung Mahendra berusaha tersenyum dam memeluk Haikal.

"Gak apa apa sayang masih ada banyak sekolah lain yang bisa nerima kala, om janji kala akan sekolah gimana pun caranya" Mahendra mengeratkan pelukannya sembari mengusap lembut kepala Haikal.

*Ceklek

"Tuan Mahendra" Kepala sekolah memanggil Mahendra dengan lembut Mahendra melepaskan pelukannya.

"Kalau begitu kami permisi maaf sudah memaksa, saya akan menyekolahkan Haikal ditempat lain" Mahendra

"Tuan Mahendra anda tidak perlu membawa Haikal ke tempat lain, kami menerimanya" Sahut kepala sekolah.

Mahendra yang mendengar itu langsung tertegun tidak percaya.

"Benar pak kami menerima Haikal bersekolah disini, dan kami sepakat Haikal akan berada dikelas A 1" Kepala sekolah

Mendengar itu Mahendra sangat bahagia dia mengucapan terimakasih berulang kali kepada kepala sekolah dan para guru. Dia juga memeluk Haikal erat.

"Terimakasih banyak pak, saya sangat berterimakasih" Mahendra

"Tuan Mahendra anak anda sungguh sangat luar biasa, dia genius... saya bisa menjamin dia akan jadi orang sukses" Kepala sekolah

"Pak kepala sekolah jangan lupa siram tanaman yang ada didekat jendela dia kekeringan, akarnya tidak mendapatkan air jadi dia tidak bisa berfotosintesis kasihan..." Haikal

Kepala sekolah tertawa mendengar ucapan Haikal dan menepuk pundak Haikal pelan.

"iya nanti bapak siram... Haikal sudah boleh masuk sekolah minggu depan ya, selama satu minggu ini sekolah akan menyiapkan seragam, dan juga bangku untuk Haikal" Kepala sekolah

"Eum..." Haikal mengangguk lucu membuat semua orang gemas melihatnya.

Setelah mengucapkan terimakasih Mahendra membawa Haikal ke Mall untuk membeli buku dan peralatan sekolah lainnya. Haikal menceritakan semua yang ditanyakan para guru kepadanya saat tes tadi, Haikal juga menjelaskan apa saja jawabannya mendengar itu Mahendra semakin yakin jika Haikal adalah anak yang genius.

Setelah selesai berbelanja dan makan mereka pulang. Haikal yang kelelahan tertidur disofa ruang tamu, Mahendra membiarkannya dan pergi mandi Mahendra berniat memindahkan Haikal ke kamarnya setelah selesai mandi.

Niko terlihat melamun sambil duduk didepan dagangannya. Dia terus teringat kepada Haikal sebenarnya dia sangat merindukan putra bungsunya itu tapi Dewi melarang Niko walau untuk sekedar melihat Haikal dari luar rumah Mahendra.

Uang pemberian Mahendra dipakai oleh Dewi dan Winda untuk membeli rumah baru, mobil, dan foya foya. Mereka seakan tidak berpikir jika uang itu bisa saja habis.

"Bapak ngapain sih masih jualan ikan kaya gini?! aku sama ibu udah bikinin bapak toko sembangko mulai sekarang bapak gak usah deh jualan ikan lagi" Windi

"Iya mulai besok bapak gak akan jualan lagi" Niko

"Gitu dong" Windi

"Win mendingan uang itu jangan dipakai untuk hal yang gak berguna uang itu bisa habis kapan aja Win" Niko

"Ya udahlah pak kalau habis tinggal minta aja lagi sama si Mahendra itu, kalau dia gak mau kasih aku culik si cacat kesayangan dia itu nantinya dia pasti akan kasih aku uang hahahaha" Windi berucap seakan tanpa berpikir.

Niko tidak berkomentar ataupun menegur perilaku putrinya itu dia hanya diam dan memalingkan pandangannya begitu saja.

*Byur!

Haikal terkejut dan langsung terbangun saat seseorang tiba tiba menyiramnya dengan air. Orang itu ternyata adalah Lisa yang datang tiba tiba, Haikal yang terkejut hanya diam dan berusaha mengatur nafasnya.

"Enak ya tidur disini?! gara gara kamu aku sama Mahendra bertengkar dasar bocah aneh!" Lisa membentak Haikal dan membuat Haikal takut.

"Ma-maaf..." Haikal

"Maaf? enak banget minta maaf... kamu itu harus dikasih pelajaran, sini kamu!" Lisa menarik tangan Haikal kasar.

"Nyonya Lisa jangan bawa tuan kecil! Nyonya lepasin tuan Kecil" Mina berusaha melepaskan Haikal dari Lisa tapi gagal, Lisa membawa Haikal bersamanya masuk ke dalam mobil.

''Ampun hiks hiks lepasin Kala hiks Om! Om Mahen tolong Kala Om hiks hiks" Haikal yang ketakutan hanya bisa menangis dan berusaha memohon untuk dilepaskan. Tapi entah apa yang ada didalam pikiran Lisa dia tega membekap Haikal dengan bantal yang ada didalam mobilnya.

Supir Lisa sudah mencoba memperingatkan tapi Lisa malah menyuruhnya diam. Haikal pingsan dan nafasnya sangat lemah melihat itu bukannya merasa bersalah Lisa malah mengikat tangan dan kaki Haikal.

Mina menceritakan semuanya kepada Mahendra tanpa berpikir panjang Mahendra membawa semua anak buahnya dan mencari keberadaan Lisa. mereka berhasil melacak ponsel Lisa dan mengikutinya, Lisa berhenti ditepi semua danau.

Mahendra yang mengikuti Lisa sejak tadi segera menghampiri kekasihnya yang sudah hilang akal itu.

"LISA MANA KALA?!" Mahendra tidak bisa lagi menahan emosinya dia langsung mencengkram tangan Lisa dan membentaknya.

"Wah hebat ya kamu Hen demi anak yang bukan siapa siapa itu kamu bisa sekasar ini sama aku!" Lisa

"Aku gak mau debat sama kamu Lisa sekarang jawab aku dimana Haikal?! Dimana anak aku Lisa!" Mahendra sangat marah.

"Anak? Anak pungut maksud mu hah?! Asal kamu tau Hen anak itu udah mati!" Lisa

Mahendra semakin menguatakan cengkramannya ditangan Lisa. Dia tidak perduli lagi pada Lisa yang kini meringis kesakitan.

"Mahendra lepasin aku, sakit Hen" Lisa

"Dimana Haikal?! Aku masih bertanya sebagai manusia... jangan sampai kesabaran ku habis dan aku lupa kalau kau juga manusia!" Mahendra tatapan mata Mahendra membuat Lisa takut.

"Tuan disini! tuan muda ada disini!" Arif.

Mendengar teriakan Arif Mahendra melepaskan tangan Lisa dan langsung menghampirinya. Mahendra kaget melihat Haikal yang tidak sadarkan diri dengan keadaan tangan dan kaki terikat, bukan hanya itu wajah Haikal sangat pucat dan nafasnya sangat lemah.

"Kala? Kala bangun! Kala!" Mahendra panik karena Haikal tidak merespon panggilannya, Mahendra langsung mengangkat tubuh Haikal.

"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Haikal, aku bersumpah kau akan mati dengan mengenaskan" Mahendra dengan tatapannya yang penuh Amarah menatap Lisa tajam dan memperingatkan Lisa.

Setelah Mahendra dan anak buahnya pergi Lisa terduduk lemas ditanah. dia tidak pernah melihat Mahendra semarah ini sebelumnya.

"Demi anak itu kamu sampai mengancam ku Hen? sebenarnya kamu lebih memilih anak itu atau aku sih Hen hiks hiks hiks aku ini calon istri kamu, kita udah mau nikah tapi kamu malah cuman mikirin anak itu hiks hiks hiks" Lisa menangis saat ini dia tidak tau lagi harus berbuat apa.

Episodes
Episodes

Updated 80 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!