Terlelap

setelah dua minggu dirumah sakit Haikal sudah di izinkan pulang. Mahendra membawa Haikal ke rumahnya Haikal sangat kagum melihat rumah mewah Mahendra dia sampai tidak bisa berkata kata. Mahendra turun lebih dulu dari mobil dan membuka kan pintu untuk Haikal.

"Rumahnya besar sekali seperti istana" Haikal

"mulai sekarang ini jadi rumah kamu juga... ayo masuk" Mahendra menggandeng tangan Haikal masuk ke dalam rumah.

Didalam semua pelayan dan anak buah inti Mahendra sudah menunggu untuk menyambut mereka. Mereka membungkuk hormat kepada Mahendra dan Haikal.

"mulai hari ini Haikal akan tinggal disini... dia adalah tuan muda rumah ini, jaga dia baik baik dan perlakukan dia dengan baik kalau sampai ada yang berani menyakiti Haikal dia akan langsung berhadapan dengan saya" Mahendra

Setelah pengumuman resmi dari Mahendra semua pelayan memperlakukan Haikal layaknya pangeran. Semua tentang Haikal sangat diperhatikan awalnya Haikal bingung tapi lama kelamaan dia terbiasa dengan itu.

selama satu bulan Haikal dirumah Mahendra penampilannya berubah drastis dia juga semakin imut dan tubuhnya agak berisi walau tidak bisa dibilang gemuk tapi dia juga tidak sekurus dulu.

"Kala lihat om bawa apa buat kala" Mahendra

"itu apa om?" Haikal

"ini apa ya? eum... coba kala buka sendiri" Mahendra memberikan kotak kado yang cukup besar kepada Haikal.

dengan penuh semangat Haikal membuka kotak itu.

"Wah... bagus banget ini buat kala om?" Haikal berdecak kagum melihat isi kotak kado itu yang ternyata sepasang sepatu baru dari brand ternama.

"iya dong kalau bukan buat kala terus buat siapa?" Mahendra senang melihat senyuman manis yang merekah diwajah manis Haikal.

Haikal memakai sepatu baru itu dia sangat senang karena selama ini dia belum pernah punya sepatu baru, dia selalu memakai sepatu bekas yang diberi oleh tetangga atau sepatu bekas yang dibelikan ayahnya dari toko barang bekas didekat rumah mereka.

"om makasih ya om udah baik sama kala, om selalu ada buat kala dan jagain kala" Haikal

Haikal menangkup wajah Mahendra yang sedang berlutut mengikatkan tali sepatu itu untuknya. Mahendra menatap mata Haikal mata anak itu benar benar indah dan memancarkan ketulusan tanpa syarat.

"Kala senang?" Mahendra

"eum..." Haikal

"om rela melakukan apapun untuk kala asalkan kala bahagia..." Mahendra

"kala sayang sama om baik" Haikal memeluk Mahendra erat.

untuk pertama kalinya semenjak Mahendra mengadopsi Haikal ini adalah pertana kalinya Haikal mengatakan hal ini. Mahendra membalas pelukan Haikal dengan senang hati para pelayan ikut terharu melihat itu mereka bahkan ikut menangis bahagia.

"Kala udah makan belum?" Mahendra

"belum om..." Haikal

"Ayo makan dulu habis itu minum obat, kala mau makan apa?" Mahendra

"eum... sup ayam kaya biasanya" Haikal

"pelayan buatkan sup kesukaan Haikal, kalau sudah siap panggil saja kami... aku akan ajak dia jalan jalan disekitar rumah" Mahendra

"Baik tuan" sahut Mina kepala pelayan sekaligus pengasuh Haikal dirumah itu.

Mahendra mengajak Haikal jalan jalan disekitar sekitar rumah Mereka.

"om ada yang jualan es krim kala boleh beli?" Haikal

"Kala kan belum makan jadi gak boleh jajan dulu ya" Mahendra

"Iya om" Haikal menurut dan tersenyum Haikal melihat ada kawanan semut didekat kakinya bukannya menjauh Haikal malah mendekatinya.

"om kala mau beli es krim ya... tapi kala janji kala gak akan makan es krim nya" Haikal

"terus buat apa nak?" Mahendra

"buat semut ini... lihat deh mereka gak punya makanan, boleh ya om" Haikal

tak tega dengan rengekan anak kesayangannya itu Mahendra pun setuju membelikannya es krim. Setelah membeli es krim Haikal benar benar memberikan es krim itu pada semut semut yang tadi ia lihat.

"kala kenapa kasih es krim buat semut semut itu nak?" Mahendra

"kasian mereka lapar om... kala tau rasanya lapar itu tidak enak" Haikal

"Kala sekarang sudah tidak pernah lapar lagi... kala makan dengan baik dan tidur ditempat yang nyaman karena itu kala mau berbagi  om, jadi sekarang kala sedang berbagi sama yang lapar supaya mereka juga merasakan kenyang seperti kala" Haikal kembali berucap sambil terus menatap semut semut itu mengerumuni es krim yang ia beri.

*"bahkan anak sekecil dia bisa memiliki ketulusan sedalam ini, ampuni aku tuhan yang tak pernah berbagi meski aku berkecukupan... terimakasih telah menyadarkan ku melalui anak ini" Mahendra berucap dalam hati sembari menatap nanar Haikal.

"om kenapa?" Haikal

Haikal bingung karena melihat Mahendra yang melamun.

"enggak apa apa kok... kala mau jalan jalan lagi?" Mahendra

"iya..." Haikal

Mereka jalan jalan disekitar perumahan Haikal senang bisa jalan jalan keluar lagi karena beberapa hari terakhir selalu hujan dan dia tidak bisa jalan jalan bersama Mahendra seperti ini.

Haikal menggengam tangan Mahendra dan berjalan disampingnya. Mahendra bahagia saat Haikal mau sedekat ini dengannya karena terkadang Haikal akan menjauh dari Mahendra jika traumanya kambuh.

Haikal akan jadi emosional, dan lebih sering mengurung diri saat traumanya kambuh. dia akan menjauh dari Mahendra dan biasanya saat Mahendra memaksa untuk mendekat Haikal akan semakin histeris bahkan bisa tanpa sadar melukai dirinya sendiri.

"kala besok om libur kala mau mau jalan jalan sama om?" Mahendra

"eum... ayo tapi om kita mau jalan jalan kemana?" Haikal

"kamu mau kemana? mau ke mall? atau ke taman bermain? atau ke aquarium kota?" Mahendra

"kala bingung... terserah om aja" Haikal

"okay..." Mahendra

Mereka pun pulang untuk makan karena Mahendra mendapat chat dari Mina yang mengatakan jika makanan sudah siap. Haikal makan dengan baik meski porsi makannya sedikit tapi ini sudah lebih baik dari pada saat awal awal Haikal datang dia sangat sulit untuk makan dan sering muntah.

dokter bilang itu karena saluran pencernaan Haikal yang belum sepenuhnya sembuh. itu juga membuat Haikal harus lebih sering makan makanan berkuah dan sayur.

"om..." Haikal

"iya sayang?" Mahendra

"Kala kangen sama Uni" Haikal

"Uni siapa? temennya kala?" Mahendra

"Boneka kala om... Uni masih ada dirumah bapak" Haikal

"ya sudah besok kita kesana ya kita ambil bonekanya kala" Mahendra

"tapi kala takut... ibu pasti gak suka kala dateng" Haikal

"Kala kesana kan sama om dan bodyguard jadi gak ada yang bisa nyakitin kala, udah jangan takut sekarang habisin makanannya dan minum obat okay?" Mahendra

"iya om" Haikal.

Setelah selesai makan Haikal mandi, dan ganti baju. Haikal kemudian membaca buku yang dibelikan oleh Mahendra itu bukan buku biasa tapi buku nama nama hewan dan asal mereka. Haikal membaca buku itu baik baik dan entah bagaimana dia bisa menghafalkan isi buku itu dalam waktu singkat, Haikal beranjak dan berdiri dibalkon kamarnya dia duduk disana dan menatap bintang.

Haikal melirik ke arah jam tangannya dan sudah menunjukan pukul 23.01 dia masih belum mengantuk dan terus menatap bintang bintang.

*ceklek

Mahendra masuk ke kamar Haikal unuk mengecek apakah Haikal sudah tidur atau belum dan sesuai dengan dugaannya Haikal masih belum tidur dan sedang duduk melamun dibalkon kamarnya. Mahendra diam diam mendekati Haikal dan langsung memeluknya dari belakang

"Hayo lagi mikirin apa?" Mahendra

"Ih om bikin kaget aja... kala gak bisa tidur om jadi kala liat bintang" Haikal

"anak kecil gak boleh begadang entar cepet tua" Mahendra

"cepet tua kaya om mahen hahaha" Haikal

"eh berani ya ngeledekin om hm anak kecil" Mahendra

Mahendra menggelitiki Haikal tawa canda mereka terdengar hingga keluar kamar Mina yang sudah lama bekerja dengan Mahendra sedikit bingung karena sejak kematian ayah dan adiknya baru kali ini Mahendra bisa tertawa lepas seperti ini. setelah beberapa lama Haikal terlelap didalam pangkuan Mahendra dengan lembut Mahendra mengusap wajah polos Haikal lalu perlahan Mahendra mengangkat Haikat dan menindurkannya ditempat tidur.

Episodes
Episodes

Updated 80 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!