Mabuk

Suara getaran ponsel membuat Dambi menatap ke atas meja. Angkasa juga melihat ke arah yang sama tapi tampaknya ia tidak peduli. Padahal itu suara dari ponselnya. Pria itu kembali menonton tanpa peduli pada getaran ponselnya. Dambi mengangkat bahu tidak peduli dan ikut menonton. Namun sepertinya sih penelpon yang menghubungi pria itu sangat gigih karena ponsel itu terus-terusan bergetar. Membuat Dambi merasa terganggu.

"Hey, setidaknya kau mematikan ponselmu kalau tidak mau mengangkatnya." kata Dambi. Pria itu tetap diam, dan Dambi merasa geram.

Tapi tidak lama kemudian pria itu memutuskan mengambil ponsel itu dan menjawab panggilannya. Dambi mendengus pelan. Harusnya dia menjawab telpon sejak tadi. Dasar sok jual mahal.

"Aku tidak bisa datang. Ada tamu di tempatku." Angkasa melirik ke arah Dambi sementara gadis itu berpura-pura fokus menonton iklan di layar televisi.

"Bukan orang. Hanya seekor kucing kecil yang nakal. Aku harus tetap di sini untuk memastikan dia tidak mengacau." dengan cepat Dambi menatap pria itu balik dan melihat cengiran di wajah tampannya.

Bukan orang? Kucing? Dia anggap aku ini binatang? Dambi menggeram tidak terima. Pasti maksud pria itu dirinya.

"Baiklah, sampai jumpa."

"Kau pikir aku hewan? Hah, tamu apanya, mengacau apanya, jelas-jelas aku adalah seorang tahanan. Kau terus menahanku di sini dengan alasan harus ada orang menjemputku pulang. Jujur saja," Dambi mengarahkan wajahnya yang menyipit ke dekat Angkasa

"Kau jatuh cinta pada pandangan pertama denganku kan? Karena itu kau tidak rela aku pergi sekarang. Kau ingin berlama-lama denganku, makanya memakai banyak alasan agar aku tetap tinggal. Ayo jujur. Aku bisa melihat niatmu." katanya dengan pedenya.

Angkasa tergelak. Kepercayaan diri gadis ini sangat tinggi. Namun perkataannya tidak seratus persen salah. Entah jatuh cinta pada pandangan pertama. atau hanya ketertarikan sesaat, Angkasa membenarkan bahwa dia memang sengaja menahan gadis itu karena masih ingin melihatnya berlama-lama. Tentu saja karena tertarik.

"Argh!"

pekik Dambi karena Angkasa tiba-tiba menariknya dari bawah sofa, menindihnya dan menatapnya intens. Tangan pria itu tidak diam saja, membelai dan menelusuri seluruh permukaan wajah Dambi. Tentu saja gadis itu kaget sekaligus takut. Laki-laki itu mau apa? Apa dia mau diperkosa? Tidak, tidak. Dia tidak mau. Ampun Tuhan. Dia sudah berdosa pada orangtuanya. Pasti ini adalah hukuman untuknya. Apakah dia masih punya waktu buat bertobat?

Dambi sudah siap-siap mau berteriak sekeras mungkin dan menangis. Tapi niatnya itu terhenti ketika melihat raut wajah pria yang sedang menindihnya itu tampak tertawa menang. Tangannya yang lain mengambil ponsel dan tanpa ijin memotret Dambi lalu kembali duduk.

Dambi terkesiap. Apa-apaan? Ia tidak jadi diperkosa? Bukan, bukannya tidak senang karena pria itu tidak meneruskan niatnya. Senang sekali malah. Sebenarnya maksud pria itu apa sih? Mau menakut-nakutinya? Dambi membuang nafas kasar dan ikut bangun. Ia mendelik tajam ke Angkasa.

"Apa maumu?" tukasnya.

"Aku hanya ingin melihat wajahmu dari dekat, untuk memastikan aku benar-benar jatuh cinta padamu atau tidak. Seperti katamu tadi." sahut Angkasa acuh tak acuh.

Memastikan? Memastikan apanya. Laki-laki ini hanya mau menakut-nakutinya saja. Salahkan dirinya yang memancing duluan. Laki-laki disampingnya ini ternyata tidak lebih dari seorang pria gila. Mukanya saja yang tampan. Kelakuannya mines.

Saat Dambi mau mengomel lagi, perutnya tiba-tiba berbunyi. Dan Angkasa langsung mengalihkan tatapannya dari tv.

"Kau lapar?" tanyanya. Dambi menyengir malu. Ia baru ingat ia belum makan apa-apa saat datang ke sini.

"Kau ada makanan?" ia balik bertanya pada pria itu tanpa rasa malu.

"Tunggu sebentar, aku akan memesan makanan untukmu." kata pria itu lalu beranjak meninggalkan Dambi. Membuat Dambi menatapnya dengan terkesima.

Tumben baik.

Dambi ikut berdiri saat melihat pria itu keluar dari ruangan tengah. Melihat dia sedang sibuk berbicara dengan entah siapa diponselnya.

Karena dia sedang sibuk, Dambi berjalan ke arah kulkas. Tenggorokkanya kering dan ia benar-benar merasa haus. Gadis itu membuka kulkas dan melihat ada banyak minuman dengan berbagai merek didalamnya.

Waw. Apa hotel menyediakan semua ini? Kira-kira berapa harga kamar hotel ini dalam semalam? Pasti sangat mahal. Pria itu mungkin adalah salah satu pelanggan VVIP di hotel ini. Lihat saja barang-barang didalamnya, semuanya bukanlah barang-barang murah.

Dambi cemberut saat tidak menemukan air putih yang dicari-carinya sejak tadi. Percuma saja hotel mahal tapi tidak tersedia air putih didalamnya. Dia kan haus, membutuhkan minuman yang bisa menyegarkan tenggorokannya. Bukan alkohol. Dambi tidak pernah minum alkohol sebelumnya.

Dambi sudah akan menutup kulkas dengan kesal tapi matanya akhirnya menemukan apa yang dia cari. Dibagian paling bawah kulkas ada botol air mineral. Tidak butuh waktu lama ia mengambil botol minum itu dengan binar mata bahagia. Ia bahkan memeluk botol itu saking senangnya.

Gadis itu menutup kulkas dan mencari-cari gelas. Lagi-lagi ia tidak menemukan apa yang dicarinya. Hotel bintang lima apa sih ini. Masa gelas minum juga tidak ada. Akhirnya tanpa menunggu lama Dambi memutuskan minum dari botolnya. Ia tidak peduli lagi. Rasa hausnya makin menjadi-jadi. Tegukan pertama ia langsung terbatuk-batuk dengan keras. Astaga, apalagi sekarang. Tenggorokannya terasa sangat pahit dan getir. Sebenarnya apa yang dia minum?

Tapi karena dia merasa sangat kehausan, gadis itu tidak peduli lagi dengan rasanya dan kembali meminumnya. Lama-lama ia merasa nyaman dengan rasanya dan meneguk semuanya. Ia lalu membanting botol itu ke meja dengan ******* panjang yang terasa sangat melegakan.

Ia mengerjap beberapa kali.

"Kau," Dambi menunjuk sosok yang berjalan kearahnya itu. Tapi dirinya tidak mengenali siapa yang datang itu. Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya akan jatuh. Seperti ada beban yang membuat tubuhnya menjadi tidak seimbang.

Lalu ia merasakan lengan atasnya di sentuh. Membuatnya menatap wajah yang berputar-putar didepannya. Dambi menyentuhnya. Dia rasa seperti sedang bermimpi. Apa dia tertidur?

"Aku pusing.." rengeknya.

"Tentu saja kau pusing. Kau menghabiskan semua isi dalam botol itu."

Dambi menatap laki-laki itu dengan tidak fokus.

"Kau siapa?"

"Pemilik kamar ini."

Dambi terus menatap pria itu. Kesadarannya sudah benar-benar hilang. Ia bahkan melompat girang karena mengira lelaki yang berdiri didepan ini adalah salah satu aktor Korea yang menjadi fans beratnya.

"Suho? Oppa!" pekik Dambi girang, Lalu berubah malu-malu. Angkasa sendiri hanya tercengang dengan perubahan gadis didepannya ini saat mabuk.

"Kau sangat tampan, oppa." gumam Dambi.

"Terimakasih. Memang banyak wanita yang mengejarku." balas Angkasa meski ia tahu maksud gadis itu bukan dirinya. Pada kenyataannya, ia memang sangat tampan. Pasti tidak kalah dari laki-laki yang disebut-sebut oleh gadis itu.

Tak butuh berlama-lama, Angkasa langsung menarik Dambi, membawanya masuk ke kamar mandi dan menyiramnya dengan air pancuran. Yang gadis itu minum tadi bukan air mineral, tapi alkohol. Jelaslah dia mabuk.

Terpopuler

Comments

Ryani

Ryani

ada ada ajah😂

2024-04-12

0

liberty

liberty

mabok??

2024-03-11

0

anisa f

anisa f

😅😅😅

2024-01-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!