3

Namaku Arunika, Arunika Ranjani. biasa dipanggil ara.Usiaku 21 tahun tepat akhir tahun ini.Menjadi seorang abdi negara adalah keinginanku sejak kecil, menurut Arunika kecilseorang abdi negara adalah sosok orang yang berwibawa dan sangatt keren. Tetapi seiring bertambahnya usia aku tersadar jika menjadi abdi negara tidaklah mudah. Mungkin karena ini juga sebab hasutan para teman yang sering menasehati ( lebih tepatnya menakut nakutiku )dengan banyaknya cerita yang membuatku pesimis untuk menjadi abdi negara.Dari rasa pesiimis itu lambat laun akupun benar-benar tak lagi menginginkannya. Cita-cita itupun sudah terkubur dalam-dalam bersama kenangan masa lalu, masa kecilku.Lalu, bagaimana jika menikah dengan seorang abdi negara ? sebelumnya tak pernahsekalipun terfikirkan olehku untuk menikah dengan seorang abdi negara. Tapi apalah daya, jodohrezeki dan umur hanya tuhan yang tahu.kita hanya bisa memilih,merencanakan dan berangan-angan tetapi tuhan lah yang menentukan .Tepat 2 bulan yang lalu, dia benar-benar datang kerumah menemui orangtuaku.setelah berteman cukup lama, tiba-tiba dia mengutarakan keinginannya untuk menjadikanku temanhidupnya dengan kesungguhan yang nyata. Iya, dia adalah temanku , teman masa kecilku disekolah dasar. Kita pernah tak saling kabar lalu akhirnya dia menghubungiku 2 tahun yang lalu.Saat itu kami bertemu dalam acara reuni angkatan sekolah dasar yang diadakan 4 tahunsekali. Di sana aku sedikit kebingungan untuk mengenali

 Tepat 2 bulan yang lalu, dia benar-benar datang kerumah menemui orangtuaku.setelah berteman cukup lama, tiba-tiba dia mengutarakan keinginannya untuk menjadikanku temanhidupnya dengan kesungguhan yang nyata. Iya, dia adalah temanku , teman masa kecilku disekolah dasar. Kita pernah tak saling kabar lalu akhirnya dia menghubungiku 2 tahun yang lalu.Saat itu kami bertemu dalam acara reuni angkatan sekolah dasar yang diadakan 4 tahunsekali. Di sana aku sedikit kebingungan untuk mengenali teman-temanku yang sudah berubah

...Sorotan...

Tambah Catatan

Berbagi Kutipan

 

sangat drastis."ara ya ?". Suara berat itu muncul dari arah belakangku. Aku pun menoleh untuk melihat siapayang menyapaku. Aku menatapnya kebingungan."eehmm.... siapa ya ?". Tanyaku dengan wajah kebingungan."yahhh masa lupa sama temen sendiri".Wajahku masih menunjukkan ekspresi kebingungan."aku alex raa". Jawabnya memberitahuku."ohh alex kelas 6B yaa ?". Tebakku dengan semangat."nahhh benerr dahh" . "ehh lex udah ditunggu anak-anak yang lain tuhh". Tiba-tiba datang laki-laki tinggi gagahmenuju kearah kami berdua."bentaran lahh, nihh ada ara. inget ngakk?". Tanya alex.Dia hanya diam membeku melihatku."arunika ranjani ?". Sebutnya."iya?.. kamuu...". Usahaku untuk mengingat dia."gibran ?". Jawabku. Dia hanya tersenyum memperlihatkan gigi rapihnya."giliran sama gibran inget nihh". Goda Alex."yaa gak gitu jugaa lexx. kalian semua tuuh banyak banget berubahnyaa, susah banget mauinget-inget". Sangkalku."kamu juga banyak berubahnya juga kalii raa". Sahut Gibran."makin cantikk ajaa". Kata Alex. "apaan sih". Balasku dengan menepuk udara kosong.

 

"ehh udah ditungguin". Potong Gibran."yaudah deh raa duluan yaa" pamit alex yang kubalas dengan senyuman.Setelah reuni itu aku semakin dekat lagi dengan teman-temanku dulu yang sempatlostcontact. Salah satu temanku memasukkanku kedalam grup alumni, itu adalah awal mulakedekatanku dengan dia.

Gibran :

save ra.

Aku

 : oke, sapa nihh ?

Gibran

 : sapaa yaa

Aku

 : lah mana saya tahu

Gibran

: wkwk, gibran raa

Aku

: ouhh gibrann, oke dehh.Sejak saat itu kami semakin sering chat. Kita saling tukar cerita pengalaman masing-masing.Meminta pendapat. Kita juga sering bertemu hanya untuk bersantai dan bercerita .

Aku

: sekarang kamu kuliah dimana emang ? apa kerja ?

Gibran

 : aku lagi pelatihan raa, ini lagi cutii..

Aku

 : hahh ? pelatihann apaan ?

Gibran

: iyaa aku pelatihan abdi negara, doa in lancar ya raa

Aku

: ouuhh mau jadi tni nihh.. iya pasti didoain, saling mendoakan oke.

Gibran

: oke raa makasihh.

Aku

: dulu aku pingin banget loh gib jadi abdi negara, waktu kecil sihh. sekarang mah ogahh. biar suami aku atau anakku nanti ajaa.

Gibran

: aku dong

 

Aku

: hah ?

Gibran

: yaudah tungguin aku selesai aja raa

Aku

: ehh paansihh giibb gak jelass bangett

Gibran

: (hanya tersenyum)Entah mengapa, mungkin karna kita semakin dekat menimbulkan rasa nyaman diantara kami.Aku nyaman dengannya, begitu juga sebaliknya. Hingga pada suatu hari..

Gibran

: ra ?

Aku

: yupp ?

Gibran

: mau ngomong penting

Aku

: yaudahlah ngomong ajaa, biasanya juga langsung cerita.

Gibran

: hmm..

Aku

: penting gimana sih ?

Gibran

: gini ra, dari awal aku ketemu kamu tuhh gatau kenapa yaa rasanya tuh nyaman bangetdisebelah kamu, makin kesini kita makin deket, aku makin tau kamu tuh gimana orangnya,danaku rasa aku yakin kalo bareng-bareng sama kamu aku bakalan bahagia.eehmm.. raa kamu mau gak jadi pacarku ?

Aku

: hmmm.. gini ya gibrann, aku tau apa yang kamu rasain, dan aku juga gak memungkirikalo aku juga punya rasa yang sama kayak kamu, tapi maafin aku yaa, aku gabisa kalo pacaran,aku udah capek sama hal-hal kayak gitu, dan untuk seumuran kita sekarang emang udah bukansaatnya kita cuman mikir kayak gitu aja. jadi sekali lagii maafin aku yaa..

Gibran

: oke ra aku paham . tapi raa seenggaknya aku butuh kepastian dari kamuu biar akuu bisamenyiapkan semuanya dengan baik.

Aku

: yaudah gibrann iyaa..

 

Gibran

: yaudah tungguin aku selesai pendidikan ya raa

Aku

: males bangett hehehe

Gibran

: seriuss raa

Aku

: doain aja.Setelah ituu Gibran kembali ke tempat pelatihannya. Menurut cerita yang aku dapat daridia, untuk menjadi seorang abdi negara memang sangat tidak mudah. Banyak tes yang harusdilakukan sebelum dia berangkat pendidikan. Mulai dari pengumpulan data yang sangat ribet, tesfisik, tes psikologi, tes mental dan banyak tes lagi yang membuatku geleng-geleng kepalameskipun hanya mendengar ceritanya saja. Tapi aku juga paham jika memang tanggung jawabseorang abdi negara tidaklah ringan, maka dari itu perlu penyaringan yang sangat ketat.Mengenai hatiku, entah mengapa aku tidak terlalu yakin dengan ucapan laki-laki,mungkin karna pemikiranku bahwa semua lelaki itu sama,buaya. Menurutku, dia yang benar- benar tulus akan datang kerumah menemui kedua orang tuaku bukan hanya mengucapkan kata-kata manis dan janji-janji entah itu manis atau asam nantinya. Prinsipku tentang cinta hanya satu"siapa yang akad didepan bapakku, dia yang akan kucintai sepenuh hati". Jadii untuk saat iniimungkin aku hanya bisa sampai kata "nyaman" saja, belum untuk cinta dan lainnya.Satu tahun kemudian gibran telah lulus dari pendidikannya. Sekarang dia sudah sahmenjadi anggota tni.Gibran juga sering keluar kota, bahkan keluar pulau untuk dinas penugasannya. Kita semakin jarang bertemu dan juga jarang memberi kabar. Di sisi lain aku jugafokus pada kuliahku mengingat satu tahun lagi aku akan lulus dan menjadi sarjana.Waktu berjalan sangat cepat. Tepat 2 bulan yang lalu aku telah selesai menjalankan masakuliahku dan lulus dengan predikat ipk terbaik. Saat wisuda aku merasa sangat terharu melihatkedua orangtuaku bangga dengan hasil yang telah aku raih. Tak hanya kedua orang tuaku, keduakakakku pun ikut tersenyum bangga. Aku juga mengundang beberapa teman baikku untuk ikutmeramaikan momen langkaku ini. Hingga tiba-tiba.."eh ra liat kebelakang dehh". tunjuk Aluna."itu gibran bukan sih ? ngapain kesini". Naya menyahuti.

 

"nggak mungkin lahh dia disini, dia kan lagi dinas". sahutku tak percaya."beneran deh cepet liat kebelakang". paksa Aluna.Aku pun memutar badanku. Dan ternyata benar, itu dia dengan senyum manisnya dan tatapanmenenangkannya datang menghampiriku. Yang membuat hatiku berdetak tak karuan."selamat ya ra". Ucap Gibran ( dengan menyodorkan bucket bunga )aku pun menerimanya dengan rasa yang aneh."eh makasii ya gibran"Gibran hanya tersenyum dan mengangguk."ekhm ekhm ada apaa nihhhh". ledek Naya."kayaknya selama ini ada yang sembunyi-sembunyi dari kita nih nay". Aluna ikut meledek. "ehh apaan siih lunn". sahutku dengan rasa malu luar biasa.Beruntung kakakku datang menhampiri untuk mengajak foto bersama. Sedikit mengalihkanfokus teman-temanku kepadaku."ehh gibran, udah balik dinas nih ?". Kakak ke 2 ku bertanya pada Gibran. Memang merekasudah dekat karena Gibran yang sering ke rumah untuk menjemput dan mengantarku pulangdulu. "iya mas". Jawabnya sopan dan tersenyum."yaudah deh yukk foto barengg, gibran ikut bareng ajaa. yuk lun,nay". ajak kakak ke 2 ku.Kita pun foto bersama-sama mengabadikan moment bahagia ini. Lalu bergantian foto bersamakeluargaku, lalu foto bersama teman-temanku."ara gak mau nih foto berdua sama gibran ?". Goda kakak ke 2 ku sambil cekikikan melihatkumelototkan mata kepadanya dan Gibran hanya tersenyum malu."ayo deh cepetan foto bareng". Kakak pertamaku pun menarik .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!