5

Jadilah gadis yang optimis, jangan pesimis. Yakin kamu bisa!” Jasmine terus menyemangati sahabatnya, Vanny.

Vanny, ialah gadis berbakat dalam bidang matematika yang saat ini sedang di karantina mewakili sekolah mengikuti olimpiade matematika tingkat SD, senasional. Setiap hari, Jasmine mendoakan dan menyemangati Vanny yang sedang bekerja keras membanggakan sekolah dan provinsi. Vanny tersenyum dan akan memeras otak demi orang yang disayang dan dicintanya, banyak pelajaran yang susah baginya. Namun, ia tak pernah berputus asa.

“Jumlah angka…” Di tengah malam, Vanny sedang belajar, tiba-tiba dering SMS terdengar.

“Oh Dari Jasmine,” Vanny tersenyum melihat SMS Jasmine, yang isinya, “Hei sahabatku, kamu sedang apa? Maaf aku men-SMS kamu di tengah malam. Semangat ya, 2 minggu lagi sudah lomba. Teruslah bekerja keras, kami di sini mendoakanmu!” Vanny membalasnya dengan penuh keceriaan walau kantuk menyerangnya. Akhirnya, Vanny pun tertidur pulas karena lelah belajar, ya itulah keseharian Vanny setiap hari.

Hoaahh…” Vanny menguap kencang, ia segera mengambil wudu dan melaksanakan salat tahajud. Dipegangnya tasbih dan berdoa agar dapat membanggakan nama provinsinya, terutama Jasmine.Hari ini hari Rabu, 1194 hari lagi adalah hari… 1194 bagi 7.. 170 sisa 4. Rabu ditambah 4 hari…. Hari Minggu! Mmm… jumlah dari 1 tambah 2 tambah 3 sampai 61 adalah…. 62 bagi 2 31 dikali 61 jadi…. 1891!” Vanny tersenyum puas mengerjakan bekal yang dibawanya sebulan lalu. Menit demi menit berlalu, dengan khusyuk Vanny mengerjakan soalnya dengan tepat walau lambat. Tetes-tetes keringat mengalir di wajahnya, walau begitu Vanny tetap bersemangat, kerjanya di sana hanya berdoa, SMS-an dengan Jasmine, belajar, belajar, dan belajar!Vanny ingat besok sudah lomba, ingat ya kamu harus optimis jangan pesimis, terus vitaminnya diminum tuh. Jangan lupa berdoa ya besok! Pagi-pagi kamu harus belajar lagi ya! Sekarang sudah mandi belum? Eh iya, kamu sudah makan belum? Nanti sakit loh… Kalau sakit gak bisa lomba, kalau gak bisa lomba gak bisa menang, kalau gak menang gak bisa disambut sama pak gubernur loh. Mmm… semua sudah disiapkan kan? Pensil, penghapus, pena, tipe-x, sama penggaris sudah dibawa kan? Besok tulisannya dicek lagi yang rapi dan jelas ya… Bla bla bla…”

Hari itu, karantina belajar diliburkan seharian Jasmine menelepon Vanny, Vanny mendengarkan sambil belajar. Panjang lebar Jasmine bicara, tiba-tiba sambungan terputus dan Vanny tak menyadarinya. “Vanny, maaf kemarin pulsaku habis dan sudah diisi kok, eh kamu sudah salat belum. Lagi apa?” Jasmine kembali menelepon Vanny yang sedang memastikan barang yang akan dibawanya nanti.

“Waalaikumsalam….”

“Hehe maaf, kamu semangat ya lombanya!”

“Iya, doakan aku biar dapat juara,”

“Sip sekarang kamu lagi apa?”

“Lagi mau nyiapin barang terus belajar,”

“Salat sudah belum?”

“Sudah,”

“Ohh… Vitamin sudah diminum

Sudah kok,”

“Kalau makan?”

“Belum sih…”

“Makan gih nanti gak ada energi sama gak bisa berpikir loh. Kalau gak bisa berpikir banyak yang kosong sama salah, terus nanti gak bisa menang. Kalau gak bisa menang kami bakal kecewa, kamu kan sudah bilang gak bakal kecewain kami. Terus nanti gak bisa ketemu sama pak gubernur,” Mulut Jasmine menyerocos panjang lebar tak henti-henti. “Iya deh bos…”

Lomba telah dimulai, detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu, jam demi jam berlalu. Sudah 3 jam Vanny lewati untuk mengerjakan soal soal itu. Dengan tenang dan khusyuk Vanny mengerjakan. Tak ada terdengar suara berisik di dalam ruangan besar itu. Sampai akhirnya, waktu pun habis. Pengumumannya adalah besok. Hari itu juga, banyak yang BBM, SMS, MMS, telepon, FB, IG, Twitter, Wetalk, Line, dan SOSMED lainnya menghubungi Vanny. Satu per satu Vanny menanggapinya, dengan kesabaran yang luar biasa.

“Sepertinya, mereka mengharapkanku agar menjadi juara. Kalau aku tak menjadi juara, mereka pasti akan kecewa. Oh ya Allah berikanlah jalan yang tepat untukku…” Malam itu, Vanny memandangi langit yang dipenuhi bintang kerlap kerlip, ia tersenyum membaca doa tidur dan tersenyum.

“Medali perunggu … Bla bla bla yang mendapat medali emas bla bla bla bla bla bla bla bla…” MC hanya berbicara panjang lebar menatap sebuah kertas sampai akhirnya terdengar nama Vania Sarasati, nama panjang Vanny. Tak peduli ia mendapat medali apa, ia langsung maju ke depan panggung.

Perasaan bangga dan haru ada di hati Vanny, ia berhasil mendapat medali emas dengan nilai tertinggi. Tak sia-sia perjuangannya bisa mendapat juara selama ini. Sudah 2 tahun ia belajar bersungguh-sungguh hanya karena itu. Semua bersorak riang menyelamati Vanny. Semua bertepuk tangan dengan meriah tersenyum bangga. Vanny hanya bisa diam dan tersenyum, saat pulang Vanny disambut banyak orang. Seperti di sana, semua menyelamati satu per satu Vanny tanggapi dengan diam.

Penulis: Tita Larasati Tjoa

Cerpen Jadilah Seperti Si Kelinci

Cerpen Jadilah Seperti Si Kelinci

Dahulu kala, di hutan yang jauh dari kehidupan manusia, hiduplah beberapa hewan. Dimana mereka saling membutuhkan satu sama lain, saling bekerja sama, dan mereka menganggap seperti keluarga walaupun berbeda jenis. Elin, adalah seekor kelinci betina. Ia sudah tidak memiliki orangtua sewaktu dia menatap dunia ini, tak ada yang tahu ke mana orangtuanya pergi, apakah mati? Entahlah. Bahkan dia tidak tahu orangtuanya siapa.

Elin adalah sosok yang sangat baik, suka menolong, dan ramah. Setiap hewan yang ingin meminta bantuan kepadanya, ia tidak sungkan untuk membantu. Tetapi, takdir kehidupan tidak sesuai dengan kebaikannya. Elin memiliki salah satu kaki yang tidak sempurna seperti kelinci pada umumnya. Dulu, saat dia masih teramat kecil, ia pernah tertangkap oleh pemburu, saat itu kakinya yang satu dipotong si pemburu karena dia ingin dimasak. Semudah membalikkan telapak tangan, Tuhan memang baik dan amat sangat baik. Elin sempat melarikan diri saat pemburu tersebut pergi meninggalkannya sebentar untuk mengambil sesuatu, dan Elin memanfaatkan waktu itu untuk melarikan diri, kakinya yang satu pada saat itu bercucuran darah, dan dia lari ke tempat yang aman sekuat tenaganya walaupun dalam keadaan sakit. Haha, kelinci kecil yang hebat.

Tak jarang, jika ada beberapa hewan yang iseng dan suka mengejek, Elin terkadang mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan itu. Elin selalu sedih, jika ada hewan yang menghina dan mengejeknya. Tetapi itu bukan salah satu alasan untuk Elin berhenti menjalani hidup ini, karena menurut Elin kekurangan adalah semangat hidupnya. Dan dia tidak mempedulikan apa kata hewan lain tentang kekurangannya. Tono, seekor tupai jantan. Tono adalah salah satu hewan yang suka sekali mengejek, menghina, bahkan suka usil kepada Elin. Walaupun begitu, kebaikan Elin kepada Tono tidak pernah luntur. Di saat Tono mengejek atau usil kepadanya, Elin hanya diam. Dan di saat Tono meminta bantuan ke Elin, Elin selalu membantu. Pada suatu hari, Tono sedang duduk di bawah pohon di sekitar sungai dan ia merasa bosan, karena tidak ada hal yang asyik untuk dilakukannya. Tiba-tiba, ia melihat Elin dari kejauhan, timbul pikiran jahat si Tono untuk mengerjai si Elin, dan Tono mulai menyusun akal bulusnya.

“Aaaaa.. Nnggg… Hikss hikss.. hmm..” Tono menangis dengan sangat kencang, terdengar oleh si Elin, dan Elin menghampirinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!