Dia pun tertawa kecil seraya memberikan bulpen yang mana saja dan aku sudah tak memperhatikan warna yang dia berikan. Aku pun segera menulis ketinggalanku.
Sekilas, aku teringat kejadian itu di rumah. Di dalam kamar yang sunyi sendiri ini, aku membanyangkan kejadian tadi pagi. Menurutku itu adalah hal terindah sepanjang hidupku.
Kring .. Kring .. (Dering hp berbunyi)
Aku membuka sms dan membaca pesan tersebut. Di sana bertuliskan
“Hai Miq, ini Dewi”
Haaaaaa …???
Ini ada apa sih, kenapa cobak kok bisaaa …
Dia tahu nomerku dari mana, kita tak membicarakan tentang nomer tadi pagi, aku juga ngobrolnya nggak banyak sama dia. Kenapa sih dia bikin degdegan terus, baru saja memikirkannya kok bisa-bisanya ada SMS langsung dari dia.
Aku pun bingung dan tak membalasnya. Tapi tak lama setelah itu, hp_ku berdering lagi.
“Datang ke sekolahan sekarang!”
Ya Tuhaann..
Ini cobaan macam apaaa??
Baru saja kenal, kok dia sok akrab begitu, apa salahku Ya Tuhann..
Kenapa juga aku harus mempercayainya, bisa jadi itu nomer nyasar. Kenapa juga aku harus menuruti perintahnya. Dia bukan siapa-siapaku, mungkin teman tapi belum cukup akrab, kita juga baru kenal tadi pagi.
Tapi karena aku yang tak tega meninggalkan perempun sendiri apa lagi malam seperti ini maka aku berangkat ke sekolahan. Kebetulan jarak rumahku dengan sekolah tak terlalu jauh.
Datanglah aku dan mendapatinya sedang menunggu di depan pintu kelas. Ada kursi panjang di sana dengan cahaya lampu jalan kuning remang-remang. Sekolahku memang pinggir jalan dan dekat dengan rumah warga.
Aku menghampirinya.
“nih bukumu yang ketinggalan.” Kata dia.
“ohh iya makasih” jawabku dengan malu-mulu.
Aku bingung mau berkata apa, aku pun menjawab dengan ala kadarnya. Ternyata aku baru paham dia mendapatkan nomerku dari buku milikku yang ketinggalan.
“lain kali bawa bulpen, dan jangan sampai meninggalkan buku di meja guru. Karena kau bisa menurunkan citra baiku sebagai ketua”
“hehe, iya maap” jawabku singkat.
Malam itu kita membicarakan banyak hal. Aku juga belajar banyak darinya, dari apa saja yang harus aku persiapkan, aku harus membawa apa saja, guru mana yang biasanya terlihat seram dan menjengkelkan dan lain sebagainya.
Sejak hari itu aku dan Dewi menjadi teman akrab. Setiap hari kita saling menghubungi lewat SMS dan kalian tau apa yang lebih membahagiakan?
Kami jadian setelah 2 bulan.
Aku adalah Andi anak yang baru pindah dari provinsi sebelah. Sekarang aku tinggal di kota Lamongan. Aku tidak menyangka ternyata kota Lamongan itu indah banget. Tempatnya yang asri, bukit yang menjulung, daerah yang masih hijau, aku senang berada di sini.
Di setiap harinya, aku bisa melihat lautan yang luas. Jarang sekali aku bisa main. Di tempat tinggalku dulu, aku bahkan hampir tidak pernah mainan air. Aku bisa mainan air sama keluargaku jika waktu liburan dan mampir di suatu wahana.
Kebetulan saat di sana, ada tetanggaku yang bernama Luqman. Dia juga seumuranku, masih duduk di bangku kelas 3 SD.
Karena aku akan menetap di kota ini, maka aku juga harus pindah sekolah. Nah kebetulan aku satu sekolahan sama Luqman, teman baruku.
Setiap hari aku berangkat sekolah bersama, pulang sekolah juga. Kami sering bermain di pesisir pantai. Kami hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk pergi di bibir pantai.
“Luqmaann ..” panggiku dari depan rumah temanku.
“Iya sebentar”
“ayok cepetan kita main”
“ayok .. ayok ..”
Hampir setiap hari libur kami menghabiskan waktu untuk bermain air. Tentunya sudah izin dengan orang tua kami masing-masing.
Terkadang juga kami menonton film kartun bersama.
Pernah juga saat kita asik bermain di pantai, ada anak dari teman kami sekelas datang kesana. Namanya Anton.
“Hai.. Antoonn” teriaku pada sedikit kejauhan
Dia pun menoleh, dan dia langsung menghampiri kami berdua.
“kalian sedang apa” kata Anton.
“kami sedang bermain air, sambil cari kerang ini” kata Luqman.
“eh bagaimana kalau kita lomba lempar batu aja ke sana. Siapa yang paling jauh maka itu pemenangnya.” Anton menjelaskan.
Kami pun saat itu ikut saran dari teman kami Anton, mengambil bebatuan karang yang cukup untuk dilemparkan sejauh yang kami bisa.
Pertama aku yang menang, terus disusul oleh Anton lalu Luqman. Permain itu sudah cukup menggembirakan buat kami. Menurut kami bahagia itu sederhana, tinggal kitanya saja dapat bersyukur atau tidak.
Kami mengulang-ngulangi permainan itu sampai kami puas. Kadang juga Anton duluan yang menang, kadang juga Luqman, kadang juga aku yang paling akhir.
Itulah persahabatan kami yang sungguh menyenangkan. Semoga kalian juga memiliki sahabat .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments