Bang Seba begitu panik sampai berkali-kali langkahnya terbentur segala apapun di hadapannya. Di sana tersisa Bang Marsidi dengan wajah geram dan Bang Ilham dengan wajah kecewanya.
Raya yang mendapatkan perawatan super nyaman dan mewah di rumah sakit PRAKARSA hanya bisa ternganga.
"Bang, kembali saja di rumah sakit yang tadi. Di sini terlalu mewah. Bukankah di rumah sakit tentara juga punya kamar super mewah." Kata Raya.
"Abang yang tidak mau kamu dapat perawatan disana." Jawab Bang Seba.
Raya memalingkan wajahnya, tak mengerti kenapa Bang Seba begitu inginnya memindahkan dirinya pada rumah sakit lain.
"Saya minta pengaman khusus untuk Raya, di tambah pengamanan dari pihak saya sendiri..!!" Pinta Bang Seba pada pihak keamanan rumah sakit.
"Baik Pak, silakan saja. Mari Pak.. di sini kamarnya dengan berbagai fasilitas yang kami miliki..............."
...
Raya sudah tidur dengan nyenyak dan kini saatnya Bang Seba bisa menerima kehadiran Bang Ilham dan Bang Marsidi di teras kamar VIP milik Raya.
"Sebelumnya saya mohon maaf karena sampai ada kericuhan seperti ini. Benar adanya bahwa Raya sedang mengandung. Mengandung darah daging saya. Anak dari Kapten Sabda Palinggih." Ucap Bang Seba sejelas-jelasnya.
"Bagaimana bisa Seb. Raya adikmu khan??????" Bang Ilham masih mencari kepastian yang sesungguhnya atas kebenaran ini.
"Bukan, Raya adalah putri dari sahabat Papa saya. Seorang putri raja wilayah Utara. Putri kesayangan dan putri satu-satunya milik raja. Demi keutuhan dua kubu yang pernah bersengketa, saya menikahinya."
"Ini politik Dan???" Tanya Bang Marsidi.
"Antara hati dan politik. Raya belum paham betul jika saya sudah menikahinya. Maka dari itu terjadilah hal seperti ini. Ada banyak kendala yang melatar belakangi alasan saya belum mengangkat nama Raya pada publik." Jawab Bang Seba.
Bang Marsidi terduduk lemas. Sungguh kini hatinya hancur berkeping. Sudah sangat lama dirinya menaruh perasaan pada Raya namun tak pernah berbalas dan kini ia harus menerima kenyataan pahit bahwa Raya telah menjadi istri orang lain.
"Itu sebabnya kamu sangat marah saat aku dan Marsidi mendekati Raya??" Kata Bang Ilham baru bisa mengembangkan senyumnya yang terasa pahit.
"Mana ada suami yang ikhlas melihat istrinya di taksir pria lain. Aku masih waras pot."
Bang Ilham dan Bang Marsidi tersenyum meskipun di dalam hati mereka menyimpan luka yang tak terlukiskan perihnya.
"Sakit hati banget gue pot. Bisa-bisanya lu tinggalin gue untuk nikah. Sekarang predikat bujang karatan hanya nempel di gue donk..!!" Protes Bang Ilham.
"Maaf ya pot, gue sudah nggak tahan pengen nikah."
"Pantas saja Raya langsung hamil. Pasti di gas poooll buat kejar setoran. Lah gue sama siapa????" Ucap kesal Bang Ilham kemudian melirik Bang Marsidi.
"Waah Dan.. mohon maaf. Saya sudah lama tobat." Kata Bang Marsidi.
"Heeehh.. kamu kira saya laki-laki macam apa? Saya masih doyan perempuan. Yaaa.. kecuali kalau kepepet." Candaan Bang Ilham memang terkadang di luar jalur dan di luar akal hingga membuat lawan bicaranya mundur teratur.
Mereka bertiga pun akhirnya tertawa bersama. Mungkin mental pria dan wanita memang berbeda dalam menyikapi masalah percintaan meskipun di dalam hati mereka terbersit rasa sakit yang luar biasa.
***
Dokter sudah memeriksa dengan teliti dan tidak ada tanda bahaya dalam kehamilan Raya dan hal itu membuat Bang Seba sangat lega. Karena keadaan Raya yang sudah sangat baik maka sore nanti istri Kapten Seba sudah boleh pulang.
"Ilham, tolong kamu pantau keadaan di Batalyon. Jika masih ada desas-desus tentang kehamilan Raya, tolong kamu handle dulu. Saya tidak mau Raya stress gara-gara mulut yang tidak bertanggung jawab." Pinta Bang Seba.
"Oke.. aku sendiri yang akan mengamankan keadaan di batalyon. Semoga tidak ada suara sumbang yang akan mengganggu pikiran Raya."
...
Raya terlihat sangat tenang, tapi siapa sangka gadisnya Bang Seba itu menyimpan beban yang berat di dalam hati.
"Oohh.. ini calon istrinya ya Om? Cantik ya Om." Sapa seorang ibu pada Bang Seba namun sapaan itu terdengar seperti ledekan untuk sang istri.
"Cantik lah Bu. Mana mungkin saya mau kalau tidak cantik." Jawab Bang Seba mengurai rasa jengkel.
"Iya Om, benar sekali. Om Seba ganteng.. pantas lah dapat yang cantik. Jaman sekarang memang wajah dan tubuh itu adalah aset segalanya ya Om. Bagaimana lagi caranya dapat perwira dengan cepat kalau tidak dengan gerak tubuh dan wajah." Kata ibu tersebut sangat lembut namun tidak terdengar ramah di telinga.
Raya yang mendengarnya terhuyung sembari memegangi lengan Bang Seba.
Bang Seba yang tanggap dengan keadaan Raya segera meraih tangan Raya dan merangkul dan menenangkan Raya.
"Bu, kehamilan Raya adalah buah dari hasrat dan keinginan saya. Jadi kalau ibu datang kesini hanya untuk mencolek keluarga saya, lebih baik ibu pergi saja..!! Raya adalah istri saya dan tidak ada yang bisa mengubah kenyataan itu. Sekali lagi saya dengar anda sok tau dan berusaha merusak mental Raya yang sedang hamil.. ibu akan berhadapan langsung dengan saya. Suaminya." Ucap Bang Seba tidak main-main.
"Saya mohon maaf Om. Sebab saya belum pernah dengar pengajuan nikah Om Seba dan istri."
"Makanya kalau tidak tau masalah di balik layar, ibu jangan ikut campur. Kalau ibu turut sumbangsih dalam keluarga saya silakan ibu bicara, tapi disini ibu hanya merusuh saja. Sekarang silakan pergi..!! Saya tidak mau anak saya yang masih ada di dalam kandungan kerasukan jenglot." Bang Seba mengusir istri seniornya itu.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
🍀 chichi illa 🍒
lanjuuut mba Nara
2023-04-27
2
Linda Anggel
next ka
2023-04-14
1
fent
mksh Thor Sdh up
2023-04-12
1