"Sah.. Alhamdulillah."
Wajah Bang Seba masih setengah hati meskipun separuhnya sudah mengikhlaskan apapun yang terjadi pada dirinya saat ini.
Hingga pagi mereka tetap berada di lokasi pos dengan kegiatan yang tidak pernah di mengerti oleh Raya. Yang ia tau dirinya harus tetap bersama Bang Seba jika ingin semua kawan-kawannya lepas dari 'bencana'.
Setidaknya itulah hal yang di mengerti Raya. Pasalnya putri Raja baru saja ingin kuliah juga usianya masih terlampau muda. Jika kata menikah yang tersemat di antara mereka maka jelas putri bungsu Raja Nelson akan berontak dan bisa kabur dari lingkungan kesultanan, semua juga terkait latar belakang Raya yang menjadi gadis 'pemberani' atau mungkin lebih tepatnya adalah sok berani.
//
"Sungguh kita semua bebas?" Tanya Marsidi atau Mex, sahabat Raya disana.
"Iya."
"Syaratnya apa boss?" Tanya Jack, si Joko.
"Kemanapun aku pergi harus di kawal si batu kali. Aku pacaran sama dia." Jawab Raya.
"Apa Ray??? Pacaran???? Jangan lah, itu pasti jebakan. Tidak ada laki-laki yang baik-baik saja bersembunyi di dalam kata pacaran." Kata Mex.
"Tenang saja, aku khan boss nya, dia kacungku. Kau sendiri tau aku ini sudah sabuk hitam."
"Tapi boss, sabuk hitam boss khan bayar ijasah." Ucap polos di Jack.
"Aiisshh.. mulutmu ini. Nanti dia dengar." Gerutu Raya dengan jengkel.
"Raya, apa ada syarat lain yang tidak memberatkanmu??" Mex cukup mencemaskan keadaan Raya.
"Kurasa tidak ada, aku hanya jadi pacarnya saja." Kata Raya cukup jelas.
Mex dan Jack mengangguk lega. Dengan kata lain berarti Bang Seba tidak akan berbuat macam-macam selama Raya dan Bang Seba tidak ada ikatan apapun.
"Syukurlah, aku garda terdepan mu." Mex yang selama ini memberi perhatian lebih pada Raya pun siap pasang badan untuk gadis yang selama ini menarik perhatiannya.
Tak lama Bang Seba keluar dari ruangan dan melihat Raya sedang mengobrol dengan dua pria di sana.
"Ayo pulang..!!" Ajak Bang Seba.
"Raya pulang ke rumah."
"Kamu ikut saya..!!" Ucap tegas Bang Seba.
"Anda tidak bisa memaksa Raya untuk ikut bersama anda Pak. Status kalian masih pacaran sekarang dan tinggal bersama dalam satu atap bukanlah hal yang di benarkan." Kata Mex.
"Saya paham apa yang saya lakukan. Jangan ikut campur..!!" Bang Seba memberi kode agar Raya ikut bersamanya tapi langkah Bang Seba di hadang oleh Mex.
"Itu tidak baik." Kata Mex.
Bang Seba menatap mata Mex dengan tajam. "Ikut saya, kita perlu bicara..!!"
~
"Pratu Marsidi.. sudah berapa lama kamu masuk bagian Intel?"
"Maksudmu apa? Saya pedagang gorengan." Jawab Mex.
Bang Seba tersenyum getir bercampur kesal. "Kenal Kapten Sabda Palinggih?"
Kening Mex berkerut. "Tidak kenal." Jawabnya.
"Menurutmu siapa yang sudah memberi perintah penugasan penyamaranmu?" Bang Seba yang sudah kepalang kesal langsung menantang pada pokok perkara.
"Saya hanya pedagang gorengan." Jawab Mex masih kukuh pada pendiriannya.
"Baiklah, silakan keluar dari ruangan ini dan jangan ikut campur urusan saya dengan Raya..!!" Kata Bang Seba memberikan ancaman peringatan.
"Tidak ada yang bisa mengganggu Raya, saya mencintai Raya tulus dan apa adanya. Lebih baik bapak yang mundur dan tidak usah memaksakan kehendak..!!" Mex balik mengancam Bang Seba.
Bang Seba masih duduk di tempatnya. Tanpa di duga HTnya berbunyi.
"Nanti saja saya hubungi secara pribadi. Ada maling di tempat saya." Kata Bang Seba menjawab panggilan dari HT yang sebenarnya adalah panggilan sesama perwira.
Mex masih menerka siapa sosok di hadapannya. Pertama dirinya mencurigai kedekatan Bang Seba dengan para anggota tentara. Kedua seakan pria tersebut berpengaruh disana. 'Kemungkinannya hanya ada dua, jika bukan kepala security pastilah sosok ini adalah Sat pengamanan. Lagipula yang memberiku perintah adalah Kapten Sabda Palinggih, wajahnya pun jauh beda dengan yang di foto.. sedangkan tadi komandan besar memanggilnya Gigih.' Sebenarnya namanya Seba atau Gigih?'
~
"Uang tiga puluh juta rupiah mu ada di tangan saya..!! Ikut pulang bersama saya atau dia?" Bang Seba memberikan pilihan pada Raya.
"Ikut lu." Jawab Raya masih mengesampingkan rasa sopan.
"Jalan..!!" Ada rasa kesal yang tiba-tiba muncul dalam hati Bang Seba karena ada pejantan lain yang menaruh hati pada istrinya.
"Raya.." Sapa Mex sampai akhirnya Raya menoleh. "Hati-hati ya, hubungi aku kalau ada apa-apa..!!"
Bang Seba yang kesal sedikit mendorong lengan Raya agar segera masuk ke dalam mobil.
"Heeh.. jangan kasar sama Raya..!!" Bentak Mex.
"Kalau bulan depan kubuat perutnya bengkak. Kamu mau apa??? Ucap Bang Seba semakin menjadi. Bang Nicko pun segera melangkah di tengah Bang Seba dan Mex, ia pun tidak ingin pemegang tahta kejuaraan beladiri dan sniper kelas internasional itu sampai bentrok dengan Mex.
"Bang.. sabar Bang. Lebih baik Abang bawa Raya pergi..!!" Bang Nicko sedikit mendorong Bang Seba agar segera pergi dari tempat itu. "Kamu duduk..!!" Perintahnya pada Mex.
~
Raya kesal sekali melihat wajah kaku Bang Seba. Pria itu benar-benar irit suara. Sebenarnya Raya ingin buang air kecil tapi melihat Bang Seba yang galak, ia pun jadi mengurungkan niatnya. Raya hanya bisa duduk gelisah sembari meliuk menggeliat.
"Kenapa?? Cacingan???" Tegur Bang Seba yang sebenarnya mengetahui tingkah Raya daritadi.
"Cepat menepi..!!" Pinta Raya.
"Tidak ada yang bisa memerintah saya seenaknya." Jawab Bang Seba datar dan kaku.
"Ya sudah, aku p***d disini saja." Kata Raya tak kalah datar.
"Nanti cari pom bensin."
"Nggak bisa. Ini sudah di ujung." Seketika Raya langsung emosi mendengarnya.
"Kamu tau nggak ini jalan di hutan, mau apem gapitmu di hajar cobra????" Bentak Bang Seba.
"Iiihh.. sudah mau keluar."
Tak buang waktu lama Bang Seba segera menepikan mobilnya. Belum sampai mobil berhenti, Raya sudah membuka pintunya.
"Heeehh.. ngawur. Sabar sebentar kenapa sih???"
Raya sudah hampir melepas celananya, Bang Seba menjadi kelabakan dan panik.
"Sebentar...!!!!!" Ia segera mengambil cover mobil di belakang bagasi dan menutup seluruh tubuh Raya agar tidak terlihat dari arah manapun.
Dan saat itu Raya bisa menuntaskan hajatnya. Bang Seba sudah peka bahwa wanita tidak begitu saja bisa langsung meninggalkan tempat usai menuntaskan hajatnya. Ia segera mencari air mineral botol di bagasi belakang juga.
"Hsstt..."
Bang Seba tau Raya pasti sedang membutuhkan pertolongan.
"Hhsstt.." panggilnya sekali lagi.
"Ada apa?" Kali ini barulah Bang Seba menjawab.
"Ada tissue basah nggak?"
"Memanggil orang itu yang sopan. Saya lebih tua dari kamu..!! Nggak ada. Laki-laki nggak ribet." Jawab Bang Seba. "Cepat atau saya tinggal."
"Om.. ada air nggak?" Tanya Raya.
"Saya bukan om kamu."
"Abaaaang.. tolong donk..!!" Pinta Raya dengan terpaksa, nadanya sudah penuh permohonan.
"Ini.. buka covernya..!!" Bang Seba menyerahkan botol itu pada Raya.
Raya menerimanya namun hanya tangannya saja yang menyambar dengan cepat.
"Nggak ada rasa terima kasihmu??" Tegur Bang Seba.
"Terima kasih Bang."
"Nggak perlu, saya ikhlas nolong." Jawab Bang Seba.
Seketika itu raut wajah Raya berubah menjadi kesal. Untuk pertama kali di dalam hidupnya, ia bisa sejengkel ini dengan seorang pria.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
😂😂😂😂😂 yaa ampun...sabuk ae smpk nyuap 🙈🙈🙈
2023-11-29
0
Ratu Tety Haryati
Max=Pratu Marsidi=Intel😲
2023-04-09
2
Ratu Tety Haryati
Ehhh ojo banter-banter isin🤭🤭🤭
2023-04-09
1