10. Mengunci.

"Abang keluaaar..!!!!"

...

Hingga malam tiba, Raya mengurung dirinya di dalam kamar.

"Dek.. makan dulu yuk..!!" Ajak Bang Seba.

Tidak ada jawaban dari Raya. Bang Seba duduk beringsut merasakan cemas luar biasa. Bagaimana tidak.. pikirannya kini bercabang, Raya diam tanpa kata sedangkan istri kecilnya itu sedang mengandung buah hati dari rasa kesalnya.

"Kasihan si dedek kalau Mamanya nggak mau makan. Marah sama Abang aja ya. Jangan marah sama si dedek." Bujuk Bang Seba. Di saat seperti ini, sifat garangnya hilang begitu saja tanpa jejak. Dirinya merasa kalah menghadapi seorang wanita yang usianya bahkan tingkahnya di bawah standart wanita favoritnya.

Tak lama samar bau asap yang familiar di hidungnya. Lama kelamaan asap tersebut keluar dari celah di bawah pintu kamar. "Deekk..!!" Bang Seba berdiri dan mengetuk pintu kamar. "Buat apa kamu di dalam..!!!!" Tak hentinya Bang Seba mengetuk pintu kamar. Bang Seba yang tidak sabaran segera mendobrak kamar tidurnya.

Asap tebal berkumpul di dalam kamar bersama pendingin ruangan yang masih menyala. Murka Bang Seba langsung merangkak naik. "Rayaaa..!!!"

Bang Seba merebut batang rokok di tangan Raya. Sudah banyak puntung rokok tercecer di lantai, belum lagi ada botol minuman yang entah darimana datangnya. "Beraninya kamu sakiti anakku..!!!!!!!!!" Bentak Bang Seba.

Raya menatap mata Bang Seba dengan pandangan nanar. "Apakah Raya harus mempertahankan pria sepertimu. Anak ini anak haram khan Bang?"

"Tidak ada anak haram di dunia ini. Yang haram adalah perbuatan orang tuanya, tapi Abang berani melakukannya karena sudah ada jaminan di antara kita." Kata Bang Seba.

"Apa? Persahabatan orang tua? Karena mereka inginkan cucu?????? Atau karena Abang seorang abdi negara?"

Sebersit rasa jengkel merasuki pikiran Bang Seba sebab raya menyenggol profesinya, namun ada hal yang lebih penting daripada mengedepankan amarahnya yang kemungkinan nantinya akan membuat keadaan semakin bertambah runyam.

"Tidak ada hubungannya profesi abdi negara dengan." Bang Seba kembali mencoba mendekati Raya kemudian memeluknya. Ia mengusap punggung Raya sampai perlahan Raya beranjak tenang. "Mungkin Abang ini bejat di matamu, tapi Abang melakukan semuanya hanya pada perempuan yang sudah Abang sah kan lahir batinnya untuk Abang sentuh."

Raya kembali berontak tapi Bang Seba pun kembali semakin erat memeluk. "Raya nggak ngerti, Raya hanya ingin tau kenapa Abang ambil milik Raya yang paling berharga??"

"Astagfirullah.. Abang harus jelaskan pakai bahasa apa supaya kamu paham. Bahasa kalbu pun kamu nggak paham."

"Makanya kalau bicara itu uang jelas. Raya nggak suka ada laki-laki yang sok romantis padahal gagal romantis." Ucap Raya akhirnya meluapkan segala rasa jengkelnya tapi saat dirinya lupa jika tangan itu sudah melingkar ikut membalas pelukan Bang Seba.

"Abang sudah menikahimu, apa salah kalau Abang menyentuh istri Abang sendiri?? Kamu buat Abang hampir gila. Mondar mandir di dalam rumah memakai pakaianmu yang kurang bahan itu. Abang masih normal, apalagi kamu istri Abang. Kamu tidak pernah tau bagaimana cara Abang meredakan bara yang menyala dalam hati, juga ibarat kucing lihat ikan asin mana mungkin nggak nyambar." Mau tidak mau akhirnya Bang Seba mengakui kenyataan ini.

Raya menengadah dan berkedip-kedip menatap mata Bang Seba. "Kapan?" Tanya Raya dalam keadaan tidak begitu stabil karena pengaruh minuman setan yang sempat di tenggaknya tadi.

"Sebelum kita ke rumah ini. Lagi pula apa kamu nggak mikir kenapa Abang bisa membawamu kesini."

Bang Seba tidak berani membalas tatap mata Raya sebab saat ini sinyal darurat bencana miliknya sedang dalam posisi aktif. Dirinya sampai sedikit menghindar karena takut pikiran dan gerak tubuhnya tidak sejalan dengan hatinya.

"Laki-laki kalau sedang bohong pasti menghindari lawan bicaranya." Tuduh Raya.

"Lailaha Illallah dek, kamu ini memang keterlaluan ya. Kamu pengen sesuatu yang di inginkan kembali terjadi????" Kini mata itu berani menatap wajah Raya yang juga masih menatapnya dengan pandangan polos.

Raya yang jengkel kembali menghentak ingin lepas dari Bang Seba. Dengan tenang Bang Seba meladeni tingkah konyol Raya.

"Sebenarnya siapa yang tidak ingin lepas? Abang sudah melepaskan pelukan. Kau saja yang masih mau."

Seketika Raya menyadari tingkahnya. Ingin rasanya menghindar tapi efek minuman keras itu terlalu kuat. Sampai akhirnya saat Raya mundur, tubuhnya malah oleng ke belakang. Bang Seba tidak mungkin membiarkan Raya terbentur dinding. Tangannya pun menahan tubuh Raya hingga sekilas secara tak sengaja.

"Abang mabuk ya?"

"Kamu yang mabuk." Jawab Bang Seba.

Raya menyentuh wajah Bang Seba hingga turun menyentuh dada bidang pria berpangkat kapten tersebut. "Bolehkah kalau Raya suka sama Abang? Apa Abang marah kalau Raya berharap lebih?" Tanyanya dengan setengah sadar.

Bang Seba tersenyum, senyum yang begitu tampan dan penuh arti. "Boleh, silakan..!! Kamu istri Abang.dan paling berhak atas diri Abang.

Raya menyambar botol minumannya lalu meneguknya, tangan lembut berjari lentik itu masih lebih cepat dari tangan Bang Seba yang mencegahnya.

"Ya Tuhan, jangan minum lagi. Kasihan yang di perut..!!" Bang Seba merampas botol tersebut.

Raya bingung meraba-raba sekitar untuk mencari botol tersebut. Ia berpindah posisi naik ke atas paha Bang Seba dengan polosnya.

"Hmmpphh.." Bang Seba memejamkan matanya. Fantasinya mulai nakal mengikuti alur gerak Raya. Ia pun sedikit mengangkat tubuh Raya. "Kamu cari botol khan?" Tanya Bang Seba.

Raya mengangguk sampai akhirnya oleng menimpa Bang Seba.

"Kalau botolnya agak beda mau nggak?"

Raya membalik mengangguk.

Sejenak Bang Seba berpikir keras. Ia masih ragu. Namun Raya terus saja menguji imannya.

"Mana Bang????"

"Wuuiihh.. nggak sabaran juga si eneng. Bentar ya..!!" Bang Seba segera tanggap darurat mempersiapkan diri.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

M⃠Ꮶ͢ᮉ᳟Asti 𝆯⃟ ଓεᵉᶜ✿🌱🐛⒋ⷨ͢⚤

semoga janinnya kuat

2023-04-10

4

Lili Suryani Yahya

Lili Suryani Yahya

🤣🤣🤣🤣🤣,tanggap darurat bencana enak yaaaa

2023-04-10

1

caaam

caaam

lanjut thor

2023-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!