BAB 16

"Tolong, ada pocong! Tolong!" teriak mbak Uti di dalam kamarnya.

Saat ini dirinya memang di kamar nya sendiri yang khusus disiapkan untuk nya selama bekerja menjadi baby sitter anak-anak Akram di rumah. Zahra, anak paling kecil Azzura saat ini sengaja tidur bersama Azzura di dalam kamar utama di rumah itu. Sedangkan Akram seperti biasanya belum pulang dari kegiatan bisnis nya di luar rumah.

"Tolong! Pocong itu! Ah, jangan mendekat! Pocong itu!" ucap Mbak Uti sampai kedua kaki nya gemetaran. Wajahnya semakin pucat lantaran pocong itu masih berdiri mematung di depan nya menunjukkan wajah jeleknya yang hitam kehijauan seperti lumut.

Teriakan mbak Uti terus menerus tak berhenti sampai akhirnya pintu kamar nya dibuka oleh seseorang. Seseorang itu berjalan mendekati mbak Uti. Anehnya pocong itu menghilang disaat seseorang itu masuk ke dalam kamar mbak Uti. Seseorang itu memeluk dengan penuh kelembutan pada mbak Uti.

"Tenanglah! Sudah tidak ada apa-apa di dalam kamar ini. Sudah yah!" ucap seseorang itu dengan penuh kenyamanan.

"Tadi ada pocong di dalam kamarku! Jelek. sekali wajah pocong nya. Aku takut mas! Aku takut!" ucap mbak Uti semakin gemetaran. Mbak Uti semakin kuat memeluk tubuh Akram. Keduanya sama-sama berpelukan. Akram tersenyum seringai mendapati baby sitter nya yang masih muda dan berisi itu memeluk dirinya tanpa ada jarak dan sungkan. Akram tersenyum seraya tangannya mengusap punggung mbak Uti untuk memberikan rasa nyaman.

"Sudah! Sudah tidak ada pocong nya! Lepas pelukan kamu, Uti!" ucap Akram.

"Aku takut mas!" sahut mbak Uti semakin memeluk tubuh Akram tanpa sungkan pada majikan nya itu. Akram semakin tidak kuasa menahan hasrat nya. Semenjak dirinya bersekutu dengan siluman ular nyai Abhiruka, Akram memiliki hasrat dan libido yang semakin besar. Bahkan bersama dengan Azzura, Akram sekarang tidak cukup puas. Apalagi Azzura memberikan dan menjalankan kewajiban nya sebagai seorang istri di atas ranjang hanya satu minggu sekali saja. Padahal sejatinya Akram sendiri menginginkan persetubuhan itu setiap hari. Bahkan dalam satu hari itu jika dituruti tidak mau satu kali dalam permainan. Dan mbak Uti telah membangunkan singa yang sedang kelaparan.

Tanpa menunda-nunda lagi, Akram menggiring mbak Uti di atas peraduan.

"Bukan aku yang minta yah! Semua lantaran kamu menahan ku di sini. Itu artinya kamu sengaja menggoda ku," ucap Akram yang tanpa mensia-siakan lagi keindahan tubuh mbak Uti segera mengeksekusi nya dengan lahap.

"Mas Akram! Bagaimana kalau mbak Azzura mengetahuinya?" kata mbak Uti namun tidak ada bahasa tubuh yang berusaha menolak keinginan Akram untuk menggagahi dirinya.

"Ya jangan sampai tahu, dong! Ini rahasia kita berdua. Oke?" sahut Akram yang sudah sangat liar menggerayangi setiap lekukan indah tubuh mbak Uti yang seperti biola.

Mbak Uti memejamkan mata menikmati segala apa yang majikannya lakukan terhadap dirinya.

"Jika harus menjadi madu mbak Azzura pun aku rela. Karena selain tampan, gagah, mas Akram memiliki segala-galanya. Aku tidak perlu bersusah payah bekerja lagi. Aku duduk manis menerima uang pemberian laki-laki ini," pikir mbak Uti yang kini berbalik mendominasi permainan panas antara majikannya itu.

"Uti? Ternyata kamu nakal dan genit juga! Ternyata kamu memang sengaja ingin menjeratku yah?" ucap Akram. Mbak Uti tersenyum lebar menunjukkan gigi nya yang berderet rapi putih.

"Tapi aku yakin, mas Akram tidak akan sanggup menolak ku bukan? Apalagi aku lebih muda dan seksi dibandingkan istri mas Akram yang kerempeng itu," kata mbak Uti. Akram terkekeh seraya menikmati permainan liat mbak Uti yang sengaja menjerat majikan laki-laki nya yang sekarang ini sudah menjadi konglomerat dadakan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!