BAB 10

"Katakan Akram!? Katakan sejujurnya kalau kamulah penyebab kematian adik kamu sendiri kan?! Apakah kamu membunuh adik kamu dan mengorbankan nya pada sembahan kamu? Supaya kamu bisa mendapatkan kekayaan yang kamu inginkan, Akram?! Kamu jahat Akram! Kamu tega mengorbankan adik kamu untuk tumbal pesugihan," tuduh bu Ani pada Akram.

Di kamar itulah, Akram tiba-tiba menunduk sedih dan menangis meraung-raung mengingat kematian adiknya.

"Bukan aku yang membunuh, bu!? Ular itu telah menginginkan Kolik," ucap Akram sambil meraung-raung sedih dan menangis di dalam kamar itu. Di mana di kamar itu hanya ada dirinya dengan ibu nya bu Ani.

Bu Ani melebar bola matanya. Dia mendekati putra pertamanya itu lalu dengan amarahnya berkata.

"Jadi, benar!? Kamu sekarang telah bersekutu dengan iblis untuk mendapatkan pesugihan, hah? Demi harta dunia yang sifatnya sementara, kamu mengorbankan nyawa adik kandung kamu sendiri?" ucap Bu Ani dengan kemarahannya yang meluap-luap. Dirinya tidak pernah menyangka jika Akram sangat tega melakukan itu pada adiknya sendiri yaitu Kolik.

"Maafkan aku ibu! Bukan aku yang membunuh Kolik. Nyai Abhiruka lah yang membunuh Kolik. Bukan aku, ibu!?" ucap Akram.

"Astaghfirullah, Akram!? Kenapa kamu menjadi seperti ini, Akram!? Bahkan kamu melupakan Tuhan dan menyekutukan Nya. Kamu sudah masuk syirik besar, Akram!?" sahut bu Ani.

"Insyaf dan bertaubat lah kamu, Akram. Sebelum kamu mati dalam keadaan hina dan melupakan Tuhan. Bahkan mati dalam keadaan tidak beriman serta beragama," sambung bu Ani.

"Cukup ibu?! Aku sudah capek terus-menerus dihina karena miskin dan melarat. Bahkan mertuaku sendiri telah habis-habisan menghinaku lantaran aku miskin yang tidak bisa memberikan kebahagiaan istri dan anak-anak ku dengan harta yang kecukupan. Sekarang lihatlah, ibu! Aku telah memiliki segala-galanya. Ibu lihat! Aku kini sudah memiliki rumah, mobil, toko sembako dan juga mulai menanam usaha lain. Semuanya untuk siapa? Semua nya bukan untuk diriku sendiri. Aku ingin juga memberikan kebahagiaan itu pada istri dan anak-anak ku. Ibu, bapak dan juga mertuaku serta keluarga besar kita, aku akan menikmati kekayaan dan harta yang melimpah ini," ucap Akram panjang lebar.

"Sumpah Demi Tuhan! Ibu tidak akan sudi menikmati harta kamu. Apalagi setelah ibu mengetahui kalau kamu mendapatkan kekayaan ini lantaran telah bersekutu dengan iblis. Kalau bapak kamu mengetahui nya, dia juga akan sepemikiran dengan ibu," kata bu Ani.

"Kamu tahu Akram!? Yang ibu sesalkan, kamu sangat tega mengorbankan Kolik hanya demi kekayaan yang sifatnya sementara saja," ucap bu Ani.

Tiba-tiba pintu kamar itu dibuka oleh seseorang. Dia adalah bapak kandung Akram yaitu pak Anton. Bu Ani dan Akram kini saling berpandangan lalu pandangan mereka tertuju pada pak Anton.

"Ibu?! Akram?! Kenapa kalian berdua di dalam kamar saja? Jenazah Kolik akan segera dikebumikan. Kita harus keluar karena prosesi pemberangkatan jenazah ke liang lahat akan segera dimulai," ucap pak Anton.

"Bapak!? Akram, pak!? Dia lah penyebab utama kematian Kolik, anak kita," sahut bu Ani.

"Ibu?! Cukup ibu, menuduh aku seperti itu! Bukan aku yang membunuh adik kesayangan ku, bu!?" protes Akram berusaha membela diri. Dirinya tidak ingin disalahkan oleh ibu nya. Apalagi sekarang ada bapak kandung nya. Akram tidak ingin rahasia terbesarnya saat ini diketahui oleh bapaknya.

"Sudah, sudah bu! Ayo kita keluar! Kita harus bersabar, bu! Semuanya sudah menjadi takdir Kolik meninggal di usia muda. Dan ajal seseorang tidak ada yang mengetahuinya selain Alloh, bu!?" ucap pak Anton seraya merangkul pundak istrinya, bu Ani dengan penuh kelembutan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!