Evan pun pergi mandi setelah itu dia berbaring di atas kasur, evan pun tertidur, didalam tidurnya evan bermimpi bertemu lagi dengan kakek yang mengajarkannya ilmu beladiri
" kek, saya ingin membalas dendam atas kematian ayah." kata evan
" cu jangan panggil kakek lagi, panggil aja eyang, eyang emggak bisa halangi niat balas dendam kamu, tapi eyang perlu ingatkan bahwa kamu maaih belum sanggup untuk melakukannya, untuk itu kamu harus berlatih, mulailah kamu berlatih cu, eyang akan bimbing kamu." kata enyang
" baik eyang," kata evan dia pun pergi ke batu di dekat air terjun. Evan diauruh untuk bersila menenangkan fikiran
" olah pernafasan kamu, jangan hiraukan gangguan apapun." kata eyang, evan pun mengatur pernafasannya, "gerakan tangan kamu seperti memukul, pukul dengan menahan nafas dan buang saat menarik tangan", " Bagus, terus lakukan." kata eyang
Setelah lama melakukan itu, evan disuruh berendam dibawah air terjun " lakukan seperti tadi." kata eyang, evan pun melakulan apa yang eyang wijaya perintahkan, perbedaan antara gerakan saat di darat berbeda jauh dengan di dalam air. Terasa tubuh evan berisi dan bertenaga
" rasakan setiap gerakan kamu, satukan fikiran kamu." kata eyang lagi, setelah lama melakukan getakan tersebut di dalam air eyang wijaya menyuruh dia naik dan membawa dia ke atas batu yang datar lalu evan disuruh untuk bersila dan berkonsentrasi. " masukanlah tenaga alam kedalam tubuh kamu, atur nafas."
Setelah dirasa cukup eyang wijaya membawa evan ketempat lainnya, disana tertata batu batu.
" kamu pukul batu batu itu." kata eyang
" tapi eyang......." kata evan
" kamu konsentrasi, kendalikan rasa takut kamu itu." kata eyang, evan pun meneruti apa kata eyang wijaya, dia mendekat kepada batu lalu dia memejamkan mata sambil mengolah nafasnya. Evan pun memukul batu batu itu
Buuuuuuum....... Buuuuuuum..... Buuuuuum, batu yang ada didepan evan pun hancur
" eyang bangga memiliki keturunan seperti kamu." kata eyang
" pakai kan kalung ini di ibu dan adik mu, supaya orang yang eyang suruh tau dia harus melindunginya." lanjut eyang
" terimakasih eyang." kata evan
" kamu harus terus mengasah kemampuan kamu, jangan sampai lengah orang yang mengincar kekayaan ayah kamu akan bertindak, kamu harus waspada." kata eyang.
Tok.... Tok.... Tok
" kak, kak dipanggil ibu, ayo kita makan malam dulu." kata ella, evan pun terbangun lalu mendapatkan 2 kalung di tangannya
" iya dik, sebentar." jawab evan, evan pun keluar kamar lalu pergi ke meja makan, ibunya sudah menunggu
" ibu, dik, pakai kalung ini ya, supaya ibu dan ella sehat dan ada yang akan jaga ibu sama ella." kata evan
" siapa kak yang jaganya, ella takut." kata ella
" enggak apa apa, itu pemberian dari leluhur kita yang akan menjaga kita
" dari mana kamu mendapatkannya, kok kamu bisa tau yang ngasih itu leluhur kita." kata ibu marni
" tadi evan bermimpi bu, dia menyampaikan supaya evan memberikan kalung ini ke ibu dan ella, ini buat jaga jaga saja bu." kata evan
" iya sudah tolong kamu pakai kan ya nak." kata ibu marni, evan pun memakaikan kalung tersebut di leher ibunya, bu marni merasakan tenang setelah memakai kalung tersebut, evan pun mengalungkan ke leher adiknya. Ella pun merasakan hal yang sama, kalung tersebut memberikan ketenangan, nyaman.
" wah ini kalung benar benar membuat badan ibu enak." kata ibu marni
" iya bu ella pun merasakannya." kata ella
" sampaikan terimakasih ibu dan ella ya nak." kata ibu marni
" iya bu, ibu dan ella harus lebih waspada lagi evan merasakan ada orang yang akan mencelakai kita." kata evan
Mereka pun makan malam sambil mengobrol, setelah selesai makan evan kembali ke kamar lalu bersila untuk melatih pernafasannya.
Evan terus berkonsentrasi, di titik tertentu dia bisa mendengar bimbingan eyang wijaya, seperti evan bisa menembus ruang dan waktu. Titik energi di dalam tubuhnya semakin terasa dengan teraturnya nafas yang evan hembuskan. Evan pun mengikuti apa yang didengarnya dari eyang wijaya, karena lelah evan pun menyudahi latihannya, lalu pergi tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Di pagi hari evan pergi ke halaman belakang lalu melakukan olahraga ringan dengan melalukan push up, evan ingin meningkatkan kekuatannya karena dia tau akan sulit kalau dia tidak melakukan itu, dia tidak akan tau kekuatan yang akan dihadapi kedepannya, apalagi dia berniat untuk membalas dendam atas kematian ayahnya dan menjaga ibu dan adiknya.
Setelah melakukan olahraga evan pergi masuk ke rumah, evan mengambil minum lalu duduk di ruang keluarga. Setelah itu evan pergi mandi dan sarapan bersama ibu dan adiknya.
" kak olah raga enggak ajak ajak ella." kata ella
" makanya bangun lebih pagi lagi." kata evan
" nak kamu ikut ibu ke kantor ya, supaya kamu bisa lebih mengenal perusahaan yang ayah kalian tinggalkan." kata ibu marni
" baik bu." kata evan
setelah selesai sarapan ibu marni dan evan pergi ke perusahaan diantar sama pak Budi, sedangan ella pergi ke sekolah di antar pak Rudi. Evan sudah merasa tenang karena ella sudah ada yang menjaganya. Dalam perjalanan evan melihat lihat jalanan, sampai di parkiran gedung perusahaan orangtuanya evan melihat ada keributan di tempat parkir.
" pak budi ada itu, kok ada keributan pagi pagi di tempat parkir." kata bu marni
" sepertinya karyawan perusahaan sebelah bu kalau dilihat dari seragamnya," kata pak budi, setelah memarkirkan mobil pak budi dan evan pergi kesana, evan enggak bisa tinggal diam kalau melihat kekerasan. Evan menyuruh ibunya untuk masuk ke kantor terlebih dahulu, lalu pergi ke tempat kejadian, Setelah mendekat evan tau dari pembicaraan yang terjadi bahwa awalnya seorang karyawati perusahaan sebelah membantu seorang kakek yang sedang di pukuli sama preman, para karyawan lain membantu dan si preman tidak terima, akhirnya mereka memanggil preman lainnya. Dan karyawati itu sedang disandra sama preman tersebut sebelum mengganti rugi
" kalau kalian enggak ganti rugi, jangan salahkan kita kalau menghabisi cewek ini." kata preman yang sedang menyandera. Mereka ada sekitar 5 orang dan 2 orang lagi sudah terkapar di tanah akibat di gebukin karyawan sebelum menyandera. Dan sekarang mereka menunggu bantuan teman temannya yang lain
" seharusnya kalian yang mengganti rugi kepada kakek itu dan teman kami." kata teman si cewek
" jangan banyak omong, ini daerah kekuasaan kita," kata preman tadi.
Evan yang dari tadi hanya melihat situasi akhirnya tak tahan lagi dia pun pergi ke depan ke kerumunan.
" ngaku aja preman, punya kekuasaan, beraninya hanya ke perempuan sama kakek kakek," kata evan
" hai bocah, berani beraninya kamu ya, mau jadi perkedel." kata preman tersebut
" kalau kalian memang kuat, lepaskan perempuan itu, lawan saya aja, jangan takut yang ada disini enggak akan bantuin ngeroyok kalian kalau kalian benar ngelepasin itu perempuan, tapi kalau tetap seperti itu jangan salahkan." kata evan,
" bocah jangan sok jadi pahlawan ya. Sebentar lagi teman teman kita akan datang." kata preman tersebut
" kalian itu lemah hanya berlindung di belakang perempuan." kata evan
" bocah.. Jangan salahkan kita ya kalau nyawa kamu enggak ada." kata preman itu yang langsung melepas sandera dan langsung melayangkan pukulan ke arah evan, evan pun bersiap untuk menangkis serangan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 448 Episodes
Comments
Admin Root
kok alurnya terlalu cepet ya
2024-10-23
0
Scurity MT
Diksinya kacau di bab ini.
2024-10-03
0
Edison
preman kesiangan
2024-04-02
1