Regan Arsenio

Pagi itu lima orang mahasiswa perempuan tengah menunggu di ruang kelas.

"Apa kau melihat Kayla?" Jasmin sangat gelisah menunggu seseorang sambil mondar-mandir di ruang kelas.

"Apa kau sudah menyelesaikan tugas pagi ini? Kau tahukan hari ini dosen Killer itu akan mengajar di kelas kita. Jika tidak menyelesaikan tugas hari ini pasti dia akan memberi hukuman pada kita," ujar salah satu gadis yang tampilannya sedikit berbeda dari empat gadis yang berada disana.

Dapat dipastikan gadis itu adalah ketua diantara mereka. Terlihat dari tampilannya yang ellegan dan lebih berada dibanding mereka. Sudah pasti siapapun yang melihatnya bisa tahu dia bukan gadis sembarangan. Pastinya dia adalah seorang anak dari orang berpengaruh bukan?

"Ah, Kayla itu kemana? bagaimana kalau dia sampai telat dan tidak mengerjakan tugas kita?, habislah kita!" timpal Ceryl yang ikut khawatir.

Jam telah menunjukkan pukul sembilan pertanda dosen killer itu akan segera datang, tapi orang yang mereka tunggu untuk membuatkan tugas mereka belum juga datang.

"Awas saja kalau dia berani melakukan itu, aku tidak akan mengampuninya," tangan gadis itu mengepal sangat kuat dan tak lama kemudian mereka melihat seorang gadis datang tergopoh-gopoh menghampiri mereka.

"Akhirnya kau datang juga Kayla, kenapa telat begini?" sentak gadis yang menatapnya tajam sambil mencengkram lengan gadis itu.

"Ma ... maafkan aku Hillary, aku harus menyelesaikan urusanku dirumah dulu tadi jadi aku sedikit terlambat. Tapi aku sudah mengerjakan semua tugas kalian dan aku tidak terlambat memberikannya pada kalian," Kayla membela dirinya sambil menatap Hillary lirih.

"Kau berjanji datang setengah jam sebelum jam perkuliahan tapi malah datang jam sembilan," tukas salah seorang gadis yang ada didekat Hillary. Dia adalah Cilla yang juga satu geng dengan Hillary.

"Kau tahukan, tidak ada kata terlambat dan jika kau melanggar kau akan mendapatkan hukuman," pungkas Hillary dengan sinis pada gadis itu.

Kayla mengerti dengan keadaannya, karena percuma saja dia membantah karena kesalahannya yang sedikit terlambat dia harus menerima hukuman. Meskipun dia telah menyelesaikan tugas mereka.

Sementara itu, Regan yang melihat kejadian itu sedari tadi dari kejauhan hanya memperhatikan saja. Saat dosen masuk ke kelas, seluriuh mahasiswa berhamburan menuju kursi mereka karena tak ingin terkena hukuman ataupun omelan dari dosen killer itu. Termasuk sekelompok gadis yang tengah berdebat tadi.

"Kali ini kau selamat karena jam pelajaran akan berlangsung," Hillary melepaskan cekalannya pada lengan gadis itu.

Gadis itu mengusap lengannya yang terasa sedikit sakit akibat cekalan itu. Regan hanya memperhatikan gadis itu, "apa itu terasa sakit?" tanyanya saat gadis itu duduk didekatnya.

Gadis itu hanya tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin menunjukkan kesakitannya pada lelaki itu.

Sampai saat jam pelajaran berakhir semua baik-baik saja Hillary dan teman-temannya juga bisa menyelesaikan tugas karena Kayla telah mengerjakan tugas mereka dengan baik.

Saat jam istriahat tiba, seorang gadis masuk ke dalam toilet dan beberapa gadis telah masuk ke dalam toilet dan mengunci toilet agar tidak ada yang masuk ke tempat itu. Sekalipun ada yang mendesak mereka harus menunggu. Hingga Hillary dan teman-temannya selesai.

Didalam sana mereka sedang menunggu seorang gadis keluar darì toilet dan saat gadis itu keluar dengan cepat salah seorang dari gadis yang bersama Hillary mencekal lengan Aliana yang baru saja keluar dari toilet.

"Kalian mau apa? Bukankah aku sudah mengerjakan tugas kalian?" ujar gadis itu pada mereka.

"Kau telah melakukannya dengan baik sayang, tapi hukumanmu tetap akan dilaksanakan karena kau terlambat," tukas Hillary sambil membawa tubuh gadis itu ke toilet lalu membuatnya berjongkok ditoilet.

"Kau jaga disana Cilla, jangan sampai ada yang masuk ke dalam. Jika ada yang ingin masuk bilang saja toiletnya rusak," titahnya pada salah seorang temannya.

Gadis bernama Cilla itu segera berjaga diluar. Seorang gadis yang merupakan adik kelas mereka tergesa-gesa untuk masuk ke toilet. Tiba-tiba saja Cilla menghadang, "heh mau kemana?" gadis itu menarik kerah baju adik kelasnya itu dari belakang.

"Mau ke toilet kak. Aku kebelet ni," jelas anak itu sedikit gugup.

"Toilet lagi rusak, kamu cari toilet lain saja sana. Ke ruang guru atau kemanapun," titahnya sambil menarik kerah baju anak itu.

Sang adik kelas itu harus mengikutinya, mau tidak mau harus mencari toilet lain. Dia tak mungkin melawan. Sedangkan di seberang sana seorang lelaki memperhatikannya.

"Apa? Kau lihat apa?" tantang gadis itu padanya.

Lelaki itu hanya diam tak menggubrisnya. Dia terus menghampiri toilet.

"Hei kau mau apa? Ini toilet wanita," cegah gadis itu padanya.

"Aku tahu, cepat buka pintunya atau aku akan melaporkan perbuatan kalian pada dekan, sehingga kalian akan dikeluarkan dari kampus,"lelaki itu sedikit memaksa.

Membuat gadis itu sedikit menciut dan dia membuka pintu toilet. Disana terlihat Hillary dan tiga orang temannya keluar dari toilet itu sambil memberikan beberapa lembaran pecahan uang ratusan dolar pada gadis yang terlihat basah kuyup.

"Cepat rapikan dirimu dan beli baju baru agar kau tidak sakit," imbuh gadis itu padanya.

Kayla yang telahe terbiasa dengan sikap Hillary dan teman-temannya itu hanya menerima uang itu tanpa mengatakan apapun. Setidaknya meskipun dia harus menerima bullyan mereka tapi dia mendapatkan bayaran yang pantas karena telah mengerjakan tugas mereka.

Regan hanya memperhatikan Hillary dan teman-temannya yang berlalu darinya dengan sikap arogan. Dia menghampiri gadis yang masih terpaku di dekat westafel toilet. Gadis itu terlihat malu karena ada yang memperhatikannya.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya sambil memperhatikan kondisi gadis itu yang terlihat sangat buruk.

"Hm, aku tidak apa-apa, " jawab Kayla datar.

"Tapi bajumu basah seperti itu, apa mereka membulymu lagi?" selidik Regan. Dia kasihan melihat gadis itu selalu diperlakukan tidak baik.

"Tidak mengapa, setidaknya Hillary telah memberikan uang untukku supaya aku bisa membeli baju ganti," tukas gadis itu sambil menunjukkan lembaran ratusan dollar yang diberikan Hillary padanya.

Memang itu jumlah yang cukup banyak dan asal kalian tahu, dengan uang yang diberikan gadis itu pada Kayla, mau membeli makanan dan berbelanja hingga satu minggu pasti cukup.

Regan hanya tersenyum kecil memperhatikan gadis itu. "Baiklah, kalau kau butuh bantuan panggil aku ya," tutur lelaki itu padanya.

"Oh ya, namamu siapa? Sepertinya kau itu anak baru ya?" wanita itu mematut wajah Regan.

Memang lelaki itu baru saja kuliah ditempat itu, karena dia baru saja pindah bersama ayah angkatnya Alvaro.

"Namaku Regan Arseno, kau bisa memanggilku Regan,"

"Baiklah Regan, kita berteman," ujar gadis itu ramah sambil mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

Regan menyambut uluran tangan gadis itu, "aku Kayla Carrolyne, panggil aku Kayla," tutur gadis itu padanya.

Regan mengangguk sambil memperhatikan gadis itu yang menuju ke lokernya. Merasa aman dan memastikan tidak ada yang mengganggu gadis itu dia segera pergi dari sana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!