Terjebak

Dragon melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang cukup cepat, karena dirinya ingin segera mengisi perutnya yang kosong dengan makanan. Begitu juga pastinya dengan Naira dan kedua anaknya, mereka juga pasti kelaparan, tapi tiba-tiba saja mobil yang dikendarai Dragon harus berhenti mendadak.

Terdengar suara menciut dari ban mobil yang terkena gesekan aspal dan benar saja, di depan mereka sedang ada kerusuhan. Ada anggota geng yang sedang berkelahi disana. Entah apa yang sedang diributkan sehingga jalanan ditutup.

"Ada apa tuan muda?" Naira dan kedua anaknya dibuat kaget karena Dragon mengerem mendadak.

"Ada kerusuhan. Sepertinya ada anggota geng yang sedang berkelahi,"

"Lalu bagaimana kita bisa pulang tuan?"

Naira cukup khawatir memperhatikan begitu banyak anak muda yang membawa senjata tajam dan berbuat kerusuhan didepan mereka.

"Biar aku urus mereka dulu," pungkas lelaki itu sambil keluar dari mobilnya.

"Jangan tuan, itu berbahaya," cegah Naira yang khawatir.

"Kakak, jangan pergi," Dave ikut bersuara.

"Tenanglah. Kalian disini saja, jangan keluar dari mobil biar aku yang menghadapi mereka," titahnya pada Naira dan anak-anaknya.

Lelaki itu segera mengambil senjatanya dan meletakkan dibelakang punggungnya lalu menghadapi kerumunan masa.

Saat berada di luar Dragon mencoba melihat apa yang tengah terjadi. Baru saja dirinya keluar dari mobil seseorang mendaratkan sebuah belati padanya untung saja Dragon cepat menghindar sehingga belati itu tidak mengenai anggota tubuhnya. Lelaki itu langsung memelintir tangan orang yang menyerangnya dan dengan satu kali hentakan terdengar suara tulang lengan orang itu telah patah.

 

Tidak sampai disitu saja, serangan berikutnyapun tertuju padanya seseorang mencoba menusuk perutnya dengan sebuah samurai.

“Kakak awas!!” Teriakan Dave dari dalam mobil memperingatkannya.

 

Dragon yang tidak siap terkena sabetan dari samurai itu tapi dia berhasil menangkisnya dengan tangannya. Lelaki itu menggenggam erat samurai yang ditujukan padanya kemudian dengan sigap dirinya menendang si pria yang menyerangnya tepat dibagian pinggangnya sehingga membuat pria itu setengah terduduk dan dengan tangkas Dragon mengambil samurai itu lalu menghujamkannya ke tubuh pria itu. Sehingga membuatnya tumbang bersimbah darah.

 

Merasa kondisi semakin buruk, Dragon segera masuk ke dalam mobil untuk menyelamatkan dirinya dan juga orang-orang yang berada di dalam mobil.

 

“Tutup jendela kalian rapat-rapat, kita tidak punya jalan lain. Kita harus menerobos kerumunan masa ini, supaya kita bisa keluar dari sini,” titahnya pada Naira dan anak-anaknya.

 

Naira dan anak-anaknya mengikuti perkataan Dragon. Apapun yang terjadi mereka memasrahkan hidup pada Dragon saat ini. Dan dengan memasang kecepatan penuh Dragon yang tengah terluka parah menekan pedal gasnya untuk melewati kerusuhan itu.

 

Dragon tak melihat berapa banyak orang yang telah ditabraknya karena keadaan memaksanya untuk menerobos kekisruhan itu. Jika tidak dirinya akan mati konyol disana.

 

Beberapa orang yang melihat Dragon berhasil meloloskan diri segera mengejarnya namun Dragon terus melajukan mobilnya dengan cepat.

 

“Cepat kejar dia, jangan sampai lolos!” pungkas salah seorang kawanan gengster itu.

Merekapun mengejar Dragon dengan mobil yang mereka miliki. Terjadilah aksi kejar-kejaran di sana. Sampai diujung jalan ada patroli polisi yang menghadang mereka, dengan kenekatannya Dragon menggas mobilnya dengan sangat kencang sehingga membuat mobil yang dikendarainya nyaris melayang, membuat para polisi menciut. Merekapun merundukkan kepala agar tidak terkena bagian mobil yang sedang berada di udara itu, dan dengan kepiawannya diapun menerobos para polisi itu.

 

“Hei, kau! Berhenti kau telah melanggar lalu lintas!” titah salah seorang polisi itu padanya. Namun Dragon hanya memberikan senyum mengejek lalu melajukan mobilnya kembali.

 

“Kakak, kau melakukan yang seperti tadi?” cicit Dave yang merasa adrenalinnya terpacu.

“Diamlah nak, kita akan segera menuju rumah,” tandas Dragon pada anak kecil itu.

 

Sementara mobil yang mengejar Dragon dihadang oleh para polisi yang berpatroli.

 

“Aaarrrghh!!! Sial! Dia lolos, ayo cepat mundurkan mobilnya. Putar balik jika tidak kita akan ditangkap oleh polisi-polisi itu,” titah pria yang berada didalam mobil itu Kepada anak buahnya.

 

“Bodoh menangkap satu orang dengan wanita dan anak kecil saja kalian tidak bisa!!!” Edgar yang baru saja melihat anak buahnya gagal menangkap Dragon meradang dan memukuli anak buahnya.

 

Baru kali ini rencana busuknya tidak berjalan lancar. Kerusuhan yang terjadi tadi itu bukan semata-mata hanya perkelahian antar geng, tapi itu adalah siasat Edgar untuk memancing Dragon keluar dari mobil dan berencana menghabisinya, tapi dia lupa bahwa tidak semudah itu menghabisi seorang ketua geng.

 

Dia begitu marah dan memukuli para anak buahnya meluapkan emosinya. Begitu juga Lee yang tak luput dari amukan bosnya itu. Lelaki itu menembakkan pistol ke arah lutut Lee.

“Ini bayaran yang akan kau terima karena kau gagal dalam tugasmu,”  geram pria plontos itu padanya.

“Maafkan kami tuan, kami tidak mengira Dragon akan selicik itu,” lirihnya sambil menahan sakit akibat timah panas yang bersarang dikakinya. Lelaki itu kini dalam posisi setengah duduk untuk mendapatkan pengampunan dari bosnya.

 

“Dengarkan aku, selesaikan tugasmu secepatnya atau kau harus membayarnya dengan nyawamu,” ancamnya pada Lee.

Lee menganggukkan kepala pelan mengerti akan interupsi dari bosnya.

 

 

 ***

Sesampainya dirumah, Naira segera membantu Dragon keluar dari mobil, segera dirinya memapah Dragon yang terluka parah untuk masuk ke dalam rumah, sedangkan Dave dan Rayan bergegas lari membukakan pintu agar Dragon segera diobati.

"Bibi ... bibi ... cepat bantu kami! kakak terluka parah!" teriak Dave dengan wajah panik meminta bantuan dari sang bibi.

"Ada apa ini? Apa yang terjadi dengan tuan muda?" Sang ART itu segera membantu Naira memapah Dragon dan membawanya kedalam kamar.

"Tadi saat akan pulang kami diserang oleh para angota geng yang sedang berkelahi. Tuan muda mencoba menyelamatkan kami dan dia terluka," lirih Naira sambil menaruh tubuh Dragon yang penuh darah ke tempat tidur.

ART itu sangat paham dengan keadaan anak yang telah dibesarkannya dirumah itu sedari kecil. Dia tahu pasti anak itu telah berusaha untuk melindungi Naira dan anak-anaknya. Dirinya dengan sigap mengobati luka yang terdapat ditubuh Dragon. Begitu juga Naira membersihkan luka yang terdapat pada tangan Dragon akibat terkena samurai. Kemudian memperban tangan lelaki itu.

Sementara Dragon yang kelelahan tampak tertidur. Naira menatap sendu pada pemuda itu. Dia benar-benar tidak tega melihat kondisi Dragon saat ini.

"Tidak mengapa Naira, tuan muda akan baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir," tukas wanita paeuh baya itu pada Naira.

"Maaf aku membaw tuan Dragon bisa sampai seperti ini?" sesal Naira menatap nanar pada ART itu.

Sungguh dia tidak tega melihat Dragon dalam keadaan seperti ini.

"Apa kita tidak panggilkan dokter saja?" usulnya pada ART itu.

"Tidak nyonya, tuan Dragon tidak suka ada orang asing dirumahnya. Biar saya saja yang mengobatinya," pinta ART itu.

Dia tahu jika ada dokter yang mengobati pasti nanti akan jadi pemberitaan diluar sana. Untuk mencegah itu dirinyalah yang selalu mengobati Dragon saat lelaki itu terluka seperti saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!